NUSANTARA, KOMPAS.com - Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) secara resmi memulai fase kedua pembangunan IKN dengan menggelar Pre-Construction Meeting (PCM) pada Kamis (19/06/2025) di Kantor Kemenko 3 di Plaza Seremoni, Nusantara.
Pertemuan ini menandai dimulainya kontrak pekerjaan fisik baru di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, yang diharapkan menjadi lompatan besar dalam mewujudkan kota masa depan Indonesia.
PCM menjadi forum krusial untuk menyepakati berbagai aspek teknis sebelum konstruksi dimulai, mulai dari metodologi kerja, penataan lalu lintas proyek, hingga koordinasi lintas pihak.
Baca juga: Jajaki Kolaborasi Kota Cerdas IKN, Otorita Berburu Ilmu di Rusia
Tujuannya jelas yakni memitigasi potensi masalah di lapangan dan memastikan kelancaran seluruh proses pembangunan.
Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antar-pihak.
"Kami akan memulai pekerjaan fase kedua pembangunan IKN. Akhir bulan ini akan diumumkan pelelangan untuk pembangunan yang jauh lebih besar. Saya membayangkan pasti akan sangat padat. Kita harus bekerja sebagai satu tim, berkolaborasi dan bersinergi,” ujar Basuki.
Basuki juga menyoroti standar tinggi yang harus dijaga dalam setiap aspek pembangunan. Ia mengingatkan para pelaksana proyek untuk menjaga kualitas, keberlanjutan lingkungan, dan estetika.
Baca juga: Punya PLTS 50 MW, Langkah Strategis IKN Menuju Kota Rendah Emisi
Secara spesifik, perhatian harus diberikan pada kawasan Riparian atau Sempadan Sungai yang sangat penting dijaga untuk mefmitigasi risiko banjir.
Kemudian waktu pelaksanaan, dengan proyek yang dimulai pada musim hujan dan hanya memiliki sekitar enam bulan hingga Desember, disiplin waktu kerja menjadi kunci.
Selain itu, pengelolaan lalu lintas proyek juga menjadi perhatian utama. Basuki mengimbau agar distribusi material di area KIPP IKN harus teratur dan tidak merusak infrastruktur yang sudah terbangun.
Baca juga: Sejarah Dimulai, Otorita dan BPS Sensus Seluruh Penduduk IKN
Ia juga menegaskan kedisiplinan dalam operasional batching plant, termasuk kebersihan truk dan kepatuhan terhadap aturan over dimension over loading (ODOL) di jalan nasional.
“Truk harus bersih, tidak boleh kocar-kacir. Khususnya dari batching plant, kalau masih brutal, saya akan tutup. Juga untuk pengangkutan material, tidak boleh ODOL. Disposal harus ditutup dengan terpal, dan sisa material harus dibersihkan dari lingkungan kerja,” tegas Basuki.
Menutup arahannya, Basuki mengingatkan seluruh pihak untuk menjaga tata kelola pembangunan IKN secara transparan dan akuntabel.
Ia menekankan pentingnya menghindari praktik-praktik tidak etis yang dapat merugikan proyek nasional ini.
Baca juga: KPK Turun Gunung, Bedah Gratifikasi dan Benturan Kepentingan di IKN
“Kita mulai fase dua dengan semangat baru dan disiplin yang lebih baik dari fase sebelumnya. Jangan ada mark up progress, suap menyuap, atau praktik tidak etis lainnya. Mari kita jaga bersama integritas pembangunan IKN,” pungkasnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini