Hingga di titik ini, Eka merasa Shopee sangat berperan besar dalam pengembangan bisnisnya. Bahkan, 90 persen hasil produksinya dijual di Shopee.
Rata-rata penjualannya di Shopee per hari bisa mencapai 50 paket yang mana masing-masing paket terdiri dari 3 sampai 4 jenis rajutan. Namun kalau di tanggal-tanggal khusus atau kampanye-kampanye khusus yang diselenggarakan Shopee, penjualannya bisa mencapai 200 sampai 500 paket.
“Jadi kalau event tanggal kembar kayak 12.12 atau kampanye lainnya itu jadi panen kita untuk meraup omzet sekaligus puncak buat kita buat bekerja,” katanya.
Bahkan dengan memanfaatkan platform Shopee usaha rajutnya menembus pasar Asia Tenggara seperti Malaysia dan Singapura.
Baca juga: Shopee Luncurkan Reality Show “Jagoan UMKM”, Hadiah Rp 1 M untuk Pengusaha Lokal Terbaik
Harga produknya juga cukup terjangkau. Dia membanderol mulai dari harga Rp 35.000 hingga Rp 200.000.
Di tengah berkat yang manis itu, Eka tetap peduli kepada sesama. Selain memberdayakan masyarakat sekitar, pada tahun 2021 silam, Eka juga turut memberdayakan kaum difabel di sekitar lingkungan rumahnya.
Di tengah keterbatasan mereka, Eka memberikan pekerjaan untuk merajut berbagai koleksi mulai dari sweeter, aksesoris tas rajutan, hingga gantungan kunci.
Saat ini kurang lebih ada 10 kaum difabel yang diberdayakan Eka. Untuk sistem pengupahan, Eka hanya mengambil keuntungan 10 persen dari hasil penjualan produk buatan mereka.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya