JAKARTA, KOMPAS.com — PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mencatat laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp 6,7 triliun pada sembilan bulan pertama 2025, naik 1,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Presiden Direktur and CEO CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan peningkatan laba didukung oleh pertumbuhan kredit dan kenaikan dana murah (CASA), serta pengelolaan biaya yang disiplin.
“Kami terus menjaga kualitas aset dengan prinsip kehati-hatian, dengan rasio gross non-performing loan (NPL) sebesar 1,98 persen,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (30/10/2025).
Baca juga: Bank Aladin dan CIMB Niaga Kerja Sama Fasilitas Money Market Line dan Kustodian
Hingga akhir September 2025, total kredit atau pembiayaan CIMB Niaga mencapai Rp 228,7 triliun, naik 4,6 persen (yoy).
Pertumbuhan terbesar berasal dari segmen usaha kecil menengah (UKM) yang naik 5,7 persen, disusul perbankan korporat 5,4 persen, dan konsumer 4,3 persen. Kredit kendaraan bermotor menjadi penopang utama dengan kenaikan 18,7 persen (yoy).
Sementara itu, total dana pihak ketiga (DPK) meningkat 8,6 persen (yoy) menjadi Rp 278 triliun, dengan rasio CASA mencapai 67,9 persen.
Dana murah tumbuh 10,6 persen menjadi Rp 188,8 triliun, memperkuat struktur pendanaan bank di tengah peningkatan aktivitas digital nasabah.
Total aset konsolidasian per 30 September 2025 tercatat sebesar Rp 369,5 triliun, menegaskan posisi CIMB Niaga sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia. Rasio kecukupan modal (CAR) dan loan to deposit ratio (LDR) juga terjaga masing-masing di level 24,7 persen dan 81,1 persen.
Unit Usaha Syariah CIMB Niaga juga mencatat total pembiayaan Rp 58,2 triliun dan DPK Rp 57,9 triliun. Lani menambahkan, CIMB Niaga Syariah tetap berkomitmen untuk bertumbuh secara berkelanjutan melalui penguatan dana berbiaya rendah dan kemitraan strategis berbasis prinsip syariah.
Baca juga: Kurs Rupiah Hari Ini Eaby 6 Agustus di 5 Bank Besar, dari BRI hingga CIMB Niaga
Selain fokus pada kinerja keuangan, CIMB Niaga terus mengintegrasikan prinsip keberlanjutan (ESG) dalam bisnisnya. Sekitar 24 persen dari total pembiayaan bank, atau setara Rp 54,7 triliun, mendukung proyek transisi energi bersih dan ekonomi rendah karbon.
Pada September 2025, bank juga meluncurkan Sustainability-Linked FX and Derivatives Program untuk membantu nasabah menerapkan prinsip ESG di operasional bisnis mereka.
CIMB Niaga juga mencatat pertumbuhan transaksi digital signifikan. Sebanyak 91,1 persen transaksi nasabah dilakukan melalui layanan digital seperti aplikasi dan situs OCTO, BizChannel CIMB, dan OCTO Pay. Transaksi finansial digital tumbuh 44 persen sepanjang sembilan bulan pertama 2025.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang