JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mengatakan tidak melihat adanya keluhan soal lonjakan tingkat suku bunga pada produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Corporate Secretary BTN Ramon Armando menjelaskan, BTN sejak awal telah menyampaikan kepada nasabah bahwa suku bunga promo bersifat sementara dan akan berubah menjadi floating.
"Sebulan sebelum berakhir, BTN juga mengirimkan pemberitahuan kepada nasabah terkait perubahan cicilan," kata dia kepada Kompas.com, Kamis (5/6/2025).
Baca juga: Strategi BTN Cegah Pejuang KPR Pindah Bank Saat Masuk Suku Bunga Floating
Ia menambahkan, suku bunga KPR diproyeksikan mulai menurun dalam enam hingga 12 bulan ke depan, seiring dengan tren pelonggaran kebijakan moneter global.
Bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) diperkirakan bakal menurunkan suku bunga dua kali pada 2025. Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan BI7DRR menjadi 5,50 persen pada Mei 2025.
"Penurunan bunga KPR akan mengikuti secara bertahap, terutama pada skema floating, dengan jeda penyesuaian sekitar dua sampai enam bulan setelah BI rate turun," imbuh dia.
Ramon menceritakan, saat ini proporsi terbesar dari KPR BTN adalah skema fixed rate, karena mayoritas portofolio BTN berasal dari KPR Subsidi yang memang secara regulasi menggunakan bunga tetap sepanjang tenor subsidi.
Baca juga: Pindah Bank, Pilihan Strategis Pejuang KPR untuk Atasi Floating Rate
Hal ini berbeda dengan KPR Non-Subsidi atau komersial yang lebih fleksibel dan sebagian besar menggunakan skema floating rate mengikuti suku bunga pasar.
Sebagai catatan, KPR Non-Subsidi BTN mengadopsi skema hybrid, dengan suku bunga bersifat fixed selama masa promo.
Setelah periode tersebut berakhir, suku bunga akan naik secara bertahap mengikuti suku bunga acuan pasar, sehingga cicilan menyesuaikan kondisi suku bunga terkini.