KOMPAS.com - Tidur malam menjadi waktu yang sangat dinanti setelah beraktivitas seharian penuh. Idealnya, kasur empuk dan bantal yang nyaman sudah cukup untuk memulihkan tenaga serta mengusir segala rasa pegal.
Namun, pernahkah kamu terbangun di pagi hari dengan tubuh masih terasa letih? Bahu terasa berat, punggung pegal, bahkan leher kaku seperti belum benar-benar beristirahat.
Kondisi tersebut kerap dialami banyak orang, mulai dari anak muda hingga lansia, baik pekerja kantoran maupun ibu rumah tangga.
Padahal, durasi tidur sudah cukup, aktivitas tidak terlalu berat, dan tubuh dalam keadaan sehat. Lalu, mengapa badan tetap terasa pegal meski sudah tidur semalaman?
Ternyata, ada sejumlah faktor yang bisa membuat tubuh tetap pegal walaupun jam tidur tercukupi. Mari kenali penyebabnya dan temukan cara mengatasinya.
Salah satu penyebab utama pegal tidak kunjung hilang adalah posisi tidur yang kurang tepat. Tidur tengkurap, menggunakan bantal terlalu tebal hingga kepala terangkat tinggi, atau kasur yang terlalu lembek, dapat memberi tekanan tidak merata pada tulang belakang dan otot.
Sebagai solusi, Gunakan kasur yang mampu menopang tubuh dengan baik, tidak terlalu keras, namun juga tidak terlalu empuk.
Baca juga: 14 Cara Mengatasi Badan Pegal-pegal, Ada Istirahat dan Olahraga
Selain itu, pilih bantal yang dapat menjaga leher tetap sejajar dengan tulang belakang, terutama jika tidur telentang atau menyamping. Hindari posisi tidur tengkurap karena dapat membuat punggung dan leher tegang sepanjang malam.
Meski terdengar aneh, terlalu banyak diam justru membuat otot kaku dan pegal. Hal ini sering dialami pekerja kantoran yang duduk berjam-jam dalam posisi sama tanpa peregangan.
Supaya badan tidak pegal, kamu bisa melakukan peregangan ringan setiap 2–3 jam, khususnya pada leher, bahu, punggung, dan kaki. Luangkan waktu untuk berjalan santai di sore hari agar peredaran darah tetap lancar.
Saat pikiran penuh tekanan, tubuh ikut menegang. Tanpa disadari, stres membuat otot di leher, bahu, dan punggung atas terus menegang. Akibatnya, meski tidur cukup, otot tidak benar-benar relaks.
Baca juga: 6 Penyebab Badan Pegal Linu, Bisa Cedera sampai Infeksi
Solusinya, cobalah latihan pernapasan dalam atau meditasi ringan sebelum tidur. Bila perlu, dengarkan musik yang menenangkan atau tuliskan isi pikiran (journaling) untuk membantu pikiran lebih relaks sebelum tidur.
Magnesium berperan penting dalam membantu relaksasi otot. Kekurangan mineral ini bisa memicu kram dan pegal. Begitu pula jika cairan tubuh tidak seimbang, terutama saat banyak berkeringat atau kurang minum.
Baca juga: 12 Penyebab Badan Pegal-pegal saat Bangun Tidur, Termasuk Kurang Tidur
Sebagai informasi, mengonsumsi makanan yang kaya magnesium dapat membantu relaksasi otot, seperti bayam, alpukat, kacang-kacangan, dan pisang. Pastikan asupan air putih cukup setiap hari, terutama setelah beraktivitas fisik.
Dalam beberapa kasus, pegal yang menetap bisa menjadi tanda masalah saraf, seperti saraf terjepit atau peradangan.
Jika keluhan disertai kesemutan, nyeri tajam, atau mati rasa, sebaiknya segera atasi dengan pereda nyeri yang mengandung ibuprofen dan vitamin neurotropik.
Salah satu pereda nyeri otot yang banyak digunakan adalah NEO rheumacyl Neuro. NEO rheumacyl Neuro mengandung ibuprofen, vitamin B1, vitamin B6, dan vitamin B12.
Kandungan tersebut dapat membantu meredakan nyeri yang disertai kram, kebas, dan kesemutan (3K). Dengan demikian, Anda dapat kembali beraktivitas dengan cepat. Jika sakit masih berulang dalam waktu yang lama, segera konsultasikan ke dokter.
Untuk pembelian NEO rheumacyl Neuro di e-commerce, Anda bisa klik tautan ini.