Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SpaceX Nonaktifkan Ribuan Perangkat Starlink yang Digunakan Sindikat Penipuan di Myanmar

Kompas.com - 24/10/2025, 12:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - SpaceX menonaktifkan lebih dari 2.500 perangkat Starlink yang digunakan oleh sindikat penipuan siber di wilayah tanpa hukum di Myanmar.

Langkah ini diambil di tengah upaya otoritas kawasan melakukan razia besar-besaran terhadap pusat kejahatan siber yang beroperasi di sepanjang perbatasan Myanmar–Thailand.

Dilansir dari CNN, Kamis (23/10/2025), SpaceX menyatakan, pihaknya terus memantau dan mengidentifikasi pelanggaran di seluruh wilayah tempat layanan Starlink beroperasi.

“Dalam kasus langka ketika kami menemukan pelanggaran, kami akan mengambil tindakan yang sesuai, termasuk bekerja sama dengan lembaga penegak hukum di seluruh dunia,”
kata Wakil Presiden Operasional Bisnis Starlink, Lauren Dreyer, dalam unggahan di X.

“Di Myanmar, misalnya, SpaceX secara proaktif mengidentifikasi dan menonaktifkan lebih dari 2.500 perangkat Starlink di sekitar area yang diduga menjadi ‘pusat penipuan’," tambahnya.

Namun, Dreyer tidak menyebutkan kapan tepatnya perangkat tersebut dinonaktifkan.

Pengumuman itu muncul tak lama setelah militer Myanmar mengeklaim telah menemukan 30 set penerima dan perlengkapan Starlink dalam penggerebekan di salah satu kompleks penipuan minggu ini.

Baca juga: Alasan Starlink Tidak Lagi Menerima Pelanggan Baru di Indonesia


Sindikat penipuan siber di Myanmar

Menurut laporan Australian Strategic Policy Institute (ASPI), terdapat sekitar 30 kompleks besar di sepanjang perbatasan Myanmar–Thailand yang secara khusus digunakan untuk menipu korban, termasuk warga Amerika Serikat (AS).

Total kerugian diperkirakan mencapai miliaran dollar AS setiap tahun.

Para pekerja di pusat-pusat ini sering terjebak oleh tawaran pekerjaan bergaji tinggi atau bahkan diperdagangkan, sebelum akhirnya dipaksa melakukan penipuan daring di kawasan berpagar ketat.

Mantan tahanan mengungkapkan, pemukulan dan penyiksaan merupakan hal yang umum terjadi di sana.

Selama lebih dari setahun, AS telah menyuarakan kekhawatiran bahwa jaringan kriminal di Myanmar menggunakan Starlink untuk mengakses internet dan menjalankan operasi penipuan lintas negara.

Baca juga: Puluhan Warga Korea Selatan Dipulangkan dari Kamboja, Diduga Terlibat Sindikat Scam

Penyelidikan terbaru oleh AFP menemukan, perangkat penerima Starlink dipasang di atap-atap kompleks penipuan dalam jumlah besar.

AFP juga melaporkan bahwa Kongres AS sedang menyelidiki kemungkinan keterlibatan Starlink dalam aktivitas ilegal tersebut.

Langkah SpaceX ini dilakukan di tengah meningkatnya kejahatan penipuan global yang kini memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dan mata uang kripto untuk memindahkan uang hasil kejahatan tanpa terdeteksi, menurut Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC).

Halaman:


Terkini Lainnya
Puasa Ayyamul Bidh November 2025 Mulai Besok, Ini Jadwal Lengkap dengan Niat dan Keutamaannya
Puasa Ayyamul Bidh November 2025 Mulai Besok, Ini Jadwal Lengkap dengan Niat dan Keutamaannya
Tren
Daftar 25 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Ada 5 Long Weekend
Daftar 25 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Ada 5 Long Weekend
Tren
Anak Kembar Identik Tenyata Tak Punya IQ Sama, Ini Penjelasan Studi
Anak Kembar Identik Tenyata Tak Punya IQ Sama, Ini Penjelasan Studi
Tren
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
Tren
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Tren
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
Tren
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
Tren
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Tren
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Tren
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
Tren
Kisah Bayi '7-Eleven' yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Kisah Bayi "7-Eleven" yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Tren
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Tren
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Tren
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Tren
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau