YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Okupansi hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melampaui target saat libur akhir pekan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Meningkatnya okupansi hotel di DIY ini terjadi pasca terjadinya gelombang unjuk rasa di beberapa daerah.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono, mengatakan rata-rata okupansi hotel pada 3 hingga 6 September 2025 mencapai 50 persen.
"Wilayah tengah seperti Malioboro dan sekitarnya mencapai 70 persen. Ini di atas target dari PHRI," kata dia, Senin (8/9/2025).
Baca juga: Usai Bertemu Sultan 3 Jam, Kapolda DIY Tegaskan Keadaan Jogja Kondusif
Ia menjelaskan bahwa pada periode 3 hingga 6 September, pihaknya hanya menargetkan okupansi hotel sebesar 40 persen untuk seluruh DIY.
Deddy menyebut ada satu faktor yang mempengaruhi peningkatan okupansi hotel di DIY, yaitu peran Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang menemui langsung massa aksi di Polda DIY.
Faktor lainnya adalah saat gedung DPRD DIY digeruduk massa aksi, di mana massa aksi disambut dengan seni budaya, seperti sambutan dari abdi dalem dan juga bregada.
Ditambah, anggota PHRI DIY juga mengampanyekan situasi DIY yang aman.
"Ini membuat wisatawan merasa yakin datang ke DIY, karena Jogja aman," ujarnya.
Di sisi lain, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie, menyebut keamanan menjadi isu sensitif bagi industri pariwisata.
Wisatawan akan berpikir ulang untuk berwisata jika tidak ada jaminan keselamatan.
"Industri pariwisata memiliki multiplier efek yang sangat besar dan sebagai penggerak ekonomi di DIY. Untuk itu, citra pariwisata harus tetap terjaga positif," katanya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini