Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Teriakan "Hati-hati Penyusup" Muncul di Tengah Demo Mahasiswa di Nunukan

Kompas.com - 01/09/2025, 16:51 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com - Gelombang demonstrasi terkait ketidakpuasan publik terhadap kebijakan elite politik dan arah pemerintahan di sejumlah daerah di Indonesia masih terus berlangsung, bahkan di Perbatasan RI - Malaysia, di Nunukan, Kalimantan Utara.

Di wilayah tapal batas ini, mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Peduli Demokrasi menggelar demo, dimulai dengan orasi di Tugu Dwikora Nunukan, yang merupakan simbol sejarah perjuangan, dan bergeser ke Gedung DPRD Nunukan, Senin (1/9/2025).

Tak hanya menolak realisasi tunjangan tambahan anggota DPR, mereka mendesak pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset, menuntut revisi UU Pemilu, sekaligus menekan agar ada evaluasi menyeluruh terhadap kinerja DPR.

Aliansi juga mempertanyakan sejumlah kasus yang belum terselesaikan di Polres Nunukan.

Baca juga: RDP Dermaga Maut di Nunukan Ricuh, Anggota DPRD Banting Mikrofon dan Balik Meja

"Kerusakan aturan tak hanya terjadi di Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif. Bahkan di tingkat kepolisian menjadi pertanyaan serius," ujar salah satu orator demo, Agung.

Dengan mengenakan bendera Jolly Roger, Aliansi menjabarkan sejumlah kasus yang penanganannya tak jelas, mulai dari kasus dugaan pemukulan masyarakat oleh Ketua DPRD Nunukan, hingga viralnya kasus penangkapan 4 anggota Polres Nunukan, termasuk Kasat Reskoba Nunukan, yang penanganan hukumnya tak pernah lagi terdengar.

"Tolong transparansinya dalam penanganan kasus hukum. Jangan sampai kami tak lagi menyebut oknum. Tapi semua polisi brengsek. Kami ingin transparansi penegakan hukum," teriak Agung.

Provokator Ketahuan

Di tengah jalannya aksi, terlihat seorang yang mencoba melakukan provokasi dengan menyentuh mahasiswa.

Aksi tersebut langsung ditindaklanjuti aparat yang dengan sigap membawa orang tersebut menjauh dari barisan pedemo.

Mahasiswa yang demo juga berteriak "hati hati penyusup".

"Aksi kami murni menyuarakan suara rakyat, bukan dipaksa berhadapan dengan aparat," demikian gemuruh teriakan mahasiswa di depan Gedung DPRD Nunukan.

Setelah aksi provokasi mampu diredam, mahasiswa Nunukan membacakan puisi Choiril Anwar berjudul 'Karawang Bekasi' dengan alunan lagu 'Ibu Pertiwi'.

Baca juga: Kritik Kinerja DPR, Mahasiswa Kalteng Bawa Kepala Babi di Tengah Demo

Aksi masih berlanjut dengan sejumlah tuntutan, antara lain:

1. Usut tuntas kematian Affan Kurniawan.

2. Sahkan RUU Perampasan Aset.

3. Pecat kader Partai Politik yang provokatif.

4. Reshuffle Kabinet Merah Putih.

Pada agenda ini, pendemo juga menyuarakan 12 isu lokal, yaitu:

1. Pemerataan fasilitas pendidikan, tenaga pendidik, dan infrastruktur pendidikan di wilayah pelosok terisolir (Krayan, Kabudaya, Sebatik, dan Nunukan).

2. Kenaikan upah buruh Kabupaten Nunukan.

3. Transparansi tata kelola perumahan DPRD.

4. Transparansi retribusi token listrik ke PJU.

5. Kesejahteraan tenaga medis.

6. Perbaikan tata kelola layanan kesehatan.

7. Membenahi layanan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Nunukan.

8. Mempertanyakan kejelasan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

9. Mempertanyakan kejelasan tindak lanjut 4 oknum personel Polres yang terlibat dalam kasus pengedaran sabu-sabu.

10. Mempercepat infrastruktur transportasi wilayah Krayan dan Kabudaya.

11. Kejelasan penyebrangan ilegal haji di Kabupaten Nunukan.

12. PERDA terkait rumput laut.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Regional
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Regional
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Regional
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
Regional
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Regional
Pura-pura Jadi 'Customer', Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Pura-pura Jadi "Customer", Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Regional
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Regional
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Regional
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Regional
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Regional
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program 'Minum Kopi Kita', Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program "Minum Kopi Kita", Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Regional
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Regional
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Regional
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Regional
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau