Kondisi ini dapat menjadi tantangan bagi biaya logistik dan pada akhirnya berpengaruh terhadap daya saing produk baja nasional.
Pemerintah perlu mendorong pembangunan kawasan industri baja terintegrasi yang terhubung dengan pelabuhan laut dalam, rel kereta api, dan jalan tol agar distribusi bahan baku dan produk baja menjadi lebih efisien.
Infrastruktur logistik yang baik akan membantu menekan biaya distribusi dan mempercepat pengiriman bahan baku ke pabrik baja serta produk baja ke konsumen.
Dengan demikian, industri baja dapat meningkatkan keseluruhan efisiensi di rantai pasok, yang pada akhirnya memperkuat daya saingnya.
Keenam, sinergi lintas sektor. Keberhasilan swasembada beras di sektor pertanian tidak lepas dari kuatnya sinergi lintas sektor yang melibatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, Bulog, BUMN pangan, swasta, asosiasi petani, dan lembaga riset.
Kolaborasi ini memungkinkan kebijakan subsidi input, kebijakan harga, infrastruktur distribusi, dan akses pembiayaan dapat berjalan efektif secara terintegrasi.
Industri baja nasional juga memerlukan sinergi lintas sektor yang kuat agar kebijakan swasembada baja dapat terimplementasi secara optimal.
Sinergi lintas sektor ini mencakup peran pemerintah pusat sebagai perumus kebijakan strategis; pemerintah daerah yang mendukung kawasan industri baja dan infrastruktur logistik; BUMN baja yang menjadi motor pembangunan industri baja nasional; swasta nasional dan asing yang terlibat dalam investasi dan produksi; asosiasi industri yang menjadi jembatan komunikasi antara industri dan pemerintah; serta lembaga riset yang mendukung pengembangan teknologi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Dalam konteks ini, Pusat Logistik Baja Nasional (PLBN) juga menjadi bagian penting dari sinergi lintas sektor, sebagaimana peran Bulog untuk beras.
PLBN berfungsi sebagai pusat distribusi strategis bagi proyek-proyek strategis nasional (PSN) dan dapat membantu mengoptimalkan rantai pasok baja domestik melalui perencanaan yang lebih terkoordinasi.
Dengan keterlibatan PLBN, distribusi baja nasional akan semakin terintegrasi dengan industri hilir dan proyek-proyek pemerintah, sehingga mendukung peningkatan penggunaan produk baja dalam negeri.
Ketujuh, penelitian dan pengembangan (R&D). Dalam sektor pertanian, pemerintah mendorong penelitian varietas unggul, mekanisasi, dan teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing petani melalui berbagai pusat penelitian dan pengembangan.
Pemerintah telah memiliki Balai Penelitian Tanaman Pangan (Balitbangtan), Balai Penelitian Tanaman Perkebunan, dan Balai Penelitian Padi yang berfungsi sebagai pusat R&D di sektor pertanian.
Lembaga-lembaga ini memainkan peran penting dalam pengembangan varietas unggul, teknologi budidaya, serta peningkatan produktivitas tanaman pangan dan perkebunan.
Dalam konteks industri baja, Indonesia memiliki lembaga riset seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM), serta Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Logam dan Mesin (BBSPJILM) yang melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan secara luas.
Hingga saat ini, pusat riset nasional yang secara khusus menangani pengembangan teknologi dan inovasi di bidang baja masih perlu terus dibangun dan diperkuat.
Hal yang berbeda kita temui di China, yang memiliki berbagai pusat R&D khusus baja seperti China Iron & Steel Research Institute Group (CISRI), Collaborative Innovation Center of Steel Technology (CICST), International Welding Technology Center (IWTC), Research Institute of Technology milik Shougang Group, dan China Metallurgical Industry Planning and Research Institute (MPI).
Keberadaan pusat-pusat riset baja ini menunjukkan komitmen pemerintah Tiongkok dalam mendukung industri baja mereka agar tetap kompetitif di pasar global.
Keberhasilan sektor pertanian telah menjadi bukti bahwa kebijakan yang tepat, dukungan harga sarana produksi, kebijakan harga, perlindungan pasar, pembangunan infrastruktur, pembiayaan murah, sinergi lintas sektor, serta penguatan penelitian dan pengembangan (R&D) dapat menjadi landasan dalam menciptakan swasembada beras.
Kebijakan di sektor pertanian ini dapat menjadi contoh yang sangat relevan untuk diterapkan di sektor baja agar mampu menciptakan kemandirian industri baja nasional.
Dengan keberpihakan kebijakan yang konsisten dan sinergi lintas sektor yang kuat, Indonesia dapat mewujudkan swasembada baja nasional yang berdaya saing, mendukung pembangunan ekonomi, dan memperkuat ketahanan industri strategis untuk menyongsong visi Indonesia Emas 2045.
Baja adalah bahan pokok bagi keberlangsungan hidup industri nasional, sebagaimana beras bagi masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.