Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Proyeksi Harga Logam Mulia Bisa Kembali Menguat ke Rp 2,4 Juta per Gram

Kompas.com - 27/10/2025, 16:14 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga logam mulia diproyeksi menguat kembali pada pekan ini hingga menembus level Rp 2,4 juta per gram. Hal ini seiring masih bergejolaknya kondisi global yang memengaruhi harga emas dunia dan berdampak pada harga emas di dalam negeri.

Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi mengatakan, pekan lalu harga logam mulia memang cenderung melemah, namun diyakini ke depannya berpotensi menguat.

Emas Antam tercatat menyusut Rp 65.000 per gram selama sepekan selama sepekan kemarin, dengan berada di level Rp 2.350.000 per gram pada Sabtu (25/10/2025).

"Kemungkinan akan mengalami kenaikan (bergerak di rentang) R0 2.360.000 sampai di Rp 2.390.000. Kemungkinan tertingginya adalah Rp 2.400.000," ucap Ibrahim dalam keterangannya dikutip, Senin (27/102/2025).

Baca juga: Penyebab Harga Emas Turun Hari Ini: Potensi Kesepakatan Dagang AS-China

Menurutnya, kenaikan itu sejalan dengan tren penguatan harga emas dunia yang akan bergerak di rentang 3.970-4.270 dollar AS per ons pada pekan ini. Bahkan, di awal bulan November emas dunia diperkirakan menguatke 4.376 dolar AS per ons.

Ibrahim menjelaskan, penguatan harga emas dunia didorong oleh meningkatnya ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) pada bulan ini.

Rilis data inflasi bulan September AS yang sebesar 3 persen ternyata lebih rendah dibanding ekspektasi 3,1 persen, memperkuat spekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dalam waktu dekat.

"Sebenarnya pelaku pasar sudah tahu bahwa Bank Sentral akan menurunkan suku bunga 25 basis poin, tapi mereka menunggu pernyataan dari Bank Sentral tentang ke depan di bulan November-Desember, apakah akan kembali menurunkan suku bunga atau mempertahankan suku bunga," paparnya.

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini 27 Oktober 2025, Turun Jadi Rp 2,23 Juta Per Gram

Selain faktor moneter, ketegangan politik di AS juga turut memengaruhi pergerakan emas. Hingga kini, pemerintahan AS sudah mengalami shutdown selama lebih dari 24 hari akibat kebuntuan antara Partai Demokrat dan Partai Republik soal anggaran.

Dari sisi geopolitik, konflik Rusia-Ukraina dan ancaman eskalasi baru di kawasan Eropa Timur turut menambah tekanan yang mendorong minat terhadap emas. Gejolak global membuat investor mencari aset aman (safe haven) seperti logam mulia.

Langkah bank-bank sentral meningkatkan cadangan emasnya juga akan mempengaruhi penguatan harga emas ke depannya.

"Di sisi lain kita melihat bahwa memang kemarin pada saat harga emas dunia mengalami penurunan, permintaan emas fisik dari bank sentral global ini mengalami penurunan. Tetapi di minggu depan kemungkinan besar bank sentral global akan kembali mencari logam mulia sebagai cadangannya," tutup Ibrahim.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Harga Batu Bara Melemah Tipis, Emas dan Kobalt Menguat di Awal November
Harga Batu Bara Melemah Tipis, Emas dan Kobalt Menguat di Awal November
Ekbis
Ekonom Nilai Menkeu Purbaya Abaikan Keterbukaan Risiko Fiskal dalam Pengelolaan APBN
Ekonom Nilai Menkeu Purbaya Abaikan Keterbukaan Risiko Fiskal dalam Pengelolaan APBN
Ekbis
Harga Emas di Pegadaian 3 November 2025, Rp 2,3 Juta Per Gram
Harga Emas di Pegadaian 3 November 2025, Rp 2,3 Juta Per Gram
Ekbis
IHSG Siap Rebound Awal Pekan? Pasar Nantikan Data Inflasi dan PMI Manufaktur
IHSG Siap Rebound Awal Pekan? Pasar Nantikan Data Inflasi dan PMI Manufaktur
Ekbis
Robert Kiyosaki Peringatkan 'Crash Besar', Ajak Investor Beralih ke Aset Ini
Robert Kiyosaki Peringatkan 'Crash Besar', Ajak Investor Beralih ke Aset Ini
Ekbis
10 Orang Terkaya di Dunia November 2025, Jeff Bezos Geser Zuckerberg
10 Orang Terkaya di Dunia November 2025, Jeff Bezos Geser Zuckerberg
Ekbis
Amazon Catat Kinerja Cemerlang, Tapi PHK 14.000 Karyawan
Amazon Catat Kinerja Cemerlang, Tapi PHK 14.000 Karyawan
Ekbis
Kinerja Pertumbuhan Kredit Perbankan Belum Maksimal, Bisa Tembus Target 2025?
Kinerja Pertumbuhan Kredit Perbankan Belum Maksimal, Bisa Tembus Target 2025?
Ekbis
Nobu Bank Rilis QRIS Tap untuk Pembayaran Transportasi Publik
Nobu Bank Rilis QRIS Tap untuk Pembayaran Transportasi Publik
Keuangan
Pemerintah Berencana Terapkan PPh Final UMKM 0,5 Persen Tanpa Batas Waktu
Pemerintah Berencana Terapkan PPh Final UMKM 0,5 Persen Tanpa Batas Waktu
Ekbis
Ban Bekas Mobil Tangki BBM Dimanfaatkan untuk Mitigasi Abrasi di Poso
Ban Bekas Mobil Tangki BBM Dimanfaatkan untuk Mitigasi Abrasi di Poso
Energi
KKP Siapkan Sertifikat Bebas Cs-137 agar Udang RI Tembus Pasar AS
KKP Siapkan Sertifikat Bebas Cs-137 agar Udang RI Tembus Pasar AS
Ekbis
Terapkan ESG, Blibli Tiket Ajak Mahasiswa Terlibat Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Terapkan ESG, Blibli Tiket Ajak Mahasiswa Terlibat Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Ekbis
Jelang Akhir Tahun, Blibli Tiket Rewards Bisa Ditukar Jadi GarudaMiles
Jelang Akhir Tahun, Blibli Tiket Rewards Bisa Ditukar Jadi GarudaMiles
Belanja
Asosiasi Konstruksi Bawah Tanah Dibentuk, Dorong Sinergi Industri dan Sertifikasi Tenaga Ahli
Asosiasi Konstruksi Bawah Tanah Dibentuk, Dorong Sinergi Industri dan Sertifikasi Tenaga Ahli
Industri
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau