KOMPAS.com - SpaceX menonaktifkan lebih dari 2.500 perangkat Starlink yang digunakan oleh sindikat penipuan siber di wilayah tanpa hukum di Myanmar.
Langkah ini diambil di tengah upaya otoritas kawasan melakukan razia besar-besaran terhadap pusat kejahatan siber yang beroperasi di sepanjang perbatasan Myanmar–Thailand.
Dilansir dari CNN, Kamis (23/10/2025), SpaceX menyatakan, pihaknya terus memantau dan mengidentifikasi pelanggaran di seluruh wilayah tempat layanan Starlink beroperasi.
“Dalam kasus langka ketika kami menemukan pelanggaran, kami akan mengambil tindakan yang sesuai, termasuk bekerja sama dengan lembaga penegak hukum di seluruh dunia,”
kata Wakil Presiden Operasional Bisnis Starlink, Lauren Dreyer, dalam unggahan di X.
“Di Myanmar, misalnya, SpaceX secara proaktif mengidentifikasi dan menonaktifkan lebih dari 2.500 perangkat Starlink di sekitar area yang diduga menjadi ‘pusat penipuan’," tambahnya.
Namun, Dreyer tidak menyebutkan kapan tepatnya perangkat tersebut dinonaktifkan.
Pengumuman itu muncul tak lama setelah militer Myanmar mengeklaim telah menemukan 30 set penerima dan perlengkapan Starlink dalam penggerebekan di salah satu kompleks penipuan minggu ini.
Baca juga: Alasan Starlink Tidak Lagi Menerima Pelanggan Baru di Indonesia
Menurut laporan Australian Strategic Policy Institute (ASPI), terdapat sekitar 30 kompleks besar di sepanjang perbatasan Myanmar–Thailand yang secara khusus digunakan untuk menipu korban, termasuk warga Amerika Serikat (AS).
Total kerugian diperkirakan mencapai miliaran dollar AS setiap tahun.
Para pekerja di pusat-pusat ini sering terjebak oleh tawaran pekerjaan bergaji tinggi atau bahkan diperdagangkan, sebelum akhirnya dipaksa melakukan penipuan daring di kawasan berpagar ketat.
Mantan tahanan mengungkapkan, pemukulan dan penyiksaan merupakan hal yang umum terjadi di sana.
Selama lebih dari setahun, AS telah menyuarakan kekhawatiran bahwa jaringan kriminal di Myanmar menggunakan Starlink untuk mengakses internet dan menjalankan operasi penipuan lintas negara.
Baca juga: Puluhan Warga Korea Selatan Dipulangkan dari Kamboja, Diduga Terlibat Sindikat Scam
Penyelidikan terbaru oleh AFP menemukan, perangkat penerima Starlink dipasang di atap-atap kompleks penipuan dalam jumlah besar.
AFP juga melaporkan bahwa Kongres AS sedang menyelidiki kemungkinan keterlibatan Starlink dalam aktivitas ilegal tersebut.
Langkah SpaceX ini dilakukan di tengah meningkatnya kejahatan penipuan global yang kini memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dan mata uang kripto untuk memindahkan uang hasil kejahatan tanpa terdeteksi, menurut Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC).