Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngopi Unik melalui Pintu Darurat Mall Jadul di Jantung Tunjungan Surabaya

Kompas.com - 02/06/2025, 20:05 WIB
Suci Rahayu,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

Untuk itu ia tidak menyebut ini sebagai “unique selling point”, melainkan lebih sebagai cara membangun semesta cerita yang berbeda di media sosial.

“Bukan sekadar jualan kopi, tapi juga pengalaman dan rasa penasaran,” ucap Galih Phuja Ardian.

Pengunjung pun bisa menikmati sebuah ruang kecil dengan konsep vintage yang penuh kehangatan.

Dipenuhi barang-barang "jadul" koleksi pribadinya mulai dari bass tua, lemari kayu klasik, bahkan lampu-lampu retro yang menghidupkan nuansa masa lalu.

Semuanya dirangkai agar pengunjung bisa merasa seperti sedang ngopi di ruang tamu masa kecil.

Baca juga: Kisah Alumni Institut Kemandirian Dompet Dhuafa, Dirumahkan Saat Pandemi, Kini Buka Kedai Kopi

Tidak heran jika banyak yang datang bukan hanya karena menu, tapi juga suasananya yang nyaman dan tidak bising seperti kebanyakan tempat nongkrong.

“Memang dari dulu saya suka barang lawas. Sebagai fotografer, saya sering bikin konsep bertema nostalgia. Jadi ya, saya terapkan ke sini juga,” sambungnya.

Selain itu nama “Kedai Lima Sembilan” pun menyimpan makna personal, sebagai bentuk penghormatannya kepada ibunya di mana usaha kedai ini dimulai.

Sementara itu untuk menunya sendiri terus berkembang, pengunjung dapat menikmati sekitar 30 pilihan makanan dan minuman. 

Kopi tetap menjadi sajian utama, meski pria asal Surabaya itu memilih menyuguhkan kopi dengan pendekatan berbeda.

Ia menggunakan alat-alat manual seperti pokapod atau Turkish coffee dengan pasir panas, sebagai alternatif mesin espresso yang mahal dan umum digunakan kafe lain.

Kemudian ada es teh dengan racikan khusus yang bukan sekadar teh biasa. Tapi hasil campuran beberapa jenis teh dari Jawa Tengah hingga Dandang Kota yang pekat.

“Selain kopi dulu menu favorit es coklat, nasi kulit, dan bakmi chili oil. Sekarang kopi yang pakai Pokapod itu, orang suka penasaran rasanya,” pungkas Galih Phuja Ardian.

Dengan pengalaman ngopi di tempat tersembunyi, melewati pintu darurat, dengan suasana tenang jauh dari hiruk-pikuk sepanjang jalan tunjungan, Kedai menawarkan harga makanan dan minumannya ramah di kantong.

Mulai dari Rp 7.000 hingga Rp 25.000 tanpa mengorbankan kualitas, rasa dan kenyamanan.

Jam operasional yang mengikuti mall kadang jadi tantangan tersendiri. Ramainya pengunjung hanya sebentar, biasanya mulai pukul setengah delapan malam hingga jelang tutup.

Namun itu tidak membuatnya patah semangat sebab ia melihat TEC sebagai ruang alternatif yang masih mempunyai potensi.

Kini, Kedai Lima Sembilan bukan hanya soal kopi atau makanan. Tetapi menjadi bukti bahwa tempat yang dianggap usang sekalipun bisa kembali hidup asal ada cerita, ide, dan sedikit keberanian untuk melangkah lewat pintu yang tidak biasa.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Halaman:


Terkini Lainnya
Amankan Iklim Investasi, Pemkab Situbondo Bentuk Satgas Tangani Ormas Terafiliasi Preman
Amankan Iklim Investasi, Pemkab Situbondo Bentuk Satgas Tangani Ormas Terafiliasi Preman
Surabaya
Penerbangan Rute Surabaya-Banyuwangi Aktif Lagi, Terbang 2 Kali Sepekan
Penerbangan Rute Surabaya-Banyuwangi Aktif Lagi, Terbang 2 Kali Sepekan
Surabaya
Eri Cahyadi Angkat Anak Damkar Surabaya yang Gugur Saat Bertugas, Gantikan Ayahnya
Eri Cahyadi Angkat Anak Damkar Surabaya yang Gugur Saat Bertugas, Gantikan Ayahnya
Surabaya
Polisi Beri Peringatan Terakhir untuk Penjarah Kembalikan Barang Milik Kantor DPRD Kota Madiun
Polisi Beri Peringatan Terakhir untuk Penjarah Kembalikan Barang Milik Kantor DPRD Kota Madiun
Surabaya
Suspek Meningkat, 20 Desa Ditetapkan KLB Campak di Pamekasan
Suspek Meningkat, 20 Desa Ditetapkan KLB Campak di Pamekasan
Surabaya
Ibu 16 Tahun yang Buang Bayinya di Lahan Bekas Kolam Lele Kini Dirawat di Rumah Sakit
Ibu 16 Tahun yang Buang Bayinya di Lahan Bekas Kolam Lele Kini Dirawat di Rumah Sakit
Surabaya
Ketua RT di Banyuwangi Kaget Lihat Paket Sabu Berserakan di Jalan, Langsung Lapor Babinsa
Ketua RT di Banyuwangi Kaget Lihat Paket Sabu Berserakan di Jalan, Langsung Lapor Babinsa
Surabaya
Derita Orangtua Korban Mutilasi Rela Berjualan Sempol Demi Kuliahkan Anak, Ketua RT: Mereka Sempat Kebingungan
Derita Orangtua Korban Mutilasi Rela Berjualan Sempol Demi Kuliahkan Anak, Ketua RT: Mereka Sempat Kebingungan
Surabaya
Mendagri Minta Pejabat Tak 'Flexing', Eri Cahyadi: dari Dulu Modelnya Seperti Ini
Mendagri Minta Pejabat Tak "Flexing", Eri Cahyadi: dari Dulu Modelnya Seperti Ini
Surabaya
Keluhan Guru di Sekolah Penerima Bantuan: Chromebook Bergantung Internet dan Harus Pakai Aplikasi Bawaan
Keluhan Guru di Sekolah Penerima Bantuan: Chromebook Bergantung Internet dan Harus Pakai Aplikasi Bawaan
Surabaya
Hidup Sebatang Kara, Lansia Obesitas di Bangkalan Dievakuasi Warga ke Rumah Sakit
Hidup Sebatang Kara, Lansia Obesitas di Bangkalan Dievakuasi Warga ke Rumah Sakit
Surabaya
4 Penjual Miras di Karnaval Sound Horeg, 1 Jadi Tersangka dan Hanya Dijerat Tindak Pidana Ringan
4 Penjual Miras di Karnaval Sound Horeg, 1 Jadi Tersangka dan Hanya Dijerat Tindak Pidana Ringan
Surabaya
Mantan Kepala Disdik Jombang yang Diberhentikan karena Video Asusila Ikut Job Fit
Mantan Kepala Disdik Jombang yang Diberhentikan karena Video Asusila Ikut Job Fit
Surabaya
Dindik Bangkalan: 460 Unit Chromebook Bantuan Era Nadiem Makarim Masih Digunakan di 32 SMA-SLB
Dindik Bangkalan: 460 Unit Chromebook Bantuan Era Nadiem Makarim Masih Digunakan di 32 SMA-SLB
Surabaya
Mimpi Sunari dan Warga Dusun Baban Timur Jember Punya Jalan Aspal dan Listrik
Mimpi Sunari dan Warga Dusun Baban Timur Jember Punya Jalan Aspal dan Listrik
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau