Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan Mangrove Lebih Kuat dari Dugaan, Tahan Badai akibat Perubahan Iklim

Kompas.com - 02/06/2025, 16:06 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Hutan mangrove yang lebat banyak ditemukan di wilayah pesisir tropis.

Ekosistem ini memiliki dua fungsi utama yang penting, yakni mencegah banjir pesisir dan juga penyerap karbon.

Namun ada kekhawatiran badai yang lebih intens dan sering terjadi akibat perubahan iklim dapat memberikan dampak jangka panjang yang merusak pada ekosistem mangrove ini.

Akan tetapi sebuah studi baru yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Yale School of Environment menunjukkan hasil yang berbeda.

Studi menemukan bahwa ekosistem mangrove ini lebih tangguh dari yang diperkirakan sebelumnya dalam menghadapi dampak badai yang disebabkan oleh perubahan iklim.

Mengutip Phys, Senin (2/6/2025) temuan tersebut didapat setelah peneliti mengukur jumlah karbon yang hilang dari hutan bakau di Taman Nasional Everglades di AS setelah badai besar.

Mereka menemukan bahwa semua karbon yang hilang tersebut dapat pulih kembali hanya dalam waktu empat tahun.

Baca juga: BRIN Buka Peluang Kerja Sama dengan Oman untuk Rehabilitasi Mangrove

Kecepatan pemulihan ini menunjukkan bahwa hutan bakau memiliki ketahanan yang luar biasa dan akan terus berfungsi sebagai penyerap karbon yang efektif, bahkan setelah dilanda badai hebat.

Studi ini tidak hanya menunjukkan kecepatan pemulihan bakau, tetapi juga memberikan perkiraan berapa lama bakau perlu "beristirahat" di setelah badai agar bisa pulih sepenuhnya.

Informasi ini krusial karena badai diperkirakan akan makin sering dan kuat, dan jika bakau tidak punya cukup waktu untuk pulih, fungsinya sebagai pelindung pantai dan penyerap karbon bisa terancam dalam jangka panjang.

Studi yang dipublikasikan di Global Change Biology ini pun memberikan pemahaman baru tentang bagaimana ekosistem pulih setelah terkena dampak parah akibat perubahan iklim.

Selain itu, studi juga menekankan betapa pentingnya melakukan pemantauan lingkungan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama untuk mendapatkan wawasan yang mendalam tentang ketahanan ekosistem.

"Hutan bakau memiliki kemampuan atau kapasitas untuk menyerap kembali karbon yang telah dilepaskan atau hilang akibat badai dengan relatif cepat," kata Sparkle Malone, peneliti di Yale Center for Natural Carbon Capture yang memimpin studi ini.

Baca juga: Hutan Bakau Terjepit El Nino-La Nina: Ancaman Ganda yang Mematikan

"Ini pertanda baik bahwa hutan bakau relatif tangguh terhadap berbagai jenis gangguan yang akan mereka alami di masa mendatang," paparnya lagi.

Penelitian-penelitian sebelumnya cenderung memiliki fokus yang lebih sempit. Mereka umumnya hanya melihat seberapa besar dampak satu badai terhadap hutan bakau, atau mereka memeriksa pemulihan hanya pada satu aspek tertentu dari ekosistem bakau.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Ambil Untung Tanpa Merugikan, Cara Masyarakat Adat Raja Ampat Hidup Tanpa Tambang
Ambil Untung Tanpa Merugikan, Cara Masyarakat Adat Raja Ampat Hidup Tanpa Tambang
LSM/Figur
Agar AI Tak Lagi Bias, UN Women Serukan Teknologi yang Ramah Gender
Agar AI Tak Lagi Bias, UN Women Serukan Teknologi yang Ramah Gender
LSM/Figur
ASEAN Butuh 100 Miliar Dollar AS untuk Transmisi Energi Terbarukan
ASEAN Butuh 100 Miliar Dollar AS untuk Transmisi Energi Terbarukan
Pemerintah
Terurai dalam Sejam, Inovasi Plastik dari Jepang Bawa Harapan di Tengah Kebuntuan
Terurai dalam Sejam, Inovasi Plastik dari Jepang Bawa Harapan di Tengah Kebuntuan
LSM/Figur
BRIN-PT GIGATECH Luncurkan Inovasi Motor Tempel Listrik
BRIN-PT GIGATECH Luncurkan Inovasi Motor Tempel Listrik
Pemerintah
Demi AI, Meta Kontrak Pakai Nuklir dari Pembangkit yang Nyaris Tutup
Demi AI, Meta Kontrak Pakai Nuklir dari Pembangkit yang Nyaris Tutup
Swasta
Laut Kita Kian Menggelap, Keseimbangan Ekosistemnya Terganggu
Laut Kita Kian Menggelap, Keseimbangan Ekosistemnya Terganggu
LSM/Figur
Kemenaker Dorong Green Skills lewat Employment of the Future
Kemenaker Dorong Green Skills lewat Employment of the Future
Pemerintah
Selamatkan Raja Ampat, Penghentian Tambang Sementara Tak Cukup
Selamatkan Raja Ampat, Penghentian Tambang Sementara Tak Cukup
Swasta
Raja Ampat, Jejak Kerusakan Hutan, dan Harapannya
Raja Ampat, Jejak Kerusakan Hutan, dan Harapannya
LSM/Figur
Studi: Polusi Suara Manusia Ancam Kesejahteraan Fauna di Antartika
Studi: Polusi Suara Manusia Ancam Kesejahteraan Fauna di Antartika
LSM/Figur
Investasi Energi Dunia Melonjak ke Rekor 3,3 Triliun Dollar AS pada 2025
Investasi Energi Dunia Melonjak ke Rekor 3,3 Triliun Dollar AS pada 2025
Swasta
Laporan PBB: Kembangkan AI, Raksasa Teknologi Picu Lonjakan Emisi 150 Persen
Laporan PBB: Kembangkan AI, Raksasa Teknologi Picu Lonjakan Emisi 150 Persen
Swasta
Eropa Batasi Penangkapan Ikan Berlebihan dari Negara Dunia Ketiga
Eropa Batasi Penangkapan Ikan Berlebihan dari Negara Dunia Ketiga
Pemerintah
Masih Ada yang Bandel, Menteri LH Desak Semua Produsen Patuhi Larangan AMDK di Bawah 1 Liter di Bali
Masih Ada yang Bandel, Menteri LH Desak Semua Produsen Patuhi Larangan AMDK di Bawah 1 Liter di Bali
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau