BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyoroti keterbatasan layanan kesehatan di Kabupaten Subang, yang membuat sebagian warga yang tinggal di perbatasan harus berobat ke daerah lain seperti Kabupaten Purwakarta dan Karawang.
Menurut dia, masalah ini muncul karena rumah sakit di Subang belum berjalan optimal dan jumlah fasilitas kesehatannya masih terbatas.
Selain itu, kondisi geografis turut memengaruhi pilihan warga dalam mengakses layanan kesehatan.
Baca juga: Dedi Mulyadi: Pembangunan di Jabar Selaras Arahan Presiden Prabowo, Sudah Kami Kerjakan
"Saya paham ya, kalau wilayah Cipendeuy, Pabuaran, kemudian Patokbesi, bahkan sampai Sukamandi ya berobatnya itu ke Purwakarta," kata Dedi di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (15/8/2025).
"Nah, orang wilayah Cikampek berobatnya ke Purwakarta. Jadi, sebenarnya pada letak geografisnya saja. Ke Purwakarta rumah sakitnya banyak lebih dekat, kan gitu loh," tambahnya.
Gubernur Jabar pun mendorong Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita, untuk membangun satu rumah sakit di wilayah utara, mengingat dari segi Anggaran Belanja dan Pendapatan (APBD) 2025 yang dimiliki mencukupi.
"Kan dia hanya punya rumah sakit PTPN yang sudah tidak seperti dulu lagi. Rumah sakit daerahnya menurut saya sampai hari ini kurang optimal ya, kurang optimal. Jangkauan wilayahnya kan ke utara jauh," ucapnya.
Baca juga: 15 Forum Kepsek Swasta di Jabar Cabut Gugatan PTUN soal Rombel 50 Siswa Dedi Mulyadi
Dedi menegaskan, Pemprov Jabar juga dapat turut andil memberikan bantuan kepada Pemkab Subang dalam pembangunan rumah sakit di wilayah utara.
Selain di wilayah utara, Pemprov Jabar juga berencana membangun rumah sakit di perbatasan Majalengka-Subang sebagai bagian dari upaya meningkatkan layanan kesehatan.
Dedi menekankan pentingnya memperkuat puskesmas rawat inap agar mampu menangani kasus penyakit dengan tingkat keparahan rendah tanpa harus dirujuk ke rumah sakit.
"Kalau sakitnya masih dalam tensi yang rendah, itu cukup dirawat di Puskesmas rawat inap, enggak usah ke rumah sakit," tuturnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini