Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagas Kurniawan
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Bagas Kurniawan adalah seorang yang berprofesi sebagai Auditor. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?

Kompas.com - 07/06/2025, 12:13 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Semakin banyak orang mulai mencari alternatif nasi, terutama untuk alasan kesehatan, diet, atau keberagaman pangan.

Sorgum (Sorghum bicolor) merupakan tanaman serealia kuno yang telah dibudidayakan selama ribuan tahun di berbagai belahan dunia. Sayangnya pemanfaatan sorgum di Indonesia masih sangat terbatas. 

Padahal, dengan meningkatnya kebutuhan akan diversifikasi pangan dan ancaman perubahan iklim yang memengaruhi ketahanan pangan nasional, sorgum hadir sebagai alternatif strategis pengganti nasi. 

Keunggulan sorgum terletak pada daya tahannya terhadap kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, nilai gizi yang tinggi, serta potensi ekonominya yang menjanjikan.

Potensi Sorgum

Tanaman sorgum sangat adaptif terhadap kondisi lingkungan yang keras. Ia mampu tumbuh di lahan marginal dengan kesuburan rendah, tanah kering, dan tingkat salinitas tinggi—kondisi yang tidak mendukung bagi padi atau jagung. 

Tanaman ini memiliki sistem perakaran yang dalam, yang memungkinkannya mencari air di lapisan tanah yang lebih dalam. Beberapa varietas sorgum bahkan menunjukkan ketahanan luar biasa terhadap kekeringan, dengan kebutuhan curah hujan tahunan di bawah 600 mm (Dicko et al., 2006).

Lebih lanjut, sorgum toleran terhadap tanah asam dan alkalin. Hal ini menjadikannya ideal untuk dibudidayakan di lahan-lahan yang tidak subur dan biasanya ditinggalkan oleh petani. 

Maka, di tengah tren degradasi lahan pertanian akibat erosi, urbanisasi, dan konversi lahan, sorgum bisa menjadi solusi nyata untuk mempertahankan produktivitas pangan.

Kandungan Nutrisi dan Manfaat Kesehatan

Sorgum memiliki kandungan gizi yang menjadikannya unggul sebagai bahan pangan pokok. Bila dibandingkan dengan beras, sorgum memiliki kelebihan dari segi kandungan protein dan serat. 

Menurut FAO (1995) dan penelitian oleh Awika & Rooney (2004), dalam 100 gram sorgum terkandung:

  • Karbohidrat: 72–78 gram
    Protein: 10–12 gram
  • Serat pangan: 6–8 gram
  • Zat besi: 3–5 mg
  • Magnesium, fosfor, zinc, serta vitamin B1, B2, dan niacin
  • Senyawa bioaktif seperti tanin, fenolik, dan flavonoid yang memiliki sifat antioksidan kuat

Karakteristik bebas gluten menjadikan sorgum sebagai alternatif aman bagi penderita celiac disease dan mereka yang sensitif terhadap gluten. 

Dalam dunia medis, konsumsi sorgum semakin direkomendasikan untuk penderita diabetes. Hal ini berkaitan dengan nilai indeks glikemik (GI) sorgum yang rendah hingga sedang. Studi oleh Choi et al. (2010) mengungkapkan bahwa ekstrak sorgum dapat meningkatkan sensitivitas insulin.

Secara agronomis, sorgum menawarkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya. Tanaman ini hanya membutuhkan sekitar sepertiga air yang dibutuhkan oleh padi, dan lebih sedikit pupuk kimia. 

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Kata Netizen
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Kata Netizen
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Kata Netizen
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Kata Netizen
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Kata Netizen
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Kata Netizen
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Kata Netizen
Masihkah Relevan Peran dan Tugas Komite Sekolah?
Masihkah Relevan Peran dan Tugas Komite Sekolah?
Kata Netizen
Masa Muda Sejahtera dan Tua Bahagia, Mau?
Masa Muda Sejahtera dan Tua Bahagia, Mau?
Kata Netizen
Jebakan Frugal Habit, Sudah Mencoba Hemat Tetap Saja Boncos
Jebakan Frugal Habit, Sudah Mencoba Hemat Tetap Saja Boncos
Kata Netizen
Indonesia dan Tingkat Kesejahteraan Tertinggi di Dunia
Indonesia dan Tingkat Kesejahteraan Tertinggi di Dunia
Kata Netizen
Mendesak Sistem Pendukung dan Lingkungan Adaptif bagi Difabel
Mendesak Sistem Pendukung dan Lingkungan Adaptif bagi Difabel
Kata Netizen
Sedia Dana Pensiun Sebelum Waktunya Tiba
Sedia Dana Pensiun Sebelum Waktunya Tiba
Kata Netizen
Tren Berolahraga, Ikut Tanpa Perlu dengan Ekstrem
Tren Berolahraga, Ikut Tanpa Perlu dengan Ekstrem
Kata Netizen
Aslinya Baik, Sedangkan di Media Sosial Kok Berbuat Jahat?
Aslinya Baik, Sedangkan di Media Sosial Kok Berbuat Jahat?
Kata Netizen
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau