Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Polisi Tangkap Tim Medis dalam Kericuhan Demo Buruh di DPR?

Kompas.com - 04/06/2025, 05:17 WIB
Baharudin Al Farisi,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Cho Yong Gi, mahasiswa jurusan Filsafat Universitas Indonesia (UI) menjadi satu dari 14 orang yang ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka kericuhan demo peringatan Hari Buruh 1 Mei 2025 di depan Gedung DPR/MPR RI.

Saat itu, Polda Metro Jaya menyebut, ke-14 orang ini adalah kelompok anarko yang menyusupi aksi unjuk rasa. Belasan orang itu disebut sebagai pemicu kericuhan demo.

Sebulan usai jadi tersangka, Cho Yong Gi buka suara. Ia yang saat itu bertindak sebagai tim medis mengungkapkan kronologi dirinya ditangkap dan berujung tersangka.

Kenapa ditangkap?

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi membenarkan, empat dari 14 orang yang ditangkap polisi terkait kericuhan demo peringatan Hari Buruh 1 Mei 2025 di depan Gedung DPR/MPR RI bukan pengunjuk rasa.

Menurut Ade Ary, empat orang tersebut merupakan tim medis dan paralegal.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi.KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi.
"Betul, jadi ada dua kelompok yang diamankan, 10 di antaranya itu adalah pengunjuk rasa, kemudian empat orang lainnya adalah tim paralegal dan medis ya," ucap Ade Ary, Selasa (3/6/2025).

Eks Kapolres Metro Jakarta Selatan itu menjelaskan, tim medis dan paralegal ini ditangkap karena tidak menuruti perintah petugas saat aksi.

"Dengan sengaja tidak segera pergi setelah diperintah tiga kali oleh atau atas nama penguasa yang berwenang seperti diatur dalam Pasal 216 dan 218 KUHP," kata Ade Ary.

Pengakuan Cho Yong Gi

Sementara, menurut Cho Yong Gi, penangkapan dirinya bermula ketika ia hendak menolong peserta aksi yang terluka. 

"Ketika lewat dari pintu DPR, saya dengan tim gabungan medis lainnya mau pulang lewat depan Senayan Park di bawah flyover, dengar suara ada warga yang bilang, 'Ada yang kepalanya bocor, perlu pertolongan'," ungkap Cho Yong Gi usai menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Selasa (3/6/2025).

Baca juga: Polisi Benarkan Tangkap Tim Medis dalam Kericuhan Demo Buruh di DPR

Setidaknya ada empat sampai lima orang sedang berjongkok di kolong flyover dengan luka robek bibir dan mengeluarkan darah. Oleh karenanya, Cho Yong Gi menawarkan bantuan medis.

Namun, di tempat yang sama, tak jauh dari lima orang yang terluka itu, ada kerumunan lain yang justru mengintimidasi Cho Yong Gi.

"Salah satu orang teriak, 'Kamu ngapain di sini?'. Terus dia dorong sampai jatuh," ucap Cho Yong Gi.

Cho Yong Gi sempat mendengar teriakan provokasi. Setelahnya, ia mengaku dibanting oleh seseorang dan mendapat serangkaian tindakan kekerasan.

"Ada suara yang provokasi, 'Ini yang tadi lempar-lempar'. Terus otomatis mereka langsung tangkap, ditarik, dibanting ke bawah, dipiting lehernya dua orang, bagian leher itu diinjak," tutur dia. 

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya
Pemprov Jakarta Bakal Bangun Tanggul untuk Cegah Banjir Rob di Jakut
Pemprov Jakarta Bakal Bangun Tanggul untuk Cegah Banjir Rob di Jakut
Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Apartemen Tebet
Mayat Pria Ditemukan di Apartemen Tebet
Megapolitan
Kasus Warga Cikiwul Tebus Daging Kurban Rp 15.000 Diselesaikan secara Musyawarah
Kasus Warga Cikiwul Tebus Daging Kurban Rp 15.000 Diselesaikan secara Musyawarah
Megapolitan
Korban Kebakaran Penjaringan Minta Rano Karno Bantu Pembangunan Rumah: Kan Kita Udah Milih Dia
Korban Kebakaran Penjaringan Minta Rano Karno Bantu Pembangunan Rumah: Kan Kita Udah Milih Dia
Megapolitan
Hendak Tawuran Sambil Bawa Sajam hingga Bom Molotov, 3 Remaja di Jakpus Ditangkap
Hendak Tawuran Sambil Bawa Sajam hingga Bom Molotov, 3 Remaja di Jakpus Ditangkap
Megapolitan
Cerita Misti Selamatkan Diri dari Kebakaran Penjaringan: Asap 'Ngebul' ke Muka Saya
Cerita Misti Selamatkan Diri dari Kebakaran Penjaringan: Asap "Ngebul" ke Muka Saya
Megapolitan
Korban Kebakaran Penjaringan Kesulitan Gunakan Toilet Portabel
Korban Kebakaran Penjaringan Kesulitan Gunakan Toilet Portabel
Megapolitan
Plafon Terminal Jatijajar Depok Roboh akibat Angin Puting Beliung
Plafon Terminal Jatijajar Depok Roboh akibat Angin Puting Beliung
Megapolitan
Korban Kebakaran Penjaringan Masih Kekurangan Bantuan Pakaian
Korban Kebakaran Penjaringan Masih Kekurangan Bantuan Pakaian
Megapolitan
Pemkot Depok Janjikan Bantuan Tukang dan Material untuk Perbaikan Rumah Terdampak Puting Beliung
Pemkot Depok Janjikan Bantuan Tukang dan Material untuk Perbaikan Rumah Terdampak Puting Beliung
Megapolitan
2 Pemotor Remaja Tewas Usai Tabrak Pembatas Jalan di Depok
2 Pemotor Remaja Tewas Usai Tabrak Pembatas Jalan di Depok
Megapolitan
Tidur Beralaskan Terpal, Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Kasur
Tidur Beralaskan Terpal, Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Kasur
Megapolitan
Klarifikasi Panitia Minta Rp 15.000 untuk Tebus Daging Kurban di Cikiwul: Untuk Operasional
Klarifikasi Panitia Minta Rp 15.000 untuk Tebus Daging Kurban di Cikiwul: Untuk Operasional
Megapolitan
Perbaikan Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Depok Bakal Gunakan Anggaran BTT
Perbaikan Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Depok Bakal Gunakan Anggaran BTT
Megapolitan
Pramono Prioritaskan Bantu Balita yang Jadi Korban Kebakaran Penjaringan
Pramono Prioritaskan Bantu Balita yang Jadi Korban Kebakaran Penjaringan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau