KOMPAS.com – Gelombang solidaritas masyarakat muncul di tengah eskalasi unjuk rasa dan potensi kerusuhan di beberapa titik Jakarta dan sekitarnya.
Aksi ini ramai dengan sebutan “Warga Jaga Warga” di media sosial, yang melibatkan berbagai kelompok mulai dari suporter klub sepak bola, organisasi keagamaan, ibu-ibu, hingga komunitas warga di klaster perumahan Bekasi.
Tujuannya sama, yakni menjaga keamanan lingkungan dan mencegah provokasi orang tak dikenal (OTK) yang berpotensi memicu kerusuhan.
Baca juga: Arti Brave Pink dan Hero Green yang Ramai Digunakan Warganet di Media Sosial
Mereka membentangkan spanduk bertuliskan seruan menjaga kampung dan menolak kerusuhan.
“Karena pengalaman kami, Tanah Abang berada di ring satu wilayah demo. Kalau sudah rusuh, mudah sekali menjalar ke daerah lain,” kata Jusuf Maulana, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tanah Abang 1.
Ketua Tanfiziyah NU Tanah Abang, Alit Kustizar, menyebut patroli warga dilakukan setiap malam secara bergantian.
“Kalau ada kelompok orang-orang tidak dikenal, kita coba bubarkan dengan cara yang persuasif,” ujarnya.
Baca juga: Apa Itu 17+8 Tuntutan Rakyat yang Banyak Digaungkan Influencer?
Mereka mengibarkan chants khas sepak bola untuk membakar semangat warga agar menjaga kota tetap aman.
“Kepada Jakmania di mana pun, untuk sama-sama menjaga kota kita agar tidak dirusak oleh kepentingan sesaat. Kita harus jaga Jakarta, jaga kampung kita,” seru Heri, perwakilan Jakmania Tanah Abang.
Baca juga: Isi 17 Tuntutan Rakyat yang Mendesak Dipenuhi Sebelum 5 September 2025
“Ya ini kan bunga tuh kalau dilihat adem begitu ya, cakep. Biar jadi damai kan, demonya masyarakat, polisi, damai semua,” ujar Ati (42), salah satu warga yang ikut membagikan bunga.
Ati menambahkan, bunga juga menjadi pesan agar aparat tidak represif.
“Semoga sih besok-besok jangan sampai ada korban lagi ya. Kalau bisa jangan pakai gas air mata, kasihan anak-anak yang pada demo,” ucapnya.
Baca juga: Potret Aksi Demo Inklusif Para Perempuan di DPR RI Hari Ini: Damai dan Ramah Disabilitas