Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beras Putih Bersih Belum Tentu Sehat, Ini Alasannya

Kompas.com - 15/07/2025, 10:03 WIB
Alma Erin Mentari

Penulis

KOMPAS.com - Beras yang putih bersih sering kali dianggap sebagai tanda mutu terbaik. Warnanya menarik, tampilannya meyakinkan, dan tampak higienis di rak supermarket.

Tapi jangan terkecoh, karena beras yang terlalu putih bisa menandakan proses yang tidak wajar.

Baca juga:

Dilansir dari laman Kompas.com yang tayang pada Senin (14/07/2025), Ahli Teknologi Industri Pertanian dari IPB University, Profesor Tajuddin Bantacut, mengungkapkan bahwa beras putih mengilap justru berisiko kehilangan kandungan gizi alaminya.

Artikel ini akan mengulas lebih jauh alasan mengapa warna beras yang terlalu bersih bukan jaminan mutu, serta bagaimana mengenali beras sehat dari tampilannya.

Ilustrasi beras. Pakar IPB jelaskan ciri-ciri beras oplosanPIXABAY/IMAGEPARTY Ilustrasi beras. Pakar IPB jelaskan ciri-ciri beras oplosan

Warna Cerah Bisa Menandakan Pemutih

Beras yang terlalu putih mungkin sudah kehilangan lapisan dedaknya. Padahal, dedak mengandung serat dan nutrisi penting yang baik bagi tubuh.

Saat dedak hilang akibat proses poles berlebihan atau bahkan pemutihan kimia, nilai gizinya pun ikut menyusut.

Profesor Tajuddin Bantacut mengingatkan, “Kalau saya sarankan ke masyarakat, mulai sekarang, jangan (beli) beras yang terlalu putih karena beras yang masih biasa, masih mengandung dedak, terdapat nutrisi-nutrisi yang bagus untuk makanan baik, seperti yang dilakukan di negara-negara maju.”

Negara-negara maju bahkan lebih menyarankan konsumsi beras dengan kandungan dedak yang masih utuh.

Tujuannya untuk menjaga asupan serat dan memperlambat indeks glikemik dari nasi yang dikonsumsi sehari-hari.

Warna Bukan Satu-satunya Tanda Mutu Beras

Penampilan beras yang putih rata bisa menipu. Banyak beras berkualitas baik justru memiliki warna putih susu yang tidak mengilap.

Variasi warna alami juga bisa menandakan beras berasal dari varietas berbeda atau belum mengalami perlakuan kimia berlebihan.

Menurut Tajuddin, ciri beras oplosan atau beras bermutu rendah justru bisa terlihat dari warnanya yang terlalu seragam atau mencolok.

“Warna beras yang terlalu putih, meski tidak selalu demikian, dikhawatirkan mengandung zat pemutih yang berbahaya pada kesehatan manusia,” jelasnya.

Bila menemukan beras yang warnanya mencolok dan terlalu bersih, sebaiknya periksa juga bau dan teksturnya sebelum dimasak.

ilustrasi beras. Kementan menemukan praktik beras oplosan.FREEPIK/FREEPIK ilustrasi beras. Kementan menemukan praktik beras oplosan.

Kandungan Gizi Beras Asli Lebih Kompleks

Beras asli yang belum banyak melalui pemrosesan biasanya mengandung vitamin B, zat besi, dan serat dari kulit ari.

Lapisan inilah yang sering hilang dalam proses pemolesan untuk mempercantik tampilan beras. Sayangnya, tampilan bersih ini tidak sejalan dengan manfaat nutrisi.

Beras dengan warna alami cenderung lebih baik untuk kebutuhan harian karena masih mengandung komponen alami yang dibutuhkan tubuh.

Sebaliknya, beras yang tampak sempurna justru bisa jadi telah kehilangan kandungan pentingnya.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Foodplace (@my.foodplace)

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau