KOMPAS.com - Kasus pencurian Museum Louvre yang menelan kerugian sekitar 88 juta euro (sekitar Rp 1,52 triliun) kini bergerak ke tahap penyidikan forensik.
Polisi Perancis menemukan DNA pelaku Louvre pada helm dan sarung tangan yang tertinggal.
Baca juga: Louvre Dibuka Lagi, Pengunjung Antre demi Lihat TKP Pencurian Perhiasan Era Napoleon
Sementara rekaman video dari dalam museum memperlihatkan dua pencuri turun perlahan menggunakan lift barang dari Apollo Gallery sebelum kabur dengan skuter.
Lantas, bagaimana perkembangan kasus pencurian Museum Louvre? Ke mana perhiasan itu akan berakhir?
Video berdurasi 36 detik yang diverifikasi Le Parisien memperlihatkan dua orang pria turun perlahan dari Apollo Gallery menggunakan lift furnitur. Mereka mempunyai ciri-ciri berpakaian hitam, salah satunya mengenakan helm motor dan satu lagi rompi kuning.
Seorang petugas keamanan terdengar memberi laporan lewat radio.
"Mereka akan pergi… mereka akan pergi," kata petugas keamanan.
Kemudian, keduanya menyalakan skuter dan meninggalkan area museum.
Rekaman ini memperkuat rekonstruksi aksi yang berlangsung kurang dari tujuh menit, dengan dua pelaku utama berada di dalam ruang pamer sekitar empat menit.
Mereka memotong jendela dengan alat pemotong, membuka dua vitrin berisi perhiasan Napoleon, lalu keluar tanpa menimbulkan keributan.
Direktur Louvre, Laurence des Cars, mengakui adanya celah keamanan. Dalam rapat dengan Senat Perancis, ia menyebut cakupan CCTV Louvre di dinding luar “sangat tidak memadai”, seraya menegaskan evaluasi menyeluruh sedang dilakukan.
Baca juga: Pencurian Museum Louvre Telan Kerugian Rp 1,6 Triliun, Komentar Pavel Durov Jadi Sorotan
Penyidik menyebut bukti biologis yang ditemukan di lokasi menjadi terobosan awal.
"Itu bukti luar biasa untuk didapat, DNA adalah teknologi abad ke-21," kata Geoffrey Kelly, mantan agen FBI bidang kejahatan seni, dikutip dari ABC News, Kamis (23/10/2025).
Polisi kini menganalisis jejak DNA tersebut dan menelusurinya lewat basis data kepolisian nasional serta Interpol. Mantan kepala detektif NYPD, Robert Boyce, mengatakan bukti genetik ini dapat mengaitkan tersangka langsung ke lokasi kejadian.
"Begitu Anda mengidentifikasi tersangka, bukti itu akan menempatkan dia tepat di TKP," ujar Boyce.