Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peningkatan Kekuatan Militer Global Jadi Ancaman Tujuan Iklim

Kompas.com - 31/05/2025, 20:15 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Guardian

KOMPAS.com - Peningkatan kekuatan militer di seluruh dunia, terutama yang direncanakan oleh NATO, dapat secara drastis meningkatkan emisi gas rumah kaca hingga hampir 200 juta ton per tahun.

Ini menjadi ancaman serius bagi upaya global dalam mengatasi perubahan iklim.

Situasi global yang tegang di mana jumlah konflik bersenjata mencapai puncaknya sejak Perang Dunia Kedua, telah mendorong negara-negara untuk meningkatkan belanja militer mereka secara drastis hingga mencapai rekor 2.46 triliun dollar AS pada tahun 2023.

Namun setiap dollar yang diinvestasikan untuk belanja militer yang besar ini ternyata berdampak dalam menambah emisi gas rumah kaca sekaligus juga jumlah korban jiwa akibat konflik bersenjata.

“Ada kekhawatiran nyata seputar cara kita memprioritaskan keamanan jangka pendek dan mengorbankan keamanan jangka panjang,” kata Ellie Kinney, seorang peneliti di Conflict and Environment Observatory dan salah satu penulis studi ini.

"Pendekatan yang tidak mempertimbangkan dampak lingkungan jangka panjang dalam investasi militer ini justru memperparah krisis iklim di masa depan," katanya lagi seperti dikutip dari Guardian, Sabtu (31/5/2025).

Baca juga: Pemanasan Global Jadi Ancaman Keamanan, Adaptasi Militer Diperlukan

Padahal peningkatan emisi gas rumah kaca akibat belanja militer dapat menyebabkan lebih banyak kekerasan di masa depan, karena perubahan iklim itu sendiri semakin dianggap sebagai pendorong konflik, meskipun secara tidak langsung.

Misalnya saja melalui kelangkaan sumber daya di Darfur, atau melalui perebutan sumber daya baru yang kini dapat diakses karena perubahan iklim, seperti di Arktik.

Hanya sedikit militer yang transparan tentang skala penggunaan bahan bakar fosil mereka, tetapi para peneliti telah memperkirakan bahwa secara kolektif sektor ini telah bertanggung jawab atas 5,5 persen emisi gas rumah kaca global.

Total pengeluaran militer global juga diperkirakan akan terus naik karena meningkatnya ketegangan di berbagai wilayah, termasuk karena aksi Amerika Serikat memberikan tekanan kepada sekutu NATO-nya untuk meningkatkan anggaran pertahanan mereka secara signifikan

Laporan Global Peace Index menunjukkan bahwa pada 2023 militerisasi meningkat di 108 negara.

Sebanyak 92 negara terlibat dalam konflik bersenjata seperti Ukraina, Gaza, Sudan Selatan, dan Republik Demokratik Kongo (DRC).

Di tambah lagi ketegangan geopolitik antara kekuatan besar seperti AS-Tiongkok dan India-Pakistan, yang semuanya membuat pemerintah merasa perlu untuk berinvestasi besar-besaran dalam pertahanan militer mereka.

Tren peningkatan belanja militer di terlihat negara Uni Eropa yang meningkat secara dramatis, yaitu lebih dari 30 persen antara tahun 2021 dan 2024, sebuah fakta yang dilaporkan oleh International Institute for Strategic Studies.

Militer adalah salah satu sektor paling padat karbon dalam fungsi negara, terutama karena produksi peralatannya yang sangat bergantung pada bahan-bahan seperti baja dan aluminium yang proses pembuatannya sangat tinggi emisi.

Baca juga: Pangkas Emisi Karbon, Militer Sejumlah Negara Mulai Gunakan Teknologi Ramah Lingkungan

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Ambil Untung Tanpa Merugikan, Cara Masyarakat Adat Raja Ampat Hidup Tanpa Tambang
Ambil Untung Tanpa Merugikan, Cara Masyarakat Adat Raja Ampat Hidup Tanpa Tambang
LSM/Figur
Agar AI Tak Lagi Bias, UN Women Serukan Teknologi yang Ramah Gender
Agar AI Tak Lagi Bias, UN Women Serukan Teknologi yang Ramah Gender
LSM/Figur
ASEAN Butuh 100 Miliar Dollar AS untuk Transmisi Energi Terbarukan
ASEAN Butuh 100 Miliar Dollar AS untuk Transmisi Energi Terbarukan
Pemerintah
Terurai dalam Sejam, Inovasi Plastik dari Jepang Bawa Harapan di Tengah Kebuntuan
Terurai dalam Sejam, Inovasi Plastik dari Jepang Bawa Harapan di Tengah Kebuntuan
LSM/Figur
BRIN-PT GIGATECH Luncurkan Inovasi Motor Tempel Listrik
BRIN-PT GIGATECH Luncurkan Inovasi Motor Tempel Listrik
Pemerintah
Demi AI, Meta Kontrak Pakai Nuklir dari Pembangkit yang Nyaris Tutup
Demi AI, Meta Kontrak Pakai Nuklir dari Pembangkit yang Nyaris Tutup
Swasta
Laut Kita Kian Menggelap, Keseimbangan Ekosistemnya Terganggu
Laut Kita Kian Menggelap, Keseimbangan Ekosistemnya Terganggu
LSM/Figur
Kemenaker Dorong Green Skills lewat Employment of the Future
Kemenaker Dorong Green Skills lewat Employment of the Future
Pemerintah
Selamatkan Raja Ampat, Penghentian Tambang Sementara Tak Cukup
Selamatkan Raja Ampat, Penghentian Tambang Sementara Tak Cukup
Swasta
Raja Ampat, Jejak Kerusakan Hutan, dan Harapannya
Raja Ampat, Jejak Kerusakan Hutan, dan Harapannya
LSM/Figur
Studi: Polusi Suara Manusia Ancam Kesejahteraan Fauna di Antartika
Studi: Polusi Suara Manusia Ancam Kesejahteraan Fauna di Antartika
LSM/Figur
Investasi Energi Dunia Melonjak ke Rekor 3,3 Triliun Dollar AS pada 2025
Investasi Energi Dunia Melonjak ke Rekor 3,3 Triliun Dollar AS pada 2025
Swasta
Laporan PBB: Kembangkan AI, Raksasa Teknologi Picu Lonjakan Emisi 150 Persen
Laporan PBB: Kembangkan AI, Raksasa Teknologi Picu Lonjakan Emisi 150 Persen
Swasta
Eropa Batasi Penangkapan Ikan Berlebihan dari Negara Dunia Ketiga
Eropa Batasi Penangkapan Ikan Berlebihan dari Negara Dunia Ketiga
Pemerintah
Masih Ada yang Bandel, Menteri LH Desak Semua Produsen Patuhi Larangan AMDK di Bawah 1 Liter di Bali
Masih Ada yang Bandel, Menteri LH Desak Semua Produsen Patuhi Larangan AMDK di Bawah 1 Liter di Bali
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau