JAKARTA, KOMPAS.com - Cho Yong Gi, mahasiswa jurusan Filsafat Universitas Indonesia (UI) menjadi satu dari 14 orang yang ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka kericuhan demo peringatan Hari Buruh 1 Mei 2025 di depan Gedung DPR/MPR RI.
Saat itu, Polda Metro Jaya menyebut, ke-14 orang ini adalah kelompok anarko yang menyusupi aksi unjuk rasa. Belasan orang itu disebut sebagai pemicu kericuhan demo.
Sebulan usai jadi tersangka, Cho Yong Gi buka suara. Ia yang saat itu bertindak sebagai tim medis mengungkapkan kronologi dirinya ditangkap dan berujung tersangka.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi membenarkan, empat dari 14 orang yang ditangkap polisi terkait kericuhan demo peringatan Hari Buruh 1 Mei 2025 di depan Gedung DPR/MPR RI bukan pengunjuk rasa.
Menurut Ade Ary, empat orang tersebut merupakan tim medis dan paralegal.
Eks Kapolres Metro Jakarta Selatan itu menjelaskan, tim medis dan paralegal ini ditangkap karena tidak menuruti perintah petugas saat aksi.
"Dengan sengaja tidak segera pergi setelah diperintah tiga kali oleh atau atas nama penguasa yang berwenang seperti diatur dalam Pasal 216 dan 218 KUHP," kata Ade Ary.
Sementara, menurut Cho Yong Gi, penangkapan dirinya bermula ketika ia hendak menolong peserta aksi yang terluka.
"Ketika lewat dari pintu DPR, saya dengan tim gabungan medis lainnya mau pulang lewat depan Senayan Park di bawah flyover, dengar suara ada warga yang bilang, 'Ada yang kepalanya bocor, perlu pertolongan'," ungkap Cho Yong Gi usai menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Selasa (3/6/2025).
Baca juga: Polisi Benarkan Tangkap Tim Medis dalam Kericuhan Demo Buruh di DPR
Setidaknya ada empat sampai lima orang sedang berjongkok di kolong flyover dengan luka robek bibir dan mengeluarkan darah. Oleh karenanya, Cho Yong Gi menawarkan bantuan medis.
Namun, di tempat yang sama, tak jauh dari lima orang yang terluka itu, ada kerumunan lain yang justru mengintimidasi Cho Yong Gi.
"Salah satu orang teriak, 'Kamu ngapain di sini?'. Terus dia dorong sampai jatuh," ucap Cho Yong Gi.
Cho Yong Gi sempat mendengar teriakan provokasi. Setelahnya, ia mengaku dibanting oleh seseorang dan mendapat serangkaian tindakan kekerasan.
"Ada suara yang provokasi, 'Ini yang tadi lempar-lempar'. Terus otomatis mereka langsung tangkap, ditarik, dibanting ke bawah, dipiting lehernya dua orang, bagian leher itu diinjak," tutur dia.