YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Massa aksi yang berpakaian hitam-hitam membubarkan diri dengan damai pada pukul 14.05 WIB.
Massa aksi ini mengatasnamakan diri sebagai Front Aliansi Mahasiswa Jogja dan menyampaikan 11 tuntutan.
Perwakilan Front Mahasiswa Jogja Bergerak, Ain Dadung, mengatakan pihaknya memilih DPRD DIY yang berada di kawasan Malioboro karena di jalan ini terdapat dua tempat penting, yakni kantor DPRD DIY dan juga istana negara.
"Kita menilai Malioboro sebagai satu tempat yang memiliki tekanan politik yang kuat," katanya, Senin (1/9/2025).
Baca juga: Pita Hitam dari Yogya untuk Affan Kurniawan, Ojol yang Dilindas Mobil Brimob
Dia menyampaikan 11 tuntutan, dua di antaranya adalah menuntut reformasi Polri dengan mencopot Kapolri Listyo Sigit, serta mencopot Presiden Prabowo Subianto dan Wakilnya, Gibran Rakabuming Raka.
Ia menilai Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun sudah sering terjadi unjuk rasa.
"Kita patut mempertanyakan bahwa ada yang tidak bisa ditangani oleh Presiden," kata dia.
Tuntutan yang mereka sampaikan lalu diterima oleh Ketua DPRD DIY, Nuryadi. Nuryadi turut menandatangani surat yang berisi tuntutan mahasiswa.
"Hasil ditandatangani DPRD DIY dan perwakilan fraksi. Dalam aksi sebelumnya juga ditandatangani, tetapi tidak ada tindak lanjut yang jelas. Tuntutan ini tidak hanya ditandatangani tetapi juga harus dikawal terus untuk transparansi tuntutan kita," ucap dia.
Setelah tuntutan diterima, massa aksi membubarkan diri dengan damai, dan hal itu mendapatkan sambutan dari warga sekitar yang berada di kawasan Jalan Malioboro.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini