JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia tengah mengkaji kembali kemungkinan pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih berada di kamp pengungsian di Suriah.
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Anis Matta mengatakan, kebijakan repatriasi tersebut dipertimbangkan dengan sangat hati-hati karena menyangkut aspek keamanan nasional.
“Masih ada (WNI di Suriah). Tetapi ini insya Allah dalam proses penjelasan. Ada permintaan untuk repatriasi. Tapi karena ini, implikasinya besar pada keamanan nasional,” kata Anis dalam siniar Gaspol Kompas.com, Minggu (2/11/2025).
Dia menekankan bahwa pemerintah tidak ingin mengabaikan aspek kemanusiaan dalam menangani para WNI yang kini masih bertahan ataupun terjebak di Suriah.
Baca juga: Kondisi Terkini Ratusan WNI eks ISIS di Suriah, BNPT: Kurang Layak Secara Kemanusiaan
Namun di sisi lain, lanjut Anis, pemerintah juga tetap harus mempertimbangkan risiko keamanan dan dampaknya terhadap masyarakat.
“Dalam perspektif kemanusiaan, kita tidak ingin mereka kehilangan hak-haknya sebagai warga negara. Tapi histori panjang ini juga akan punya implikasi. Jadi pertimbangannya lebih kepada asas kehati-hatian,” kata Anis.
Anis menerangkan, kebijakan pemulangan WNI eks ISIS sebenarnya pernah dihentikan pada masa pemerintahan Presiden ke-7 RI Joko Widodo karena kekhawatiran terhadap potensi ancaman keamanan.
Namun, pemerintah kini mulai mempelajari kembali kemungkinan pemulangan itu dengan pendekatan yang lebih komprehensif.
“Kalau akan ada pemulangan, nanti proses sosialisasinya ke masyarakat bagaimana, kontrolnya bagaimana, itu masih dalam kajian. Karena ini melibatkan banyak kementerian juga, tapi yang main course-nya teman-teman di BNPT,” ujarnya.
Baca juga: Wamenlu: Era Prabowo, Indonesia Hadir di Semua Isu Penting Kemanusiaan
Menurut dia, jumlah WNI yang masih berada di kamp pengungsian Suriah tidak bisa dipastikan secara akurat.
Berdasarkan data sementara, terdapat sekitar 2.000 WNI di kamp yang berisi lebih dari 50.000 orang.
Dari jumlah tersebut, Anis mengungkapkan ada sekitar 500 sampai 600 orang yang diduga foreign fighter atau pejuang asing, yang pernah bergabung dengan kelompok bersenjata di Suriah.
“Kebijakan dasarnya ini masih dalam proses. Kita menunggu konfirmasi dari lembaga lain, terutama BNPT. Mereka juga sedang mengkaji pengalaman beberapa negara dalam melakukan sosialisasi pemulangan di masyarakat,” tutur Anis.
Diberitakan sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyampaikan kondisi terkini ratusan WNI yang masih terjebak di kamp pengungsian di Suriah.
Mereka umumnya tertarik berangkat karena bujuk rayu ISIS beberapa tahun lalu.
Baca juga: Aktif di Forum Internasional, Prabowo Disebut Sedang Cicil “Utang Sejarah” Kemerdekaan Palestina