PAMEKASAN, KOMPAS.com — Kasus jamaah non-visa haji atau haji ilegal yang meninggal di gurun Mekkah, Syukron Mahbub pada 27 Mei 2025, berbuntut panjang.
Pemilik travel yang memberangkatkan warga Desa Blumbungan, Pamekasan tersebut dikabarkan ditangkap otoritas keamanan Arab Saudi.
Junaidi, teman jemaah yang meninggal mengungkapkan, pihak keluarga sempat kesulitan mencari informasi tentang Syukron Mahbub karena pemilik travel sudah diamankan polisi Arab Saudi terlebih dahulu.
Baca juga: Rektor UIM Madura Mengaku Terkejut Kaprodi Meninggal Dehidrasi di Gurun Saat Naik Haji Ilegal
"Kita mau mempertanyakan kondisi almarhum Syukron, tapi tidak bisa. Satu-satunya travel yang memberangkatkan ditangkap sebelum kejadian di gurun," tutur Junaidi, Minggu (8/6/2025).
Ia menceritakan, rombongan Syukron Mahbub berjumlah 13 orang. Empat orang ditangkap saat hendak memasuki wilayah Mekkah. Salah satunya pemilik travel.
"Saya tidak tahu identitas pemilik travel. Kemungkinan dia berasal dari Kecamatan Palengaan," ungkapnya.
Baca juga: Apa yang Terjadi dengan Kasus Haji Ilegal di Bandara Soetta?
Sementara sisanya, sembilan orang diusir ke Jeddah, termasuk korban Syukron Mahbub. Namun, tiga orang berpisah dengan tujuh orang lainnya.
Tiga orang, termasuk Syukron Mahbub, memilih naik taksi dan berusaha masuk lagi ke wilayah Mekkah.
Namun di tengah perjalanan, sopir taksi ketakutan akan ditangkap polisi dan menurunkan ketiga penumpangnya di gurun.
Sejak itu, mereka berjalan kaki dan mengalami dehidrasi berat. Satu orang dikabarkan meninggal. Sedangkan dua orang lainnya, berinisial S dan J, sakit dan segera dibawa ke rumah sakit di Makkah.
"Sampai sekarang, pemilik travel kemungkinan masih diamankan polisi karena mereka yang harus bertanggung jawab atas para jemaah non-visa haji," ujar Junaidi.
Ia menambahkan, pihak keluarga sudah ikhlas jenazah Syukron Mahbub dimakamkan di Mekkah.
"Sampai saat ini saya belum mendengar lagi apakah penguburan sudah selesai atau belum," ucap mantan Kepala Desa Blumbungan itu.
Sebelumnya, Syukron Mahbub ditemukan meninggal di Gurun Taniem, tepatnya di wilayah perbatasan Mekkah dan Madinah, pada 27 Mei 2025.
Ketiga orang tersebut ditemukan oleh pesawat drone milik otoritas Arab Saudi.
Totalnya, sebanyak 13 orang berangkat dalam rombongan menggunakan visa ziarah multiple. Namun mereka terpisah setelah terkena razia aparat Arab Saudi dan gagal memasuki Makkah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.