Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Massa Buruh Bawa Boneka Tikus Berdasi di Patung Kuda, Simbol Kritik Pejabat Korup

Kompas.com - 04/09/2025, 16:59 WIB
Lidia Pratama Febrian,
Faieq Hidayat

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Massa dari Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) menampilkan boneka besar berbentuk tikus berwarna hitam dengan setelan jas dan dasi saat menggelar aksi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (4/9/2025).

Pantauan Kompas.com di lokasi, boneka tikus setinggi hampir dua meter itu digantung di rangka kayu berbentuk segitiga.

Atribut tersebut menjadi salah satu simbol kritik massa terhadap maraknya praktik korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.

Baca juga: Massa Buruh Gelar Demo di Patung Kuda, Desak Hentikan Tindakan Represif ke Rakyat

Boneka tikus berdasi itu ditempatkan di tengah jalan, berdampingan dengan sejumlah spanduk panjang berwarna mencolok.

Tuntutan yang dituliskan antara lain menurunkan harga sembako, tarif dasar listrik, serta mendesak pemerintah menindak tegas mafia pangan.

Seorang peserta aksi, Yudha (23), menjelaskan alasan boneka tikus berdasi itu dipertontonkan di jalan.

Menurut dia, atribut tersebut mewakili keresahan rakyat terhadap pejabat yang hanya mementingkan diri sendiri.

“Kenapa tikus berdasi? Karena itu simbol pejabat yang rakus, yang makan uang rakyat, yang hidup mewah dari hasil keringat buruh dan petani. Tikus itu pakai jas dan dasi, artinya mereka bersembunyi di balik jabatan dan kekuasaan,” ujar Yudha saat ditemui Kompas.com di lokasi.

Baca juga: Ini 12 Tuntutan Massa Buruh dalam Aksi Rakyat Menggugat di Patung Kuda

Ia menambahkan, boneka itu juga dimaksudkan sebagai pengingat bahwa praktik korupsi masih merajalela dan membuat rakyat semakin terbebani.

“Selama tikus berdasi ini dibiarkan, harga pangan tetap naik, buruh sengsara, dan petani rugi,” katanya.

Aksi bertajuk “Rakyat Menggugat” ini juga diwarnai orasi dari atas mobil komando.

Massa menyinggung pejabat negara yang dinilai tidak pernah meminta maaf atas kebijakan yang menyengsarakan rakyat.

“DPR mendapat royalti, mereka mendapatkan keuntungan, sedangkan kita, rakyat, buruh, tani, mahasiswa, menjadi obyek yang dipajaki negara,” seru seorang orator.

Baca juga: Mahasiswa Demo di DPRD DKI, Tuntut Transparansi Tunjangan dan Gaji Dewan

Selain boneka tikus, massa juga membentangkan puluhan flyer dan spanduk dengan beragam tuntutan, termasuk penghentian brutalitas aparat, penghapusan outsourcing, pengesahan RUU Perampasan Aset, hingga pencabutan UU Cipta Kerja.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas 'Jaga Jakarta'
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas "Jaga Jakarta"
Megapolitan
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
Megapolitan
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Megapolitan
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Megapolitan
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Megapolitan
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Megapolitan
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Megapolitan
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Megapolitan
Mau Dilaporkan Jenderal TNI, Ferry Irwandi: Saya Tidak Dididik Jadi Pengecut
Mau Dilaporkan Jenderal TNI, Ferry Irwandi: Saya Tidak Dididik Jadi Pengecut
Megapolitan
Empat Pelaku Merusak Mako Polres Jaktim dan Polsek Duren Sawit karena Terprovokasi Medsos
Empat Pelaku Merusak Mako Polres Jaktim dan Polsek Duren Sawit karena Terprovokasi Medsos
Megapolitan
Napas Baru UMKM di Basemen Blok M Hub
Napas Baru UMKM di Basemen Blok M Hub
Megapolitan
Antisipasi Macet, Satlantas Siapkan Skema Akses Saat Jambore Pramuka Muslim Dunia
Antisipasi Macet, Satlantas Siapkan Skema Akses Saat Jambore Pramuka Muslim Dunia
Megapolitan
7 Senjata Api Hilang saat Polsek Matraman Diserang, 5 Belum Ditemukan
7 Senjata Api Hilang saat Polsek Matraman Diserang, 5 Belum Ditemukan
Megapolitan
Jumlah Pelaku Penjarahan Rumah Sri Mulyani Bisa Bertambah, Termasuk Pencuri Lukisan
Jumlah Pelaku Penjarahan Rumah Sri Mulyani Bisa Bertambah, Termasuk Pencuri Lukisan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau