Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Negara dengan Talenta AI Tertinggi di Dunia, Singapura Nomor 2

Baca di App
Lihat Foto
Freepik
Ilustrasi AI.
|
Editor: Yefta Christopherus Asia Sanjaya

KOMPAS.com - Terdapat sepuluh negara dengan tingkat konsentrasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) tertinggi di dunia.

Hal tersebut diketahui dari The LinkedIn AI Talent Index: Tracking the Global AI Talent Ecosystem yang dirilis pada 2024.

Kepala Ekonomi LinkedIn untuk wilayah Asia-Pasifik, Chua Pei Ying, mengatakan bahwa pihaknya menemukan banyak negara memiliki konsentrasi talenta AI yang tinggi walau secara geografis terbilang kecil.

“Tetapi, mereka melampaui ekspektasi dalam mengembangkan talenta AI dengan cepat,” ujar Chua dikutip dari CNBC, Kamis (10/4/2025).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Pengacara Australia Minta Maaf Setelah Serahkan Dokumen Palsu Hasil AI dalam Kasus Pembunuhan

10 negara dengan tingkat konsentrasi talenta AI tertinggi di dunia

Mengutip laporan resmi LinkedIn, platform ini membuat pemeringkatan dengan membagi jumlah talenta AI di tingkat negara dengan jumlah anggota LinkedIn di masing-masing negara.

Rumus yang digunakan AI untuk membuat pemeringkatan adalah:

Berdasarkan perhitungan tersebut, LinkedIn mempertimbangkan dua jenis talenta Al, yakni anggota dengan keterampilan rekayasa Al, seperti machine learning dan pemrosesan bahasa alami serta anggota dengan keterampilan literasi Al, seperti ChatGPT dan GitHub Copilot.

Dua kelompok yang disebutkan LinkedIn dapat tumpang tindih karena ada anggota yang memiliki kedua keterampilan rekayasa Al dan literasi Al, namun metrik yang digunakan dihitung secara terpisah.

Baca juga: Jadi Korban Pemerasan Menggunakan Foto Editan AI, Apa yang Harus Dilakukan?

“Bersama-sama, kedua kelompok keterampilan ini mendukung ekosistem talenta AI yang kuat di suatu negara,” tulis LinkedIn.

LinkedIn menambahkan, pihaknya memiliki tingkat representasi yang bervariasi di antara kelompok-kelompok sosioekonomi dan geografis yang berbeda.

LinkedIn mengaku memiliki cakupan yang lebih luas di negara-negara dengan pendapatan lebih tinggi atau dengan akses internet yang lebih baik.

“Kami sebelumnya bermitra dengan Bank Dunia untuk memvalidasi penggunaan data LinkedIn di 78 negara, yang menyoroti variasi ini dalam representasi,” kata LinkedIn.

“Dengan mengakui perbedaan dalam representasi anggota, kami dapat langsung memanfaatkan informasi ini untuk meningkatkan metrik Al Talent Concentration kami,” tambah platform tersebut.

Baca juga: Mark Zuckerberg Buru Pakar AI Terbaik, Gaji Miliaran Disiapkan

LinkedIn menambahkan, peringkat talenta AI yang dibuat untuk suatu negara dinilai akurat jika platform ini memiliki penetrasi 100 persen.

Penetrasi yang dimaksud didefinisikan sebagai persentase populasi usia kerja yang menjadi anggota LinkedIn di suatu negara.

Berdasarkan perhitungan LinkedIn, berikut sepuluh negara dengan tingkat konsentrasi talenta tertinggi di dunia:

  • Israel (1,98 persen)
  • Singapura (1,64 persen)
  • Luksemburg (1,44 persen)
  • Estonia (1,17 persen)
  • Swiss (1,16 persen)
  • Finlandia (1,13 persen)
  • Irlandia (1,11 persen)
  • Jerman (1,09 persen)
  • Belanda (1,07 persen)
  • Korea Selatan (1,06 persen).

Baca juga: Pria Ini Ikuti Saran Diet Cuma dari Chatbot AI, Begini Akibatnya

Dari daftar yang sudah disajikan, Israel berada di posisi teratas karena pasokan talenta AI di negaranya mencapai 1,98 persen dari total tenaga kerja.

Singapura berada di urutan kedua dengan pasokan talenta AI sebanyak 1,64 persen dari total tenaga kerja disusul Luksemburg sebesar 1,44 persen dari total tenaga kerja.

Menurut Chua, negara-negara dengan geografis yang kecil mampu memiliki tingkat konsentrasi talenta AI yang tinggi karena membangun ekosistem yang berkembang pesat dengan bakat yang dikembangkan.

Hal tersebut dapat terwujud ketika perusahaan berinvestasi dalam pengembangan keterampilan dan pemerintah membuat kebijakan yang mendorong pembelajaran secara berkelanjutan.

Khusus Singapura, Chua menilai bahwa penekanan budaya di negara ini pada pembelajaran berkontribusi terhadap keunggulan kompetitifnya di era baru AI.

“Data kami menunjukkan bahwa para profesional di Singapura termasuk yang paling antusias belajar, menghabiskan 40 persen lebih banyak waktu untuk mempelajari keterampilan AI dibandingkan rekan-rekan mereka di seluruh APAC,” pungkas Chua.

Baca juga: Pakar Sebut AI Bikin Gelar Sarjana Ketinggalan Zaman, Ini Pekerjaan yang Terdampak

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi