Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pak Saelan Akan Teruskan Usaha Warung Mbok Yem di Puncak Gunung Lawu, Siapa Dia?

Kompas.com - 08/06/2025, 18:41 WIB
Sukoco,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com – Pak Saelan, anak ke-3 dari Mbok Yem atau Wakiyem akan meneruskan usaha warung di puncak Gunung Lawu.

Syaiful Gimbal, juru bicara keluarga besar Mbok Yem, mengatakan, setelah Hari Raya Idul Adha, sebanyak 13 orang termasuk Pak Saelan berangkat ke puncak Gunung Lawu untuk membenahi dan bersih-bersih warung yang saat ini masih tetap buka.

“Kemarin hari Jumat berangkatnya sekitar 13 orang untuk berbenah dan bersih-bersih di warung. Saat ini pun tidak pernah tutup karena ada Jarwo yang menunggu warung tetap buka,” ujarnya melalui sambungan telepon, Minggu (8/6/2025).

Baca juga: Keluarga Ungkap Penerus Warung Legendaris Mbok Yem, Ada di Tangan Anak Ketiga

Keberangkatan Saelan ke warung Mbok Yem sekaligus membawa perbekalan untuk kebutuhan sembako bagi para pendaki. Pak Saelan, menurut Syaiful Gimbal, ditunjuk keluarga untuk meneruskan usaha yang berjalan sudah lebih dari 40 tahun tersebut.

“Nanti Pak Saelan yang akan meneruskan menunggu warung Mbok Yem di puncak Gunung Lawu karena saudara lainnya merantau ada yang di Gresik dan Kalimantan, sementara yang di Magetan ya Pak Saelan,” imbuh Gimbal.

Baca juga: Beredar Video Warung Mbok Yem di Gunung Lawu Tutup, Keluarga Tegaskan Tetap Buka

Gimbal memastikan, warung Mbok Yem bukan hanya sekedar warung, tetapi merupakan cara keluarga Mbok Yem membantu para pendaki.

Warung yang berdiri lebih dari 40 tahun lalu merupakan warung jujugan bagi para pendaki yang tidak membawa bekal dari bawah.

“Banyak pendaki yang membutuhkan warung Mbok Yem karena kebanyakan mereka mendaki tak mebawa bekal, sehingga keberadaan warung sangat membantu mereka. Kerluarga besar Mbok Yem akan terus berusaha menjaga warung Mbok Yem tetap buka agar bisa membantu para pendaki,” ucap Syaiful Gimbal.

Sebelumnya beredar video Muis, salah satu pembantu Mbok Yem yang mengaku akan pensiun setelah ikut selama 19 tahun berjualan di warung puncak Gunung Lawu tersebut.

Muis mengaku warung akan tutup pada tanggal 27 Mei setelah dirinya turun dari Gunung Lawu untuk pensiun. Dia juga mengaku akan ada pengganti Mbok Yem untuk melanjutkan berjualan di warung tersebut, namun dia mengaku tidak tahu pasti siapa yang akan melanjutkan.

Muis juga menyampaikan informasi terkait Temon, monyet peliharaan Mbok Yem. Dia mengatakan, saat ini monyet tersebut berada di Kabupaten Blora.

"Bukan sementara, mungkin bisa jadi seterusnya. Temon dipelihara orang baik dari Blora, seorang pecinta binatang,” katanya.

Pada akhir video, Muis mengaku akan melihat kondisi Temon setelah turun dari warung Mbok Yem di Puncak Gunung Lawu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Jemaah Haji 88 Tahun Asal Bangkalan Meninggal di Tenda Mina, Diduga Kelelahan
Jemaah Haji 88 Tahun Asal Bangkalan Meninggal di Tenda Mina, Diduga Kelelahan
Surabaya
Rumah di Probolinggo Dilempar Bondet oleh 2 OTK, Pemilik: Saya Tidak Punya Musuh
Rumah di Probolinggo Dilempar Bondet oleh 2 OTK, Pemilik: Saya Tidak Punya Musuh
Surabaya
Pertamina: Tambahan Alokasi 30.000 Elpiji 3 Kg di Sumenep Bukan karena Langka
Pertamina: Tambahan Alokasi 30.000 Elpiji 3 Kg di Sumenep Bukan karena Langka
Surabaya
Jelang Porprov IX Jatim 2025, 7 Hotel di Kota Malang Habis Dipesan Kontingen Berbagai Daerah
Jelang Porprov IX Jatim 2025, 7 Hotel di Kota Malang Habis Dipesan Kontingen Berbagai Daerah
Surabaya
Pak Saelan Akan Teruskan Usaha Warung Mbok Yem di Puncak Gunung Lawu, Siapa Dia?
Pak Saelan Akan Teruskan Usaha Warung Mbok Yem di Puncak Gunung Lawu, Siapa Dia?
Surabaya
Manfaat Besek Bambu untuk Menyimpan Daging Kurban, Apa Saja?
Manfaat Besek Bambu untuk Menyimpan Daging Kurban, Apa Saja?
Surabaya
Dishub Kota Malang Usulkan Angkot Sebagai Feeder Trans Jatim
Dishub Kota Malang Usulkan Angkot Sebagai Feeder Trans Jatim
Surabaya
Cerita Munir Asal Kediri Lolos Seleksi Al Azhar Kairo, Giat Belajar sampai Nginap di Rumah Guru
Cerita Munir Asal Kediri Lolos Seleksi Al Azhar Kairo, Giat Belajar sampai Nginap di Rumah Guru
Surabaya
Jamaah Haji Ilegal Meninggal di Gurun, Pemilik Travel Ditangkap Otoritas Arab Saudi
Jamaah Haji Ilegal Meninggal di Gurun, Pemilik Travel Ditangkap Otoritas Arab Saudi
Surabaya
Kisah Haru Alfita, Kini Hidup Sendiri Setelah Sang Nenek yang Dirawatnya Sejak 5 SD Meninggal Dunia
Kisah Haru Alfita, Kini Hidup Sendiri Setelah Sang Nenek yang Dirawatnya Sejak 5 SD Meninggal Dunia
Surabaya
King Kobra Sepanjang 3 Meter Masuk Rumah ASN Situbondo, Begini Cara Aman Damkar Mengevakuasinya
King Kobra Sepanjang 3 Meter Masuk Rumah ASN Situbondo, Begini Cara Aman Damkar Mengevakuasinya
Surabaya
Kronologi 2 Mobil PJR Polda Jatim Kejar-kejaran dengan Ertiga yang Bawa Rokok Ilegal hingga Kecelakaan
Kronologi 2 Mobil PJR Polda Jatim Kejar-kejaran dengan Ertiga yang Bawa Rokok Ilegal hingga Kecelakaan
Surabaya
Jari Manis Bengkak karena Cincin Sulit Dilepas, Warga Pamekasan Datangi Damkar
Jari Manis Bengkak karena Cincin Sulit Dilepas, Warga Pamekasan Datangi Damkar
Surabaya
Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Sumenep Minta Tambahan 30.000 Tabung
Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Sumenep Minta Tambahan 30.000 Tabung
Surabaya
Detik-detik Ertiga Tertabrak KA Turangga di Surabaya: Sopir Cerita Warga Tak Berani Dorong, kecuali 1 Orang
Detik-detik Ertiga Tertabrak KA Turangga di Surabaya: Sopir Cerita Warga Tak Berani Dorong, kecuali 1 Orang
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau