NUSANTARA, KOMPAS.com - Komoditas kangkung, ikan layang, bayam, bensin, dan sawi hijau menyumbang deflasi tertinggi secara bulanan di penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), Balikpapan, pada bulan Oktober 2024.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan Robbi Ariadi menuturkan, penurunan harga pada komoditas kangkung, bayam, dan sawi disebabkan oleh pasokan yang meningkat seiring panen di sejumlah daerah antara lain Kutai Kartanegara dan Kota Balikpapan.
"Sementara itu, penurunan harga ikan layang dikarenakan pasokan yang meningkat seiring peningkatan hasil tangkapan nelayan," ungkap Robbi dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Selasa (5/11/2024).
Baca juga: Produksi Sampah Bertambah, Balikpapan Kaji Perluasan Lahan TPA Manggar
Adapun penurunan bensin seiring kebijakan penurunan harga bahan bakar non-subsidi oleh Pertamina pada awal Oktober 2024.
Penurunan harga ini merujuk rilis terkini Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Balikpapan mengalami deflasi 0,61 persen secara bulanan.
Deflasi bulanan tersebut membuat level inflasi tahunan Kota Balikpapan menjadi sebesar 1,51 persen secara tahunan, lebih rendah dibandingkan inflasi nasional 1,71 persen secara tahunan dan inflasi gabungan empat Kota di Provinsi Kalimantan Timur, sebesar 1,75 persen secara tahunan.
Sejalan dengan Kota Balikpapan, IHK untuk Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pada bulan Oktober 2024 juga mengalami deflasi sebesar 0,12 persen secara bulanan, setelah sempat memperlihatkan inflasi sebesar 0,23 persen.
Sementara secara tahunan, inflasi IHK Kabupaten PPU adalah sebesar 0,85 persen secara tahunan, lebih rendah dibandingkan inflasi nasional 1,71 persen secara tahunan, dan inflasi gabungan empat kota di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 1,75 persen secara tahunan.
Baca juga: Jadikan IKN Magnet Utama Indonesia, Otorita Susun Rencana Induk Wisata
Penyumbang terbesar deflasi secara mtm di Kabupaten PPU terutama bersumber dari Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dengan andil sebesar 0,14 persen secara bulanan.
Berdasarkan komoditas, penyumbang deflasi tertingginya yaitu semangka, sawi hijau, cabai rawit, kangkung, dan bayam.
Penurunan harga semangka, cabai rawit, sawi hijau, kangkung, dan bayam dikarenakan pasokan yang lancar dan relatif meningkat dari daerah pemasok.
On Track
Meskipun kembali mengalami deflasi, capaian inflasi tahunan Kota Balikpapan saat ini masih on-track berada dalam rentang sasaran inflasi nasional yaitu 2,5 persen+1 persen.
Hal ini selaras dengan hasil survei konsumen yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan BI Balikpapan pada Oktober 2024, bahwa level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini mengalami peningkatan dibandingkan bulan September 2024.
Peningkatan tersebut didorong oleh penguatan optimisme konsumen terhadap penghasilan saat ini dan ketersediaan lapangan kerja.
Adapun terkait deflasi Kabupaten PPU adanya faktor musiman yaitu Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Nataru diprakirakan akan meningkatkan inflasi dari sisi permintaa.
Hal ini terindikasi dari geliat aktifitas ekonomi yang dicerminkan oleh peningkatan volume transaksi QRIS di Kota Balikpapan, Kabupaten PPU, dan Kabupaten Paser pada bulan September 2024 masing-masing sebesar 5,12 persen, 11,36 persen secara, dan 13,01 persen dibanding periode Agustus 2024.
Namun demikian, ke depan, inflasi daerah perlu terus diwaspadai seiring peningkatan curah hujan yang berpotensi mendisrupsi kontinuitas ketersediaan pasokan pangan khususnya komoditas hortikultura seperti kangkung, bayam, dan sawi hijau yang seringkali menjadi komoditas utama penyumbang inflasi.
Selain itu, peningkatan sisi permintaan di periode HBKN Nataru termasuk gelaran beberapa kegiatan meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) diprakirakan akan mendorong konsumsi.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini