Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/03/2025, 08:00 WIB
Nur Rohmi Aida

Penulis

KOMPAS.com – Ketupat telah lama dikenal sebagai sajian khas saat Idul Fitri tiba.

Biasanya, ketupat dihidangkan sebagai pelengkap dalam hidangan seperti sayur lodeh dan urap-urap, yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam perayaan lebaran di Indonesia.

Namun, selain disajikan sebagai makanan, ketupat juga memiliki tradisi unik di sejumlah daerah di Indonesia.

Di beberapa tempat, ketupat digantung di atas pintu-pintu rumah.

Lantas, apa makna dan alasan di balik kebiasaan ini?

Baca juga: Resep Ketupat Lebaran untuk 10 Orang, Cuma Pakai 2 Bahan

Alasan ketupat digantung di pintu

Konon, kebiasaan menggantung ketupat sudah dilakukan secara turun-temurun sejak dulu kala.

Dikutip dari laman Kampus Melayu, Guru Besar dan Ketua STAIN Bengkalis Samsul Nizar mengatakan, sebelum Islam masuk ke Indonesia, ketupat yang digantung dipercaya dapat mendatangkan keberuntungan.

Ia menjelaskan, pada abad ke-15 Masehi, Sunan Kalijaga mulai mengenalkan Islam salah satunya melalui ketupat.

Pemilihan ketupat sebagai sarana mengenalkan Islam, karena pada masa itu masyarakat sudah familiar dengan ketupat.

Masyarakat lokal pada zaman itu sudah terbiasa menggantungkan ketupat di depan rumah.

Baca juga: 7 Makanan Lebaran di Indonesia, Tak Hanya Ketupat dan Opor

Sunan Kalijaga lalu mengubah tradisi yang demikian dengan menjadikan ketupat sebagai sajian bernuansa Islami untuk menghilangkan unsur-unsur magis yang mengikatnya.

Sementara itu, Dosen Institut Agama Islam (IAI) Pangeran Diponegoro Nganjuk Muhammad Syaifullah mengatakan, umumnya masyarakat beranggapan ketupat yang digantung di atas pintu, merupakan wujud penghormatan kepada roh keluarga yang telah meninggal dunia.

Pada masa Sunan Kalijaga ketupat lumrah dibagikan kepada tetangga. Sehingga kebiasaan menggantung ketupat di atas pintu diadaptasi dari tradisi Jawa tempo dulu.

"Secara logika, ketupat sengaja digantung untuk menunjukan kepada tetangga, bahwa rumah tersebut memiliki ketupat untuk dimakan bersama," kata Syaifullah dikutip dari laman NU Online.

Sementara itu, Sejarawan Universitas Padjajaran Bandung, Fadly Rahman mengatakan, pada zaman dulu, terdapat tradisi menggantung ketupat yang dilakukan di tanduk kerbau.

Sebagaimana dikutip dari Kompas.com (30/4/2022) tujuannya, mewujudkan rasa syukur atas hasil panen yang dihasilkan.

Adapun saat ini umumnya tradisi menggantung ketupat masih dilakukan di beberapa tempat untuk menolak bala. Menurut dia, ketupat yang digantung biasanya berupa ketupat kosong.

Baca juga: Kenapa Ketupat Berbentuk Persegi Empat? Ini Sejarah dan Maknanya

Makna ketupat

Ketupat merupakan kependekan dari dua kata yakni:
1. Ngaku lepat (mengaku salah)

Dalam hal ini merujuk pada tradisi sungkeman yang menggambarkan pengakuan kesalahan baik yang disengaja maupu tidak.

2. Laku papat (mengakui empat tindakan)
Empat tindakan itu meliputi:

  • Lebaran: puasa ramadhan telah berakhir, dimaknai memohon ampun atas kelalaian diri.
  • Luberan: melimpah ruah seperti air tumpah, maksudnya mengingatkan diri untuk berbagi kepada fakir miskin dengan kelebihan harta yang dimiliki.
  • Leburan: memiliki makna meleburkan dosa dengan saling bermaaf-maafan.
  • Laburan: berasal dari kata labur atau kapur putih yang berarti hati seorang muslim akan kembali jernih.

Baca juga: 5 Fakta Ketupat, Simbol Keberagaman yang Identik dengan Lebaran

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Kuliner Khas Minang: Kue Neraka Rasa Surga, Seperti Apa Cara Buatnya?
Kuliner Khas Minang: Kue Neraka Rasa Surga, Seperti Apa Cara Buatnya?
Food Story
Ini Trik Pedagang Bikin Gorengan Renyah Kriuk Walau Sudah Dingin Tanpa Baking Powder
Ini Trik Pedagang Bikin Gorengan Renyah Kriuk Walau Sudah Dingin Tanpa Baking Powder
Tips Kuliner
Perbedaan Bajamba dan Barapak, Cara Makan Adat Khas Minangkabau
Perbedaan Bajamba dan Barapak, Cara Makan Adat Khas Minangkabau
Food Story
Mengenal Bajamba, Tradisi Makan Khas Masyarakat Minangkabau
Mengenal Bajamba, Tradisi Makan Khas Masyarakat Minangkabau
Food Story
2 Bahan Dapur Murah Ini Bikin Gorengan Lebih Harum dan Menggoda
2 Bahan Dapur Murah Ini Bikin Gorengan Lebih Harum dan Menggoda
Tips Kuliner
Rahasia Racikan Bahan untuk Gorengan Renyah dan Garing Lebih Lama
Rahasia Racikan Bahan untuk Gorengan Renyah dan Garing Lebih Lama
Tips Kuliner
Trik Tepung Panir Menempel Pada Gorengan, Tidak Mudah Rontok Saat Dingin
Trik Tepung Panir Menempel Pada Gorengan, Tidak Mudah Rontok Saat Dingin
Tips Kuliner
Ini Rahasia Hangatkan Gorengan agar Tak Menyerap Minyak dan Alot
Ini Rahasia Hangatkan Gorengan agar Tak Menyerap Minyak dan Alot
Tips Kuliner
Bangkok Jadi Destinasi Kota Kuliner Terbaik Asia 2025 versi World Culinary Awards
Bangkok Jadi Destinasi Kota Kuliner Terbaik Asia 2025 versi World Culinary Awards
Food News
Rose BLACKPINK Nikmati Nasi Goreng di Backstage, Intip Resepnya
Rose BLACKPINK Nikmati Nasi Goreng di Backstage, Intip Resepnya
Resep
Ada Semacam Benang Putih di Telur Mentah, Amankah Dimakan?
Ada Semacam Benang Putih di Telur Mentah, Amankah Dimakan?
Food News
Telur Rebus Berwarna Hijau di Bagian Kuningnya, Aman Dimakan?
Telur Rebus Berwarna Hijau di Bagian Kuningnya, Aman Dimakan?
Food News
Cara Mencuci Anggur yang Benar agar Lebih Bersih dan Aman Dikonsumsi
Cara Mencuci Anggur yang Benar agar Lebih Bersih dan Aman Dikonsumsi
Tips Kuliner
Resep Puding Labu Kuning Kenyal dan Gurih Santan, Dessert Pas Weekend
Resep Puding Labu Kuning Kenyal dan Gurih Santan, Dessert Pas Weekend
Resep
Bukan Direbus, Ternyata Inilah Cara Terbaik Membuat Telur Rebus
Bukan Direbus, Ternyata Inilah Cara Terbaik Membuat Telur Rebus
Tips Kuliner
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau