BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan APRIL Asia Group

Dukung Agenda FOLU Net Sink Indonesia 2030, Upaya APRIL Group untuk Capai NZE

Kompas.com - 05/09/2023, 09:50 WIB
ADW,
ADM

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Upaya sektor swasta dalam membantu mengatasi perubahan iklim dinilai dapat berkontribusi secara signifikan dalam pengurangan emisi karbon dunia serta mendukung tercapainya target Net Zero Emission (NZE), khususnya di kawasan ASEAN.

Di sisi lain, upaya sektor swasta juga dibutuhkan karena perubahan iklim memiliki risiko terhadap keberlangsungan bisnis.

Oleh karena itu, sebagai salah satu produsen serat, pulp, dan kertas terbesar di dunia yang beroperasi di Pangkalan Kerinci, Riau, APRIL Group, berupaya membantu mengatasi perubahan iklim.

Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper–unit operasional APRIL Group–Sihol Aritonang mengatakan bahwa pihaknya merespons kebutuhan tersebut melalui serangkaian upaya nyata.

Pada sesi panel “Decarbonizing Southeast Asia: Charting ASEAN's Pathway to a Net Zero Future” dalam ajang ASEAN Business Investment Summit (ABIS) di Jakarta, Minggu (3/9/2023), Sihol menjelaskan sejumlah upaya yang telah dilakukan APRIL sebagai wujud komitmen perusahaan dalam mewujudkan target NZE.

Baca juga: Menengok Kontribusi APRIL Group, 30 Tahun Salurkan Kebutuhan Pulp dan Kertas Dunia

Beberapa upaya itu adalah dekarbonisasi di seluruh area operasional, meningkatkan produktivitas lahan sejalan dengan konsep pengelolaan hutan lestari, serta menjalankan program restorasi dan konservasi.

"Dari sisi pengelolaan lahan, cara kami dalam mengurangi emisi karbon adalah dengan meningkatkan produktivitas lahan dan memperkuat komitmen konservasi dan restorasi. Dari sisi operasional, kami melakukan dekarbonisasi di seluruh aspek operasional dengan berinvestasi pada teknologi dan sains," kata Sihol dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Senin (4/9/2023).

Sementara dari sisi operasional, APRIL mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan dan bersih dalam kegiatan di pabrik. Hal ini sejalan dengan target Climate Positive yang tertuang dalam komitmen keberlanjutan APRIL2030.

Saat ini, kata Sihol, penggunaan energi terbarukan perusahaan telah mencapai 88,6 persen atau mendekati target sebesar 90 persen. Adapun instalasi panel surya (solar panel) sebesar 11 megawatt (MW) dari target 50 MW memainkan peran penting dalam pencapaian tersebut.

Total, perusahaan yang terkenal dengan produk PaperOne itu telah mencapai pengurangan intensitas emisi karbon produk sebesar 22 persen dari target 25 persen pada 2030.

Sihol menjelaskan, capaian tersebut dapat diraih melalui pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil, meningkatkan efisiensi energi di lingkungan operasional perusahaan, serta penggunaan bus listrik di lingkungan kerja perusahaan.

Dukung FOLU Net Sink Indonesia

Sihol mengatakan, upaya mencapai NZE yang dilakukan APRIL juga bertujuan untuk mendukung program pemerintah Indonesia agar sektor kehutanan mencapai status net sink atau Forest and Other Land Uses (FOLU) Net Sink pada 2030.

"Upaya kami juga selaras untuk mendukung tercapainya agenda iklim FOLU Net Sink melalui kegiatan konservasi restorasi dan pengelolaan lahan yang bertanggung jawab," ujarnya.

Untuk diketahui, lewat komitmen keberlanjutan APRIL 2030, APRIL menargetkan peningkatan produktivitas serat dari hutan tanaman industri (HTI) yang dikelola sebesar 50 persen. Sejak 2019 hingga 2022, peningkatan produktivitas serat tercatat sebesar 13 persen.

Baca juga: LPEM FEB UI: APRIL Group Berkontribusi Rp 484,3 Triliun untuk PDB Nasional Selama 2016-2022

APRIL juga memiliki komitmen 1 for 1, yakni mengkonservasi setiap 1 hektare (ha) lahan dari setiap 1 ha lahan yang dikelola untuk produksi. Kawasan konservasi sendiri merupakan kawasan yang terhindar dari emisi yang merupakan bagian penting dari upaya mitigasi perusahaan.

Saat ini, papar Sihol, progres komitmen tersebut telah mencapai 80 persen dan akan didorong untuk mencapai target 100 persen. Upaya ini didukung oleh komitmen pendanaan sebesar 1 dollar AS per ton dari hasil produksi yang memastikan pendanaan berkelanjutan untuk upaya konservasi dan restorasi.

Salah satu program dari komitmen 1 for 1 yang dijalankan APRIL adalah program restorasi terbesar di Sumatera, yakni Restorasi Ekosistem Riau (RER) seluas 150.000 ha. Luas ini setara dua kali luas wilayah Singapura.

“RER menjadi bukti nyata bahwa solusi berbasis alam tidak hanya memberikan manfaat untuk berkontribusi terhadap pencegahan iklim. Akan tetapi, juga memberikan banyak manfaat sosial-ekonomi dan lingkungan, seperti perlindungan keanekaragaman hayati, menjaga ekosistem, dan mendukung penghidupan berkelanjutan,” papar Sihol.

Baca juga: Menengok Capaian Komitmen April Group dalam Upaya Konservasi dan Restorasi

Selain berbagai upaya tersebut, APRIL juga berinvestasi dalam pembangunan empat menara emisi gas rumah kaca (GRK) dan peralatan pemantauan. Investasi ini dilakukan agar APRIL dapat memahami sepenuhnya dinamika emisi GRK di berbagai jenis penggunaan lahan yang menjadi panduan dalam mitigasi iklim dan mendukung praktik pengelolaan lahan gambut yang terbaik.

Sebagai informasi, selain Sihol, sesi panel tersebut juga diikuti oleh Presiden Canada-ASEAN Business Council (CABC) Wayne Farmer, Presiden Kasikornbank Thailand Pipit Aneaknithi, Chief Sustainability Officer Standard Chartered Bank Marisa Drew, Managing Director Glasgow Financial Alliance untuk Net Zero Yuki Yasui, serta Wakil Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Indika Energy Azis Armand.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Ekbis
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Cuan
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
Ekbis
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau