JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi dinilai lebih baik bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia atau PSI ketimbang ke Partai Golkar.
Politikus PSI Ade Armando mengungkapkan alasannya yakni Golkar merupakan partai politik (parpol) besar dengan banyak faksi.
Kondisi Golkar semacam itu diprediksi tidak akan membuat Jokowi mudah untuk bisa mengatur parpol seperti keinginannya.
“Ketika dia jadi Presiden dulu, dia sebenarnya enggak bisa menentukan keputusan-keputusannya secara sendirian. Anda harus dengar, Anda harus dipengaruhi oleh kelompok-kelompok lain, tapi kalau di PSI kan bisa (ambil keputusan sendiri),” ujar Ade dalam program Gaspol! yang tayang di YouTube Kompas.com, Sabtu (31/5/2025).
“Sekarang, kalau pun dia keluar (dari PDI-P) dan dia masuk Golkar, ya orang baru kan, faksinya juga banyak,” sambung dia.
Baca juga: Ade Armando PSI: Saya Hidup Mati buat Jokowi
Sementara itu, Ade menyebutkan bahwa Jokowi bukan orang baru di PSI. Selama ini, para kader PSI menganggapnya sebagai idola dan panutan.
Bahkan, putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep juga menjabat sebagai Ketua Umum PSI saat ini.
Maka, Ade melihat Jokowi bisa membangun PSI sesuai keinginannya sendiri jika akhirnya masuk dan menjadi ketua umum partai berlambang mawar merah itu.
“Kalau dia jadi ketua ya dia bisa besarkan ini menjadi sebuah partai yang menjadi teladan, menjadi contoh, antara lain dengan dimulai dengan pola pemilihan ketua umumnya yang dilakukan secara langsung, secara one man one vote dan PSI yang bisa sepenuhnya bisa dia organisir, dia tentukan,” paparnya.
Baca juga: Ade Armando Ungkap Jokowi Pernah Sebut Tidak Mudah Dukung Ganjar pada Pilpres 2024
Diketahui PSI sudah membuka pendaftaran ketua umum sejak 13-31 Mei 2025.
Setelahnya, nama-nama yang mendaftarkan diri akan diumumkan pada 18 Juni 2025.
Kemudian, pada 19 Juni-11 Juli 2025, para calon ketua umum PSI akan memasuki periode kampanye.
Lalu, pada 12-19 Juli 2025, dimulai masa pencoblosan oleh kader PSI secara daring. Hingga akhirnya, pengumuman ketua umum PSI terpilih dilaksanakan pada 19 Juli 2025 yang rencananya diumumkan di Solo, Jawa Tengah.
Golkar dan Jokowi
Jokowi sendiri sempat diisukan bakal berlabuh ke Partai Golkar setelah tak lagi menjadi bagian dari PDI-P.