MEDAN, KOMPAS.com - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda Desa Partungko Naginjang, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, dinyatakan padam pada Jumat (4/7/2025).
Namun, bara api masih ditemukan di sejumlah titik sehingga petugas gabungan tetap disiagakan di lokasi.
Baca juga: Kebakaran Hutan di Samosir Meluas, DLHK: Sisa 5 Titik Bara
"Sampai dengan saat ini di lokasi kobaran api sudah tidak ada, melainkan hanya kepulan asap saja yang berasal dari bara api," ujar Kepala Bidang Perlindungan, Penegakan Hukum, dan Peningkatan Kapasitas DLHK Sumut, Zainuddin Harahap, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/7/2025).
Menurut Zainuddin, total luas lahan yang terdampak kebakaran diperkirakan mencapai lebih dari 100 hektar.
Baca juga: Angin Kencang Picu Karhutla di Samosir Cepat Meluas, 100 Hektar Lebih Lahan Hutan Terbakar
Meski api telah padam, Tim Karhutla gabungan tetap bersiaga untuk mencegah potensi kebakaran susulan akibat bara yang masih menyala.
"Tim Karhutla sedang menyisir bara api tersebut di lokasi yang bisa dijangkau. Sebab, bara api itu masih mempunyai potensi menjadi kobaran api jika bahan bakar dan hembusan angin masih ada," jelasnya.
Kebakaran hutan di Samosir pertama kali dilaporkan terjadi pada Selasa (1/7/2025) sekitar pukul 01.00 WIB.
Saat kejadian, api cepat menyebar karena dipicu angin kencang dan kondisi lahan yang kering.
"Yang menjadi persoalan di lokasi kan angin kuat ini, angin kuat itulah yang cepat menyebarkan api hingga terjadinya kebakaran itu (meluas) jadi cepat dia (merambatnya)," kata Zainuddin saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/7/2025).
Ia menjelaskan, saat kejadian kondisi hutan tengah memasuki musim kemarau, sehingga banyak tumbuhan kering yang mudah terbakar.
"Kalau pantauan dari kejadian-kejadian sebelumnya, itu (lokasi kebakaran) vegetasinya hanya rumput ilalang, tanaman pinus hanya terdiri dari satu atau dua pohon pinus saja. Jadi, rumput ilalang ini kan mudah terbakar," tambahnya.
Meski penyebab pasti kebakaran belum diketahui, DLHK Sumut tengah menyelidiki apakah ada faktor kesengajaan, seperti pembakaran lahan oleh pihak tertentu.
"Kami juga sedang mencari dari siapakah kira-kira (api berasal), kemungkinan apakah itu disengaja ataupun tidak, kita belum tahu," tutup Zainuddin.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini