JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang guru mengaku gelisah karena mendapatkan begitu banyak konten viral hampir setiap di berbagai grup WhatsApp di mana dia tergabung di dalamnya. Padahal, konten tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya.
Kegelisahan itu menjadi salah satu topik pembicaraan dalam sesi Cek Fakta sebagai bagian dari program Jagat Literasi dari Kompas.com, khususnya tentang literasi digital, bagi guru-guru SDI Pembangunan di Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Jumat (29/8/2025).
Sementara itu, guru yang lain menuturkan bahwa dia kerap mengalami kesulitan ketika mencari sumber resmi di media daring sebagai bahan untuk menyusun materi pelajaran bagi murid-murid di kelas tempatnya mengajar.
Sebagai guru Matematika sekaligus Kepala Perpustakaan SDI Pembangunan, Diwani Oktaviani Hafsah mengatakan, sesi Cek Fakta seperti ini sangat bermanfaat dalam pekerjaannya karena dia memperoleh pengetahuan baru mengenai cara untuk menentukan sumber acuan yang valid.
“Cek Fakta ini penting buat kami karena guru-guru bikin materi pelajaran dengan source sendiri, jadi kami mengerti mana sumber yang bisa diambil dan mana yang tidak,” ucap Diwani, Jumat (29/8/2025).
Menurut dia, ini merupakan kesempatan untuk menambah pengetahuan tentang literasi di dunia digital karena saat ini peredaran konten yang belum tentu bisa dipercaya begitu masif dan luas di berbagai bidang kehidupan.
Selain itu, pengetahuan mengenai literasi digital juga berfaedah bagi para siswa karena mereka sudah memiliki gawai masing-masing, baik untuk belajar maupun bermain gim.
Terlebih lagi, saat ini anak-anak telah mempunyai akun untuk mengakses berbagai media sosial di mana terdapat banyak konten teks, gambar, dan video yang sulit untuk dipertanggungjawabkan dan belum pantas dikonsumsi bagi anak di bawah umur.
“Literasi digital bermanfaat juga untuk anak-anak. Mereka pintar bermedia sosial, tapi terima informasi enggak utuh, cuma setengah-setengah, dan langsung percaya. Lalu disebar ke teman-temannya yang jadi ikut percaya juga,” imbuh Diwani.
Sesi penulisan artikel oleh guru
Selain materi tentang Cek Fakta, sesi literasi digital juga diisi dengan topik mengenai penulisan artikel di media daring oleh guru.
Sesi ini diberikan sebagai respons atas permintaan para guru yang selama ini ingin menuliskan berbagai opini, pengalaman, dan praktik dalam pengajaran yang mereka lakukan di sekolah.
Mereka berharap agar setelah mengikuti sesi ini bisa langsung menerapkan sejumlah ilmu dan tips yang diperoleh, lalu memublikasikannya di media daring sehingga menjadi manfaat juga buat rekan-rekan seprofesi ataupun masyarakat umum.
“Untuk sesi penulisan artikel pun bermanfaat buat kita. Guru-guru bisa mulai dengan menulis pengalaman sederhana mengajar di kelas. Harapannya agar guru berani menulis dan anak-anak juga kita arahkan untuk menulis dengan mencari sumber yang valid,” jelas Diwani.
Presentasi tentang STEM
Bukan hanya soal Cek Fakta dan penulisan artikel, program Jagat Literasi dari Kompas.com juga diisi dengan sesi presentasi tentang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) dari siswa-siswi kelas V dan VI SDI Pembangunan, Pamulang, yang dibagi menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama dari siswa kelas V melakukan presentasi berjudul “Komposku, Sahabat Tanah dan Tanaman; Solusi Ramah Lingkungan untuk Mengurangi Sampah”, sedangkan siswa kelas VI menampilkan materi bertajuk “Pentingnya Air Bersih; Filterisasi Air”.
Setelah itu, giliran tim Kompas.com memberikan materi kepada para siswa tersebut. Berkaitan dengan literasi digital, materinya bertema “Digital Security”. Adapun tentang STEM, materi yang disampaikan berjudul “Simulator Filtrasi Air”.
Tidak ketinggalan pula presentasi untuk memperkenalkan profesi jurnalis kepada para siswa dalam sesi dengan topik “Serunya Menjadi Jurnalis”.
Rangkaian kegiatan Jagat Literasi
Berbagai kegiatan tersebut merupakan rangkaian program Jagat Literasi dengan tema “Ekspedisi dari Kata ke Nyata; Gerakkan Literasi, Bangkitkan Generasi!” dalam rangka perayaan hari ulang tahun ke-30 Kompas.com.
Program ini merupakan hasil kolaborasi Kompas.com bersama Riady Foundation (melalui Gerakan STEM Indonesia Cerdas), Gramedia, dan Kitabisa.
Di wilayah Jabodetabek, kegiatan serupa juga digelar di dua sekolah lain, yaitu di Jagakarsa, Jakarta Selatan; dan di Cijantung, Jakarta Timur.
Aktivitas yang sama juga berlangsung di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten; serta di Provinsi Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Utara.
Kompas.com memandang pentingnya pemahaman tentang bacaan, STEM, serta literasi digital terkait Cek Fakta dan penyebaran hoaks untuk ditanamkan di sekolah-sekolah yang sudah relatif maju.
“Pada akhirnya mereka (sekolah-sekolah) diharapkan bisa membawa pengaruh baik bagi lingkungannya. Atas pertimbangan itulah sekolah-sekolah di Jakarta dan sekitarnya masuk dalam aksi ini,” kata Ketua Panitia Jagat Literasi Glori K Wadrianto.
Berkaitan dengan literasi digital, guru-guru dan para siswa di kota-kota besar dinilai sudah lebih sering menggunakan gawai dan fasilitas internet. Maka dari itu, lebih besar kemungkinan mereka terpapar konten atau berita hoaks.
Melalui pembekalan tentang literasi digital, diharapkan mereka siap untuk tidak termakan kabar bohong ataupun ikut menyebar berita bohong berkat pemahaman yang lebih baik.
“Hasilnya pun terasa luar biasa. Antusiasme guru dan murid terasa begitu kuat. Apa yang dibagikan oleh relawan Kompas.com ternyata bisa menjadi pemahaman baru bagi mereka,” ujar Glori.
Dia pun berharap aksi semacam ini bisa berlanjut dalam kesempatan yang lain pada hari-hari mendatang sehingga makin banyak orang yang merasakan manfaat dari pengalaman baik seperti ini.
https://www.kompas.com/edu/read/2025/09/02/193200971/ketika-literasi-digital-dan-stem-berpadu-tambah-ilmu-bagi-siswa-dan-guru