KOMPAS.com – Nilai tukar rupiah menguat tipis setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan suku bunga acuan di level 4,75 persen.
Analis Bank Woori Saudara Rully Nova menilai, penguatan rupiah hari ini lebih banyak dipengaruhi faktor domestik.
“Rupiah pada perdagangan hari ini menguat lebih dipengaruhi oleh faktor domestik, di mana BI memutuskan suku bunga tidak berubah di 4,75 persen,” ujarnya di Jakarta, Rabu (22/10/2025).
Baca juga: IHSG Ditutup Merosot 1,04 Persen, Rupiah Menguat Tipis
Rupiah ditutup menguat 2 poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.585 per dolar Amerika Serikat (AS) dibanding penutupan sebelumnya Rp16.587 per dolar AS.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 21–22 Oktober 2025 menetapkan suku bunga acuan tetap di 4,75 persen.
Suku bunga deposit facility juga tetap di 3,75 persen, sedangkan lending facility bertahan di 5,5 persen.
Menurut BI, keputusan ini sejalan dengan perkiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 yang masih berada dalam sasaran 2,5±1 persen.
BI juga menilai langkah tersebut penting untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.
“Tekanan dari eksternal terhadap rupiah masih tinggi di tengah ketidakpastian perang tarif AS–China. Shutdown pemerintah AS yang sudah berjalan mendekati satu bulan berakibat pada minimnya rilis data ekonomi, sehingga sulit bagi The Fed buat mengambil keputusan mengenai suku bunga,” kata Rully.
Baca juga: IHSG Diprediksi Bakal Melaju Lagi, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Rabu
Meski rupiah menguat di pasar spot, Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia hari ini justru melemah ke Rp16.617 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.589 per dolar AS.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang