JAKARTA, KOMPAS.com - Deteksi kanker lebih dini dan akurat kini bisa dilakukan dengan PET/CT Scan Biograph Vision Quadra Whole Body yang disebut pertama kali di Asia.
Pemindai area tubuh secara mendetail ini diluncurkan di Rumah Sakit (RS) EMC Grha Kedoya, Jakarta Barat, pada Selasa (26/8/2025).
Baca juga:
"Kalau Quadra ini dibandingkan PET scan konvensional biasa, jelas lebih unggul. Bidangnya lebih luas sehingga tangkapannya lebih bagus, lebih sensitif, dan scan-nya juga cepat hanya empat menit. Dosis yang kita pakai juga lebih rendah, bisa sampai 50 persen lebih rendah," jelas spesialis kedokteran nuklir RS EMC Grha Kedoya, dr. Junan Imaniar Pribadi, Sp.KN-TM., FANMB kepada Kompas.com di lokasi, Selasa (26/8/2025).
Selain memungkinkan deteksi penyakit kanker lebih dini dan lebih akurat, teknologi ini juga sekaligus memberikan kenyamanan bagi pasien.
PET/CT scan merupakan alat pemeriksaan pencitraan media yang menggabungkan teknologi Positron Emission Tomography (PET) dan Computed Tomography (CT).
Gabungan teknologi pencitraan ini memanfaatkan zat radioaktif khusus untuk melihat aktivitas metabolisme tubuh, lalu dipadukan dengan CT scan untuk menghasilkan gambar tiga dimensi (3D) yang memungkinkan diagnosis lebih akurat.
Pemeriksaan ini disebut efektif dalam mendeteksi berbagai penyakit serius, terutama kanker, karena mampu melihat perubahan fungsi sel tubuh.
Pada Biograph Vision Quadra, kemampuan ini ditingkatkan dengan bidang pandang aksial (axial FOV) selebar 106 sentimeter (cm), pemindaian seluruh tubuh (whole body) hanya dalam waktu empat menit, serta pengurangan dosis radiasi hingga 50 persen dibandingkan PET/CT scan standar.
Baca juga:
Proses PET/CT dimulai dengan penyuntikan radiofarmaka, zat yang akan menyebar melalui aliran darah dan diserap lebih banyak oleh sel-sel kanker yang aktif.
Dari titik itulah kamera PET menangkap pancaran radiasi yang dihasilkan dan mengubahnya menjadi gambar tiga dimensi (3D).
"Jadi kita suntik radiofarmaka, lalu radiasi yang terpancar ditangkap oleh kamera PET. Itu kemudian diubah jadi gambar tiga dimensi untuk mendiagnosis kanker," kata dr. Junan.
Dengan teknologi Quadra, gambar yang dihasilkan jauh lebih detail dan akurat, bahkan bisa mendeteksi lesi kanker berukuran sangat kecil yang sering luput pada pemeriksaan konvensional.
Selain untuk menentukan stadium kanker, PET/CT juga membantu mengevaluasi respons terapi dan mendeteksi apakah kanker telah menyebar.
Menariknya, alat ini juga bisa mendeteksi hubungan antar-kanker, misalnya kanker payudara yang ternyata memiliki keganasan di ovarium.
"Sering ya, kita melakukan scan kanker payudara gitu. Ternyata ovariumnya nangkep. Jadi kita juga bisa deteksi itu. Jadi berhubungan nih kanker payudara, kanker tiroid sama kanker ovarium itu berhubungan. Jadi kita sering menemukan kanker payudara dengan keganasan di ovarium," jelas dr. Junan.
Menurut dr. Junan, PET/CT terutama diperuntukkan bagi pasien yang sudah didiagnosis kanker atau dicurigai mengidap kanker.
Pemeriksaan ini membantu menentukan sumber kanker, penyebarannya, dan efektivitas pengobatan.
"Utamanya pasien kanker, baik yang membutuhkan diagnosis lebih detail, atau kanker yang tidak tahu sumbernya dari mana. Selain itu juga bisa untuk indikasi lain, tapi yang utama tetap pasien kanker," terangnya.