Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Kembalikan 29 Kontainer Udang Indonesia, Kemenko Pangan Sebut 18 Kontainer Negatif Radiasi Cesium

Kompas.com - 06/10/2025, 17:34 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Ahli Bidang Transformasi Digital dan Hubungan Antar Lembaga Kemenko Bidang Pangan, Bara Hasibuan, mengatakan bahwa tidak semua produk udang asal Indonesia yang diimpor ke Amerika Serikat (AS) terpapar Cesium-137 (Cs-137).

Menurut Bara, produk yang positif terpapar radiasi Cs-137 ada di dalam lima kontainer.

Produk itu terdeteksi terkontaminasi cesium saat berada di empat pelabuhan di Amerika.

Seluruhnya sudah ditolak oleh AS dan dikembalikan ke Indonesia.

Baca juga: Setelah Dinyatakan Aman Dikonsumsi, Produk Udang RI yang Ditolak AS Dikembalikan ke Produsen

"Produk udang Indonesia yang sampai di AS suspect terpapar radiasi ada lima kontainer. Namun pihak AS langsung melakukan penolakan meskipun tidak menguji seluruh produk udang yang ada di dalam kontainer," ujar Bara dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Senin (6/10/2025).

"Produk-produk udang yang sudah sampai di AS itu dan terindikasi ada yang terkontaminasi dimasukkan ke lima kontainer dan dikirim kembali ke Indonesia. Satu kontainer sudah tiba dan sedang dilakukan inspeksi oleh tim dari Bapeten dan BRIN. Hasilnya belum diketahui," tambah dia.

Lalu begitu empat kontainer lainnya tiba, juga dilakukan inspeksi serupa oleh kedua pihak.

29 kontainer udang yang belum sampai AS

Bara melanjutkan, selama proses ekspor ada 29 kontainer lain yang berisi produk udang yang belum sempat sampai ke AS pada saat temuan soal kontaminasi Cs-137 diketahui.

Keduapuluh sembilan kontainer itu sedang dalam perjalanan saat pihak Amerika meminta lima kontainer udang terkontaminasi cesium dikembalikan ke Indonesia.

Dengan adanya perkembangan kabar dari otoritas pengawas obat dan makanan AS (FDA), maka 29 kontainer udang yang ada di perjalanan itu juga dikembalikan ke Indonesia.

"Terdapat 29 kontainer return on board (RoB) produk udang yang sudah tiba di Indonesia. Dari 29 kontainer, terdapat 18 kontainer yang sudah dilakukan pengujian oleh BRIN dan hasilnya tidak terdeteksi kontaminasi radionuklida Cs-137," ungkap Bara.

"Sisanya (11 kontainer) sedang dilakukan pengujian oleh BRIN/Bapeten. Jadi kontainer yang RoB adalah kontainer yang masih dalam perjalanan ke Amerika, belum sampai sana, tapi diperintahkan untuk kembali ke Indonesia," jelasnya.

18 kontainer udang dinyatakan negatif paparan, dikembalikan ke produsen

Lebih lanjut, Bara mengatakan bahwa dari 18 kontainer yang diinspeksi oleh BRIN dan Bapeten, hasilnya seluruhnya tidak terdeteksi kontaminasi Cs-137.

"Jadi dari seluruh kontainer yang RoB yang sudah diinspeksi (18) tidak terdeteksi kontaminasi Cs-137," tegasnya.

Sehingga pemerintah mengembalikan 18 kontainer itu kepada PT Bahari Makmur Sejahtera (BMS Foods).

"Kita kembalikan produk yang tidak terkontaminasi, jadi pihak BMS punya hak untuk melakukan apa saja," kata Bara.

Baca juga: FDA Perketat Impor Udang dan Rempah Indonesia Usai Temuan Radioaktif

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Ekbis
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Cuan
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
Ekbis
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau