Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepiring Sorgum dari Tetangga Bikin Maria Loreta Jadi Penjaga Ketahanan Pangan NTT

Kompas.com - 29/10/2023, 12:00 WIB
Nabilla Ramadhian,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak ada yang menyangka, status penjaga ketahanan pangan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang disandang Maria Loreta (54) bermula dari sepiring sorgum dari tetangga.

Maria Loreta, akrab disapa Mama Sorgum, adalah salah satu pemenang Generasi Bangkit Kompas.com.

Ia menjadi pemenang Generasi Bangkit kategori pejuang bumi dengan perolehan voting sebanyak 2.911.

"Waktu itu, 2007, diberi tetangga sepiring sorgum yang di atasnya ada parutan kelapa. Saya rasa, enak banget. Dari situ, saya terpanggil bagaimana menyelamatkan plasma nutfah (biji atau benih)," kata dia dalam acara Selebrasi Generasi Bangkit, Sabtu (28/10/2023).

Baca juga: Pejuang Literasi di Papua dan Mama Sorgum dari NTT, Inilah Pemenang Generasi Bangkit Kompas.com

Saat itu, Maria Loreta berpikir bahwa dari sisi karbohidrat, masyarakat Indonesia tidak hanya memiliki beras padi.

Sebab, Nusantara memiliki banyak keanekaragaman hayati tanaman pangan, terutama pangan lokal, yang sesuai dengan kondisi alam dan habitatnya.

Salah satunya adalah sorgum yang bisa tumbuh dan berkembang di tanah NTT.

Setelah merasakan nikmatnya sepiring sorgum, Maria Loreta ingin menanamnya sendiri di kebunnya.

"Kemudian setelahnya, saya inisiatif berburu benih. Lalu, mendapatkan benih itu dan kemudian mengajak teman-teman petani untuk tanam (sorgum)," ucap dia.

Perjalanan panjang

Perempuan berdarah Dayak ini melakukan perjalanan yang cukup panjang dalam upayanya membangun kesadaran masyarakat NTT untuk memproduksi dan mengonsumsi sorgum.

Sebab, pencarian benih sorgum sendiri tidak langsung berhasil pada tahun 2007.

Maria Loreta terus melakukan pencarian selama tiga tahun, sampai akhirnya menemukan benih itu pada tahun 2010.

"Cukup lama. Dan ternyata, benih sorgum ini ada dan hidup di NTT dengan macam-macam nama daerah," ungkap dia.

Di Kabupaten Flores Timur, misalnya, sorgum lebih dikenal dengan nama wata blolong atau wata solor.

Baca juga: Meski Batang Sorgum Bisa Hasilkan Gula dan Kecap, Peminatnya Masih Minim

Di Manggarai, namanya adalah mesak atau pesi. Sementara di Ende, sorgum lebih dikenal sebagai lolo.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Pemprov Jakarta Bakal Bangun Tanggul untuk Cegah Banjir Rob di Jakut
Pemprov Jakarta Bakal Bangun Tanggul untuk Cegah Banjir Rob di Jakut
Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Apartemen Tebet
Mayat Pria Ditemukan di Apartemen Tebet
Megapolitan
Kasus Warga Cikiwul Tebus Daging Kurban Rp 15.000 Diselesaikan secara Musyawarah
Kasus Warga Cikiwul Tebus Daging Kurban Rp 15.000 Diselesaikan secara Musyawarah
Megapolitan
Korban Kebakaran Penjaringan Minta Rano Karno Bantu Pembangunan Rumah: Kan Kita Udah Milih Dia
Korban Kebakaran Penjaringan Minta Rano Karno Bantu Pembangunan Rumah: Kan Kita Udah Milih Dia
Megapolitan
Hendak Tawuran Sambil Bawa Sajam hingga Bom Molotov, 3 Remaja di Jakpus Ditangkap
Hendak Tawuran Sambil Bawa Sajam hingga Bom Molotov, 3 Remaja di Jakpus Ditangkap
Megapolitan
Cerita Misti Selamatkan Diri dari Kebakaran Penjaringan: Asap 'Ngebul' ke Muka Saya
Cerita Misti Selamatkan Diri dari Kebakaran Penjaringan: Asap "Ngebul" ke Muka Saya
Megapolitan
Korban Kebakaran Penjaringan Kesulitan Gunakan Toilet Portabel
Korban Kebakaran Penjaringan Kesulitan Gunakan Toilet Portabel
Megapolitan
Plafon Terminal Jatijajar Depok Roboh akibat Angin Puting Beliung
Plafon Terminal Jatijajar Depok Roboh akibat Angin Puting Beliung
Megapolitan
Korban Kebakaran Penjaringan Masih Kekurangan Bantuan Pakaian
Korban Kebakaran Penjaringan Masih Kekurangan Bantuan Pakaian
Megapolitan
Pemkot Depok Janjikan Bantuan Tukang dan Material untuk Perbaikan Rumah Terdampak Puting Beliung
Pemkot Depok Janjikan Bantuan Tukang dan Material untuk Perbaikan Rumah Terdampak Puting Beliung
Megapolitan
2 Pemotor Remaja Tewas Usai Tabrak Pembatas Jalan di Depok
2 Pemotor Remaja Tewas Usai Tabrak Pembatas Jalan di Depok
Megapolitan
Tidur Beralaskan Terpal, Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Kasur
Tidur Beralaskan Terpal, Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Kasur
Megapolitan
Klarifikasi Panitia Minta Rp 15.000 untuk Tebus Daging Kurban di Cikiwul: Untuk Operasional
Klarifikasi Panitia Minta Rp 15.000 untuk Tebus Daging Kurban di Cikiwul: Untuk Operasional
Megapolitan
Perbaikan Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Depok Bakal Gunakan Anggaran BTT
Perbaikan Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Depok Bakal Gunakan Anggaran BTT
Megapolitan
Pramono Prioritaskan Bantu Balita yang Jadi Korban Kebakaran Penjaringan
Pramono Prioritaskan Bantu Balita yang Jadi Korban Kebakaran Penjaringan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau