Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Pada kondisi ekonomi seperti sekarang ini, berhemat jadi cara agar kita bisa tetap bertahan. Segala pendapatan kita sisihkan, diirit, walau serasa setiap gaji yang masuk sekadar lewat karena akhirnya habis juga.
Bingungkan kenapa itu bisa terjadi? Kenapa seperti tidak ada sisa uang yang ditabungkan?
Nah, bisa jadi kita sebenarnya terjebak di frugal habit yang salah. Sekilas kelihatannya hemat tapi sebenarnya malah bikin boros.
Banyak dari kita yang berpikir kalau hemat itu sekedar mencari yang paling murah, nahan pengeluaran seketat mungkin atau bahkan mengorbankan kenyamanan kita demi berhemat.
Tapi kenyataannya kalau kita nggak pintar-pintar dalam manajemen keuangan, yang ada malah jadi pemborosan di kemudian hari.
Yuk, kita bahas beberapa kebiasaan frugal yang malah bikin kita tekor berikut ini.
1. Beli Barang Murah, tetapi Cepat Rusak
Ini penyakit umum banyak orang, yang niatnya mau hemat tapi malah keluar duit lebih banyak dalam jangka panjang. Misalnya, beli sepatu harga Rp100 ribuan karena pengin hemat.
Tetapi baru beberapa bulan sudah rusak, akhirnya beli lagi. Begitu seterusnya siklus ini terus berulang. Padahal kalau dari awal beli sepatu yang agak mahal tapi awet mungkin bisa tahan sampai 5 tahun.
Ini yang namanya konsep murah jadi mahal, barang yang kualitasnya buruk cepat rusak akhirnya harus beli lagi dan lagi.
Bukan hanya buang-buang duit saja tapi juga buang-buang waktu, tenaga dan kadang bikin stres.
Kuncinya fokus ke value for money. Jangan hanya lihat harga, tapi perhatikan juga kualitas dan ketahanan barang. Harga mahal bukan selalu berarti boros asal barangnya memang berkualitas dan tahan lama.
Misalnya butuh beli jaket dan ini bakalan dipakai tiap hari karena setiap hari motoran.
Cek bahan dan materialnya, pastikan jahitannya rapi, bahannya kuat, juga selalu lihat review dan testimoni sebelum membeli.
Hitung juga Cost per Use, berapa kali barang itu bakal dipakai. Kalau sering dipakai lebih baik invest di barang yang lebih awet dan kualitas bagus.
2. Ngelihat Diskon Langsung Kalap
Kebiasaan yang sering kali disalahartikan sebagai hemat. Padahal justru malah bikin boros. Otak kita sering kena jebakan psikologi diskon.
Ada promo beli dua gratis satu. Terus kita mikir "Rugi nih kalau cuman beli satu mending beli dua sekalian biar dapat gratisan"
Tapi coba cek lagi kita beneran butuh barang itu atau tidak? Masalahnya diskon itu kadang bikin kita tergoda beli barang yang sebenarnya nggak kita butuhkan.
Kita merasa hemat karena dapat harga yang murah. Padahal kalau nggak beli, kita nggak bakal keluar uang sama sekali. Diskon itu sebenarnya trik pemasaran yang bikin kita makin konsumtif.