Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Guru-guru Pilih Jadi Pengajar di Sekolah Rakyat

Kompas.com - 26/08/2025, 14:42 WIB
Sania Mashabi,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Guru-guru Sekolah Rakyat berbagi ceritanya memilih bekerja dan mengabdi sebagai pengajar di sekolah gagasan Presiden Prabowo Subianto.

Nurakmasari misalnya yang memilih menjadi guru di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Makassar, Sulawesi Selatan.

Ia merasa sangat senang bisa mengajar di Sekolah Rakyat dan merasa mengajar di sana menjadi pengalaman sangat berharga.

Nurakmasari mengatakan, ia bersama rekan-rekan guru di sekolah tersebut berkomitmen untuk membimbing anak-anak didik di Sekolah Rakyat.

Baca juga: Hasil Tes Bakat Murid Sekolah Rakyat, Mayoritas Bidang Sosial, Sains dan Teknologi

Cerita guru sekolah rakyat

Pendampingan dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing peserta didik.

“Harapannya semoga anak-anak Sekolah Rakyat bisa betul-betul berdampak, mampu berkembang, mengubah nasib mereka, menginspirasi teman-teman mereka yang lain, untuk terus belajar, berkembang, dan berprestasi di masa depan, serta bisa berkontribusi untuk Indonesia," kata Nurakmasari dikutip dari laman Sekretariat Presiden, Selasa (26/8/2025).

Senada dengan Nurakmasari, Ramona Situngkir, juga senang bisa menjadi guru geografi SRMA 9 Jakarta Timur.

Ia mengaku termotivasi mengajar di sana karena memiliki pengalaman pribadi bersekolah dengan kondisi keluarga tidak mampu.

"Jadi saya dulunya adalah berasal dari keluarga yang tidak mampu, namun berhasil melanjutkan kuliah sampai S1 berkat bantuan dari negara. Itulah yang menjadi motivasi saya," ujar Ramona.

Baca juga: Sekolah Rakyat, Penyambung Cita Kemerdekaan

Namun berkat dukungan negara, Ramona berhasil melanjutkan kuliah dan kini bisa bekerja menjadi guru dan telah mengubah nasibnya.

Ramona pun berharap, ceritanya ini bisa dijadikan contoh nyata pada siswa Sekolah Rakyat bahwa pendidikan memang benar-benar mengubah nasib seseorang.

"Saya ingin menjadi bukti, menjadikan contoh yang nyata pada adik-adik ini bahwa pendidikan itu bisa mengubah nasib kita ke depan menjadi lebih baik," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 21 Manado Fenny Meivi Sarah Kilikily mengatakan, menjadi pengajar di Sekolah Rakyat akan memiliki tantangan tersendiri.

Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 6 Jakarta Timur memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada Senin (14/7/2025) hingga lima hari ke depan. 
DOK. Humas Kemensos Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 6 Jakarta Timur memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada Senin (14/7/2025) hingga lima hari ke depan.

Siswa dari keluarga tidak mampu bisa dapat pendidikan layak

Utamanya tantangan untuk mengubah pemikiran bahwa meski berasal dari keluarga tidak mampu kesempatan untuk mendapat pendidikan layak tetap terbuka.

"Kondisi ekonomi yang membuat mereka pada akhirnya memiliki konsep berpikir bahwa mereka miskin dan tidak bisa, tidak dapat berbuat apa-apa. Itu keliru," tutur Fenny.

Baca juga: Hasil Tes Bakat Murid Sekolah Rakyat, Mayoritas Bidang Sosial, Sains dan Teknologi

"Nah ketika Sekolah Rakyat ini hadir, kami sebagai pendidik berperan aktif untuk pada akhirnya mengubah mindset dari peserta didik yang ada. Dari yang awalnya tidak atau bukan apa-apa, harusnya menjadi yang ada dan ada apa-apanya," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau