Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Kompas.com - 29/04/2024, 20:30 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SAMOSIR, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) kembali memperkuat insentif bagi sektor perbankan. Kali ini, bank sentral memberikan "jamu manis" berupa perluasan cakupan sektor kredit untuk Kebijakan Likuditas Makroprudensial (KLM).

Lewat perluasan itu, BI berupaya untuk mendongkrak kredit perbankan ke sejumlah sektor industri, lewat pengurangan setoran giro wajib minimum (GWM). Dengan demikian, bank yang telah menyalurkan kredit ke sektor ditentukan mendapatkan tambahan likuiditas.

"KLM diperluas. Harapannya, kredit baru yang sudah positif dan tumbuh tinggi 12,4 persen sampai dengan Maret jangan sampai turun kembali," ujar Kepala Grup Sektor Keuangan Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Nugroho Joko Prastowo, dalam diskusi bersama media, di Kabupaten Samosir, Senin (29/4/2024).

Baca juga: Apa Saja Kebijakan Bank Indonesia dalam Menjaga Stabilitas Moneter?

Adapun perluasan yang dilakukan ialah menambah sektor usaha yang dapat menjadi tujuan kredit perbankan. Perluasan diberikan kepada sektor penunjang hilirisasi, konstruksi dan real estate produktif, ekonomi kreatif, otomotif, perdagangan, Listrik-Gas-Air Bersih (LGA), dan jasa sosial.

Sektor-sektor itu menambah daftar sektor usaha yang menerima insentif, yakni sektor hilirisasi mineral dan batu bara (minerba), non-minerba, perumahan, pariwisata, Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM), ultra mikro (UMi), dan keuangan hijau. Perluasan cakupan sektor usaha ini berlaku mulai 1 Juni 2024.

"Jadi ada insetif likuiditas, kemudian harapannya bank semangat untuk menyalurkan kredit," kata dia.

Baca juga: Restrukturisasi Kredit Covid-19 Berakhir, Bank Mandiri: Mayoritas Debitor Sudah Masuk Level Normal


Nugroho menjelaskan, bank bisa mendapatkan KLM dan menerima pengurangan setoran GWM maksimal 4 persen.

Angka itu merupakan total dari pemberian insentif untuk penyaluran kredit atau pembiayaan paling tinggi sebesar 2,2 persen, insentif kepada bank penyalur kredit atau pembiayaan inklusif menjadi paling tinggi 1,3 persen, dan insentif terhadap penyaluran kredit pembiayaan hijau sebesar 0,5 persen.

"Kalau kamu mau menyalurkan kredit, GWM ini dikembalikan lagi, melaui KLM. Sebelumnya di simpan di BI SBN, untuk mendorong ini saya kembalikan, tapi harus nyalurin kredit dulu," tuturnya.

Perluasan KLM ditarget dapat menambah likuiditas perbankan sebesar Rp 81 triliun sehingga total insentif menjadi Rp 246 triliun. Kemudian, tambahan likuiditas dari KLM diperkirakan dapat mencapai Rp 115 triliun pada akhir tahun 2024, sehingga total insentif yang diberikan menjadi Rp 280 triliun.

"Jadi dari sisi bank semangat nyalurin kredit, ini lah yang membuat kredit tetap akan tumbuh tinggi, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi," ucapnya.

Baca juga: BI: Pertumbuhan Kredit Perbankan Terus Meningkat, Per Maret Capai 12,4 Persen

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Ekbis
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Cuan
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
Ekbis
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau