KOMPAS.com - Sebanyak 30.000 dapur untuk Makan Bergizi Gratis (MBG) ditargetkan beroperasi hingga akhir 2025.
Hal ini disampaikan oleh Inspektorat Utama Badan Gizi Nasional (BGN) RI Brigjen (Purn) Jimmy Alexander Adirman dalam paparannya saat acara Silatnas I Tahun 2025, Gabungan Pengusaha Makan Bergizi Indonesia: MBG Masa Depan Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Senin (8/9/2025)
"Tahun 2025 itu (awalnya ditargetkan) 5.000 titik (dapur MBG). Tapi karena Presiden ke mana-mana datang kunjungan ditanya 'Pak, anak kami belum dapat makanan bergizi, di desa kami belum dapat makanan bergisi', itu yang rencana strategis pada 2029 (menargetkan sebanyak) 30.000 dapur (MBG) itu, dijadikan tahun 2025 harus dicapai," kata Jimmy, Senin (8/9/2025).
Jimmy memaparkan, hingga saat ini, total ada 7.300 dapur MBG yang siap dioperasionalkan. Sementara itu, sekitar 15.000 dapur tambahan sudah siap diverifikasi.
Sementara itu, pada akhir November ditargerkan akan ada sekitar 25.000 titik dapur MBG yang sudah aktif.
Baca juga: Program MBG Disorot, Apa Ciri Makanan Basi?
Melihat jumlah target yang meningkat dan batas waktu yang ditargetkan juga kian dekat, lantas bagaimana dengan kesiapan pasokan pangan untuk dapur MBG tersebut?
Jimmy menuturkan bahwa jelang hadirnya 25.000 titik dapur MBG yang ditargetkan aktif pada akhir November 2025, salah satu kesulitan yang perlu diwaspadai yaitu kesulitan pasokan pangan, khususnya di Indonesia bagian Timur.
"Jadi sebenarnya tiga bulan yang lalu sudah ada surat edaran dari Kementerian Dalam Negeri untuk mulai membangun dan menyentil teman-teman yang berternak, bertani, agar tidak terjadi kesulitan bahan baku nantinya, bilamana titik 25.000 dapur sudah mulai diaktifkan. Itu tidak lama lagi, November itu sudah harus dicapai," kata Jimmy.
Terpisah, Sekretaris Deputi Tata Kelola BGN RI Ermia Sofiyessi mengatakan total target 30.000 dapur MBG tersebut sudah termasuk 25.000 dapur yang diaglomerasi dengan mitra dapur. Mitra dapur yang dimaksud di sini yaitu para Pengusaha Makan Bergizi Indonesia.
Dari total target tersebut, katanya, sekitar 6.000 dapur ditargetkan untuk daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
"Terkait pangan, kalau dengan kebutuhan pangan ini, BGN itu tidak bisa segalanya, BGN itu bukan segalanya. Anggaran dari kita (BGN) itu hanya untuk makan, jadi pemerintah memberikan BGN sekian puluh triliun itu hanya untuk makan," kata Ermia.
Maka dari itu, lanjutnya, berkaitan dengan pasokan pangan, perlu adanya kerjasama antardaerah.
Berikut data kebutuhan pangan untuk satu dapur MBG dalam satu bulan, yang dipaparkan oleh Jimmy. Rincian pangan ini diporsikan untuk 3000 hingga 4000 penerima manfaat.