“Misal, untuk produk gantungan kunci itu Rp 35.000, saya hanya ambil 10 persen, sisanya buat mereka. Pun dengan masyarakat sekitar yang saya berdaya yakin, mereka produksi sendiri, saya yang bantu jual. Tapi ada juga masyarakat yang sudah mandiri dia jual dan produksi sendiri,” jelasnya.
Teman-teman difabel yang diberdayakan Eka bukan hanya membantu dalam skala produksi, namun juga menjadi pengajar bilamana ada masyarakat yang berkunjung ke Kampung Rajut Binong.
Sebagai informasi, Kampung Rajut Binong merupakan kampung yang juga tempat usaha Eka berdiri. Disana mayoritas warganya adalah perajut. Bahkan kampung itu membuka eduwisata bagi pengunjung mancanegara yang ingin belajar merajut.
“Jadi teman-teman difabel yang jadi pengajar untuk pengunjung kalau mau belajar merajut,” tutur Eka.
Baca juga: Luncurkan Program Sukses UMKM Baru, Shopee Beri Dukungan Gratis untuk UMKM Pemula
Baginya, memberdayakan masyarakat sekitar dan kaum difabel juga menjadi salah satu alasan Galleraj.id masih berdiri dan terus berkembang. Eka berharap produk jerih payah dan jari-jari kaum difabel bisa lebih mengglobal bersama Shopee.
“Mungkin bisnis ini sendiri enggak akan sampai berdiri sebesar ini jika tanpa mereka. Saya berharap karya-karya mereka dan buatan lokal ini bisa lebih mendunia,” katanya.
Sementara itu, Elis salah satu kaum difabel yang juga menjadi pengrajin di Galleraj.id mengaku sangat bersyukur telah bergabung bersama Eka. Selain membuat dia lebih produktif, ekonomi keluarganya juga cukup terbantu.
“Kami yang difabel jadi memiliki tambahan penghasilan, kami bisa lebih produktif dan membantu keluarga kami masing-masing,” ucap Elis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya