KOMPAS.com - Bakpia Kukus Tugu Jogja berbeda dengan bakpia pada umumnya. Jika biasanya bakpia berkulit dan kering, bakpia kukus justru lembut dan lembap.
Perbedaan keduanya yang cukup mencolok lantas membuat sebagian orang menolak varian baru ini.
Bahkan beberapa orang menyebut bahwa bakpia kukus bukanlah bakpia. Melainkan bolu atau bakpao.
Baca juga:
Yudi Permadi, Head of Marketing dan Channel Bakpia Kukus Tugu Jogja menyebut bahwa mulanya cukup sulit mengenalkan konsep bakpia kukus kepada masyarakat.
Pasalnya bakpia kukus sangatlah berbeda dengan bakpia pada umumnya.
"Memang tugas berat sih, karena kan beda banget dengan bakpia biasa," ungkap Yudi kepada Kompas.com (29/09/2021).
Bahkan Yudi menyebut bahwa pada tahun pertama penjualan bakpia kukus tidak bagus.
"Awal-awal banget memang kita suffer, penjualan tahun pertama tidak bagus. Karena rejection dari orang Yogyakartanya sendiri sebenarnya. Jadi orang Yogyakarta merasa bahwa produk ini bukan bakpia, karena menurut orang Yogyakarta bakpia itu yang kering" jelas Yudi.
"Ini bukan bakpia, ini bolu. Bahkan mereka bilangnya ini bakpao, karena mirip bakpao," tambahnya.
Ilustrasi Bakpia Kukus Tugu Jogja, oleh-oleh kekinian dari Yogyakarta. Meski begitu Yudi bersama timnya tetap mencoba untuk mengenalkan produk ini. Terlebih Bakpia Kukus Tugu Jogja juga memiliki produk dengan rasa yang identik bakpia pada umumnya.
"Cuma again, kita kasih produknya, coba deh produknya, karena kan kita punya varian yang identik dengan bakpia. Ada cokelat, keju, kemudian kacang hijau. Awal-awal ada rasa kacang merah kalau enggak salah," paparnya.
Baca juga:
Lambat-laun usaha untuk mengenalkan bakpia kukus ini pun berhasil. Masyarakat Yogyakarta yang mulanya menolak, kini bersedia menerima bakpia kukus sebagai bagian dari bakpia.
"Kemudian setelah dinikmati, sensasinya lain, mereka bilang oh ternyata kejunya melting, kejunye meleleh. Oh kayaknya ini beda tapi enak. Akhirnya orang Yogyakarta menerima, yasudah kalau memang produknya beda. Menurut mereka produknya enak. Akhirnya mereka willing to yasudah ini Bakpia Kukus Tugu Jogja," jelas Yudi.
Yudi menerangkan bahwa mulanya Bakpia Kukus Tugu Jogja justru populer di luar Yogyakarta. Orang Jakarta yang berwisata ke Yogyakarta-lah yang membuat bakpia kukus terkenal.
"Along the ways, awal-awal hype bukan di Yogyakarta tapi justru di luar Yogyakarta. Orang-orang Jakarta datang ke Yogyakarta mungkin cari yang berbeda, nyobain produknya sama, rasanya oke, akhirnya mereka juga merasa bahwa inilah oleh-oleh yang baru dari Yogyakarta," ungkap Yudi.
Baca juga: Resep Bakpia Isi Kacang Hijau, Teksturnya Lembut di Mulut
Ilustrasi bakpia kukus khas Yogyakarta. Melalui wawancara daring, Yudi menjelaskan bahwa kendala utama dari pemasaran Bakpia Kukus Tugu Jogja yakni dari penolakan masyarakat Yogyakarta itu sendiri.
Menurutnya, akan sulit mengenalkan bakpia jenis baru jika masyarakat Yogyakarta sendiri belum dapat menerimanya.
"Kendala utama kita, kan orang musti kenal dulu dengan konsep bakpia kukus. Ya kalau orang Jogja sendiri bilang ini bukan bakpia, gimana orang lain," tutur Yudi.
Baca juga: Kenapa Merek Bakpia Identik dengan Angka?
Menanggapi hal tersebut, tim Bakpia Kukus Tugu Jogja lantas membuat sebuah strategi marketing dengan model virality melalui media sosial.
"Yang kita lakukan saat itu adalah kita membuat kayak model virality melalui sosial media, sehingga menjadi word of mouth, bahwa produk ini adalah produk yang baru dari Yogyakarta," kata Yudi.
Ilustrasi bakpia kukus varian original dan brownies. Metode yang dilakukan yakni dengan membuat campaign 'Jogja rasa baru'. Meski penyebutannya 'rasa baru' tetapi konsep dari bakpia kukus ini tidak meninggalkan ciri khas Yogyakarta.
"Salah satunya kita sempat campaign juga dengan 'Jogja rasa baru'. Produk kita ini memang baru, berbeda dengan bakpia yang sudah ada, tapi kita tetap tidak meninggalkan ciri khas Jogjanya, karena ini toh bakpia.
Baca juga:
Inovasi yang dilakukan oleh Bakpia Kukus Tugu Jogja yaitu dengan memoderniasi bentuk bakpia serta membuat teksturnya menjadi lebih lembut.
Selain itu isiannya pun lebih dibuat lebih meleleh daripada bakpia biasa.
"Akhirnya kita bilang ini bahwa ini Yogyakarta rasa baru. Artinya, memang kita melakukan moderniasi dari sisi bentuknya, menjadi dikukus dan dibungkus," ungkap Yudi.
"Kulitnya lebih lembut, isinya juga malted, kemudian kalau dimakan juga enggak berantakan, Itu yang kita lakukan," tambahnya.
Campaign tersebut tak hanya dilakukan di Yogyakarta tetapi juga di Jakarta. Pasalnya, banyak masyarakat di Jakarta yang berwisata ke Yogyakarta.
"Campaign juga kita lakukan enggak cuma di Yogyakarta, tapi juga di Jakarta karena kita lihat Jakarta sebagai market potensi yang berwisata ke Jogja," kata Yudi.
"Jadi kita bikin word of mouth, alhamdulillah bisa diterima baik oleh konsumen di Jogja maupun Jakarta," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarangView this post on Instagram