KOMPAS.com - Beras yang putih bersih sering kali dianggap sebagai tanda mutu terbaik. Warnanya menarik, tampilannya meyakinkan, dan tampak higienis di rak supermarket.
Tapi jangan terkecoh, karena beras yang terlalu putih bisa menandakan proses yang tidak wajar.
Baca juga:
Dilansir dari laman Kompas.com yang tayang pada Senin (14/07/2025), Ahli Teknologi Industri Pertanian dari IPB University, Profesor Tajuddin Bantacut, mengungkapkan bahwa beras putih mengilap justru berisiko kehilangan kandungan gizi alaminya.
Artikel ini akan mengulas lebih jauh alasan mengapa warna beras yang terlalu bersih bukan jaminan mutu, serta bagaimana mengenali beras sehat dari tampilannya.
Beras yang terlalu putih mungkin sudah kehilangan lapisan dedaknya. Padahal, dedak mengandung serat dan nutrisi penting yang baik bagi tubuh.
Saat dedak hilang akibat proses poles berlebihan atau bahkan pemutihan kimia, nilai gizinya pun ikut menyusut.
Profesor Tajuddin Bantacut mengingatkan, “Kalau saya sarankan ke masyarakat, mulai sekarang, jangan (beli) beras yang terlalu putih karena beras yang masih biasa, masih mengandung dedak, terdapat nutrisi-nutrisi yang bagus untuk makanan baik, seperti yang dilakukan di negara-negara maju.”
Negara-negara maju bahkan lebih menyarankan konsumsi beras dengan kandungan dedak yang masih utuh.
Tujuannya untuk menjaga asupan serat dan memperlambat indeks glikemik dari nasi yang dikonsumsi sehari-hari.
Penampilan beras yang putih rata bisa menipu. Banyak beras berkualitas baik justru memiliki warna putih susu yang tidak mengilap.
Variasi warna alami juga bisa menandakan beras berasal dari varietas berbeda atau belum mengalami perlakuan kimia berlebihan.
Menurut Tajuddin, ciri beras oplosan atau beras bermutu rendah justru bisa terlihat dari warnanya yang terlalu seragam atau mencolok.
“Warna beras yang terlalu putih, meski tidak selalu demikian, dikhawatirkan mengandung zat pemutih yang berbahaya pada kesehatan manusia,” jelasnya.
Bila menemukan beras yang warnanya mencolok dan terlalu bersih, sebaiknya periksa juga bau dan teksturnya sebelum dimasak.
Beras asli yang belum banyak melalui pemrosesan biasanya mengandung vitamin B, zat besi, dan serat dari kulit ari.
Lapisan inilah yang sering hilang dalam proses pemolesan untuk mempercantik tampilan beras. Sayangnya, tampilan bersih ini tidak sejalan dengan manfaat nutrisi.
Beras dengan warna alami cenderung lebih baik untuk kebutuhan harian karena masih mengandung komponen alami yang dibutuhkan tubuh.
Sebaliknya, beras yang tampak sempurna justru bisa jadi telah kehilangan kandungan pentingnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di siniLihat postingan ini di Instagram