Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tatapan Nanar Kepala Sekolah di Perbatasan Sebatik: Kami Juga Ingin Mengajar Seperti Itu...

Kompas.com - 12/08/2025, 10:56 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Di sudut ruang kelas yang sederhana itu, Kepala SDN 005 Sebatik Tengah, Mursidah, berdiri dengan tatapan penuh harap.

Di hadapannya, tawa dan tepuk tangan murid-muridnya membahana, begitu lepas dan bersemangat.

Mereka terpukau oleh dongeng dan permainan Sains Teknologi Enginering dan Matematika (STEM) yang dibawakan tim relawan ekspedisi Jagat Literasi Kompas.com, Selasa (12/8/2025).

Baca juga: Di Balik Riuh Tawa Literasi di SDN 005 Sungai Limau Sebatik, Ada Lelah Kaki dan Ancaman Penculikan di Batas Negara

Metode belajar yang asyik itu seolah menyihir anak-anak di perbatasan RI-Malaysia ini. Mereka yang biasanya hanya terpaku pada buku pelajaran, kini berebut menjawab pertanyaan, mengeluarkan semua kemampuan terbaiknya.

Melihat pemandangan itu, seulas senyum terukir di wajah Mursidah, namun ada segurat kegelisahan di matanya. Ada sebuah keinginan tulus yang terucap lirih.

"Kami juga ingin seperti itu. Tapi sekolah belum punya buku-buku cerita. Kita hanya membacakan cerita ketika ada dalam buku yang sedang kita ajarkan saja," ujar Kepsek SDN 005 Sebatik Tengah, Mursidah.

Keinginan itu bukanlah tanpa alasan. SDN 005 Sebatik Tengah mulai berdiri sekitar 2002 dengan bangunan kayu dan status sekolah filial.

Tahun 2003, sekolah berubah status menjadi negeri, dan baru dibangun secara permanen pada 2023.

Ketiadaan buku-buku cerita dan perpustakaan, membuat proses belajar diakui Mursidah terasa sedikit monoton.

"Seandainya kami punya buku-buku cerita, kami mau juga membuat anak anak kami antusias belajar seperti yang dilakukan relawan Kompas.com," kata Mursidah mengulang harapannya.

Baca juga: Misi Ekspedisi Dari Kata ke Nyata, Saat Dongeng Sampah Laut Jadi Cermin Realita Anak Sebatik

Terjebak Ironi Kurikulum yang Terus Berganti

Sejauh ini, sekolah dengan sekitar 130an murid ini berusaha memenuhi kebutuhan buku sedikit demi sedikit, khususnya buku pelajaran.

Namun usaha mereka justru sia-sia, ketika kurikulum selalu berganti.

 

Ia menjabarkan, sejak 2004, sekolahnya telah melewati empat kali perubahan sistem pendidikan, mulai dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (2004), KTSP (2006), Kurikulum 2013, hingga Kurikulum Merdeka (2022).

Aturan baru yang mewajibkan 10 persen dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk membeli buku seolah menjadi dilema. Buku yang sudah dibeli dengan susah payah, tiba-tiba tak lagi relevan saat kurikulum baru diterapkan.

"SDN 005 Sebatik Tengah selalu menjadi korban kebijakan. Buku yang kami beli tak terpakai. Guru terus beradaptasi dan menjadi kendala dalam mengajar anak-anak," keluh Mursidah.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Regional
Viral Dugaan Pemukulan Dokter di RSI Sultan Agung Semarang, RS: Sudah Saling Memaafkan
Viral Dugaan Pemukulan Dokter di RSI Sultan Agung Semarang, RS: Sudah Saling Memaafkan
Regional
Fakta Lengkap Tragedi Bus ALS di Tol Padang-Sicincin: Sopir Kabur, 2 Atlet Karate Tewas, 29 Luka
Fakta Lengkap Tragedi Bus ALS di Tol Padang-Sicincin: Sopir Kabur, 2 Atlet Karate Tewas, 29 Luka
Regional
Bupati Kendal Akan Evaluasi Tunjangan Perumahan DPRD yang Capai Rp 28,5 Juta
Bupati Kendal Akan Evaluasi Tunjangan Perumahan DPRD yang Capai Rp 28,5 Juta
Regional
Daftar Belanja Sopir Bank Jateng Usai Bawa Kabur Uang Rp 10 Miliar
Daftar Belanja Sopir Bank Jateng Usai Bawa Kabur Uang Rp 10 Miliar
Regional
Membangun Aksara, Merajut Masa Depan Anak-anak Eks Timtim di Batas Negara
Membangun Aksara, Merajut Masa Depan Anak-anak Eks Timtim di Batas Negara
Regional
Mahasiswa dan Pelajar Todong DPRD Demak dalam Dialog Terbuka, dari Beasiswa hingga Transparansi APBD
Mahasiswa dan Pelajar Todong DPRD Demak dalam Dialog Terbuka, dari Beasiswa hingga Transparansi APBD
Regional
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Regional
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Regional
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Regional
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Regional
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Regional
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Regional
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Regional
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau