KOMPAS.com - Cemaran mikrobiologi disebut menjadi salah satu penyebab banyaknya kasus keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Pangan Olahan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Agus Yudi Prayudana dalam acara Silatnas I Tahun 2025, Gabungan Pengusaha Makan Bergizi Indonesia: MBG Masa Depan Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Senin (8/9/2025).
Yudi menyebutkan, kesimpulan tersebut diperoleh setelah pihaknya melakukan investigasi terhadap sumber kecenderungan kejadian luar biasa keracunan pangan.
"Kami sudah sampaikan hasil evaluasi kami, hasil analisis kami bahwa sebagian besar data menunjukkan adanya cemaran mikrobiologi," kata Yudi.
Artinya, kata Yudi, ada tahapan yang dilakukan pada pangan sehingga membuat makanan tersebut tercemar bakteri. Alhasil, merusak makanan dan berujung menyebabkan keracunan bagi penerima makanan.
Menyikapi hal ini, sambungnya, penting bagi pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk menerapkan lima kunci keamanan pangan.
Baca juga: Cara Antisipasi Keracunan pada Makan Bergizi Gratis Menurut BPOM
Mulai dari proses mendapatkan bahan baku, penyimpanan bahan pangan, proses memasak, pengemasan, hingga distribusi pangan.
"Di setiap tahapan itu ada resikonya, dan itu mohon kami sudah sampaikan kepada rekan-rekan di SPPG dan BGN untuk dikendalikan resiko-resiko tersebut agar tidak terulang kembali," tutur Yudi.
Yudi menuturkan, dalam ketahanan pangan olahan siap saji untuk Makan Bergizi Gratis, pihak pengelola alias pihak dapur dapat menjamin bahwa pangan yang digunakan aman untuk dikonsumsi.
Lebih lanjut, aturan penerimaan MBG yaitu memeriksa kondisi pangan ketika penyerahan, penting untuk diingat. Selain itu, pangan harus dikonsumsi maksimal empat jam setelah dimasak.
"Makanan maksimal dikonsumsi empat jam setelah dimasak, dan BGN setahu saya sudah punya SOP-nya (Prosedur Standar Operasional)," katanya.
Ia melanjutkan, dalam satu bulan terakhir, setidaknya tercatat ada lebih dari 40 kejadian keracunan MBG di Indonesia.
Maka dari itu, Yudi menuturkan peran para Pengusaha Makan Bergizi Indonesia di sini sangat penting untuk memantau keamanan pangan di setiap dapur MBG agar kejadian keracunan MBG tidak terulang kembali.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini