KOMPAS.com - Move on secara harfiah diartikan sebagai aktivitas meninggalkan tempat di mana Anda berada dan pergi ke tempat lain.
Namun secara emosional, istilah move on juga umum dipakai untuk kondisi di mana seseorang menerima bahwa ada situasi/kondisi yang telah berubah dan siap menghadapi kondisi yang baru.
Contoh sederhananya adalah ketika seseorang yang patah hati karena putus atau berpisah dengan pasangannya, namun beberapa waktu kemudian ia bisa menerima kondisi tersebut.
Baca juga: Penjelasan Psikolog soal Ghosting: Penyebab hingga Cara Move On
Perasaan ikhlas atau menerima kondisi yang sebelumnya membuat sedih, marah, atau kecewa—kemudian siap untuk masa depan—ini lah yang disebut sebagai move on.
Meski demikian, waktu seseorang bisa move on dari masalah atau masa lalunya bisa berbeda-beda bagi setiap orang.
Ada yang bisa ikhlas hanya dalam beberapa hari, namun ada yang masih terus terkekang hingga bertahun-tahun.
Psikolog Danti Wulan Manunggal menjelaskan, memang ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang lebih sulit untuk move on.
Baca juga: Kisah di Balik Lagu Let It Be dari The Beatles, Motivasi Move On Paul McCartney
“Ya, tentu saja. Ada beberapa faktor psikologis yang dapat membuat seseorang lebih sulit untuk move on setelah putus hubungan,” kata Danti saat dihubungi Kompas.com, Jumat (24/10/2025).
Menurut dia, setidaknya ada delapan faktor penyebab secara psikologis yang bisa saling memengstuhi satu sama lain.
“Faktor-faktor ini dapat saling memengaruhi dan membuat proses move on menjadi perjalanan emosional yang panjang dan sulit,” ujar dia.
Baca juga: Marak Kasus Kekerasan oleh Pacar, Psikolog Ungkap Tanda Pasangan Psikopat
Penyebab seseorang sulit move on ketika putus dari pasangannya.Berikut adalah beberapa faktor yang dapat membuat seseorang lebih sulit untuk move on setelah putus hubungan menurut Danti:
Orang dengan gaya keterikatan ini cenderung merasa gelisah, khawatir, dan membutuhkan kepastian atau validasi terus-menerus dari pasangan.
Ketika hubungan berakhir, ketakutan akan penolakan atau ditinggalkan akan muncul sangat kuat, sehingga sulit untuk melepaskan diri.
Baca juga: BJ Habibie Temui Ainun, Sang Kekasih Hati, di Keabadian...
Kecenderungan untuk terus-menerus memikirkan alasan putus juga menjadi salah satu faktor penyebabnya.