Foto ini yang ramai di kalangan awak media dengan narasi provokatif yang menyebut Mayor SS sebagai provokator yang hendak membakar pom bensin.
Puspen TNI telah membantah dan kembali menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar, karena Mayor SS sedang menjalankan tugas intelijen, bukan menjadi seorang provokator seperti narasi yang beredar.
Baca juga: Diminta Kembali ke Barak oleh 17+8 Tuntutan Rakyat, Ini Respons TNI
Selanjutnya adalah seorang prajurit TNI, Pratu Handika Novaldo, yang dipiting Brimob saat hendak mencari makan di depan Kantor DPRD Sumatera Selatan.
Pitingan tersebut berbarengan dengan narasi tuduhan perusuh oleh Brimob.
Video pemitingan anggota TNI oleh Brimob yang memperlihatkan kartu identitas Pratu Handika itu kemudian viral.
Menurut Freddy, aksi pemitingan tersebut sangat mudah untuk di-framing menjadi nada negatif untuk lembaga TNI.
"Ya, dengan agak dipiting gitu ya, jadi wajar kalau misalnya di-framing cepat sekali sebarannya," tutur Freddy.
Setelah dijelaskan terkait keperluan Pratu Handika yang hanya ingin mencari makan dan mengisi bahan bakar kendaraannya, Brimob Polda Sumsel meminta maaf.
Baca juga: Respons Polri Setelah TNI Kuliti Informasi Keliru soal Tentara Provokator
"Dari video tersebut telah dilaksanakan klarifikasi oleh Dansat Primobolda Sumsel. Memohon maaf atas penindakan yang berlebihan dan kesalahpahaman yang terjadi pada anggota TNI AD Pratu Handika Novaldo saat aksi berujung rusuh di kantor DPRD Sumsel," kata Freddy.
Brimob Sumsel juga menegaskan bahwa Pratu Handika sedang mencari makan saat peristiwa terjadi.
"Ditegaskan oleh Kapendam bahwa prajurit tersebut sama sekali tidak terlibat aksi unjuk rasa maupun provokasi, melainkan sedang mencari makan dan mengisi BBM motor saat peristiwa terjadi di SPBU," ujar Freddy.
Terakhir yang disampaikan adalah informasi keliru yang terjadi di berbagai daerah yang menyebutkan warga sipil yang menjadi provokator sebagai tentara.
Freddy mengatakan, peristiwa itu terjadi di Ternate, seorang anak berusia 16 tahun disebut anggota TNI dan membuat onar saat aksi unjuk rasa berlangsung.
"Ini sudah diklarifikasi juga oleh Kapolres Ternate, melalui keterangan resmi didampingi ibu yang bersangkutan dijelaskan bahwa seorang yang dimaksud tersebut bukan anggota TNI, melainkan seorang pelajar berusia 16 tahun bernama Pascal Mamangkey," kata Freddy.
Baca juga: Anggotanya Dipiting Brimob dan Disangka Pendemo, TNI: Prajurit Tersebut Sedang Cari Makan
Freddy juga menyebut seorang bernama Fajri Buhang (26) diamankan oleh peserta aksi karena mengambil dokumentasi di depan barisan massa.