Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Yoga, Kerja di Industri Kuliner Australia, Gaji Capai Rp 350.000 Per Jam

Kompas.com - 06/09/2025, 09:00 WIB
Elaine Keisha,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang pekerja Australia asal Jakarta, Yoga Limputra (34), membagikan sedikit pengalamannya bekerja di Australia sebagai seorang yang bergelut di bidang food and beverage (FnB).

Yoga sudah berada di Australia selama 6 tahun untuk belajar dan bekerja. Sebelumnya, ia merupakan seorang mahasiswa lulusan diploma Leadership and Management pada tahun 2019, serta Cookery hingga tahun 2024.

Adapun, pekerjaan yang dirinya ambil di Australia adalah sebagai Commis Chef atau posisi koki tingkat pemula dan Barista.

Baca juga: Cek Pekerjaan Gaji Tinggi di Australia, Chef Bisa Dibayar Rp 13 Juta Per Minggu

“Aku gak pernah ambil pekerjaan lain selain pekerjaan memasak dan bikin kopi,” ujarnya pada KOMPAS.com, Rabu (3/9/2025).

Digaji per jam, libur nasional dua kali lipat

Di Australia, jam pekerjaan cukup fleksibel karena para pekerja bisa memilih, apakah mereka ingin kerja kasual, part-time, maupun full-time. Perbedaannya, jika bekerja full-time tentu tanggung jawab kian membesar.

“Kalau sebagai pekerja kasual dan part-time biasan beban nya basically ya gak ada, cumn kerja, dapat gaji, pulang,” imbuh Yoga.

Yoga sendiri mengambil jam kerja yang cukup padat. Dimulai pada pagi hari dan bisa pulang pada malam hari jika lanjut di dapur.

Baca juga: Gaji Lulusan 12 Kampus AS Terbaik Versi Forbes 2026 Hampir Rp 1 Miliar

“Start kerja di cafe jam 6:30 pagi selesai 16:30 sore. Kadang lanjut kerja di kitchen malem start jam 17:30 selesai 22:00,” jelasnya.

Akan tetapi, dengan jam kerja yang lumayan tinggi, gaji yang ditawarkan pun cukup besar. Berdasarkan pemaparannya, barista di Australia akan mendapatkan sekitar $28 AUD–$32 AUD per jam atau setara Rp 300.000 hingga Rp 340.000.

Sementara, commis chef akan digaji $31 AUD–$33 AUD per jam atau Rp330.000 hingga Rp 350.000 berdasarkan kurs Kamis (4/9/2025).

Nominalnya pun akan berbeda saat akhir pekan dan hari libur nasional yang bisa capai dua kali lipat per jamnya. Terlebih, tingkat pekerjaan yang sudah senior akan digaji lebih tinggi lagi tapi dengan beban tanggung jawab yang lebih besar pula.

Baca juga: 4 Tips Wawancara Kerja ala CEO Microsoft Bill Gates

Dokumen yang diperlukan

Untuk bisa bekerja di Australia, perlu dipersiapkan dokumen untuk mengajukan permohonan visa dan dokumen lamaran kerja. Yoga mengaku bahwa untuk mengurus perizinan kerja di Australia tidak terlalu sulit.

Dikarenakan, hanya perlu mengirimkan CV yang sederhana pada perusahaan terkait. Bahkan, tidak perlu melampirkan foto di CV seperti pada umumnya. Hal terpenting adalah keinginan untuk mempelajari sistem kerja dan menunjukkan perilaku yang baik.

Sementara itu, untuk urusan visa, Yoga menggunakan Temporary Graduate Visa (TR) karena sebelumnya ia merupakan mahasiswa internasional di Australia. Dengan visa TR, pemegangnya memiliki hak penuh untuk bekerja dan belajar tanpa batasan jam.

Berbeda halnya dengan pemegang Student Visa yang hanya diperbolehkan bekerja maksimal 24 jam per minggu.

Baca juga: Pengangguran Tinggi, Gubernur Jakarta Sarankan Kerja di Luar Negeri

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau