Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Serbia Membara, Ratusan Ribu Orang Blokade Jalan Tuntut Pemilu

BEOGRAD, KOMPAS.com - Serbia membara saat ratusan ribu pengunjuk rasa memblokade jalan-jalan utama di ibu kota, Beograd, dan kota-kota Serbia lainnya pada Minggu (29/6/2025).

Aksi tersebut merupakan demonstrasi dua malam berturut-turut sejak Sabtu (28/6/2025) ketika demonstran menyerukan pemilu lebih awal.

Dilansir dari AFP, sekitar 140.000 orang berunjuk rasa di pusat kota Beograd. Ratusan orang ditangkap dalam aksi pada Sabtu.

Di sisi lain, aktivis antikorupsi menyerukan lebih banyak aksi setelah penangkapan. Ribuan orang menanggapi seruan dengan melakukan berbagai blokade di sekitar ibu kota pada Minggu.

Di persimpangan utama Autokomanda, pengunjuk rasa mendirikan tenda-tenda dan bersiap untuk bermalam, menurut seorang fotografer AFP.

Beberapa demonstran juga membagikan foto-foto blokade dari beberapa kota lain, termasuk Novi Sad, dan menerbitkan rencana untuk lusinan protes serupa di seluruh negeri.

Novi Sad adalah sebuah kota di mana atap stasiun kereta apinya runtuh dan menewaskan 16 orang pada November 2024, memicu demonstrasi skala besar.

Sejak saat itu, aksi protes antikorupsi telah mengguncang negara Balkan tersebut karena tragedi Novi Sad dianggap menjadi puncak tragedi yang disebabkan oleh korupsi yang mengakar.

Media lokal dan video yang diunggah oleh para pengunjuk rasa menunjukkan massa dalam jumlah besar berhamburan ke jembatan-jembatan utama. Para mahasiswa membentuk penghalang dari tempat sampah dan pagar.

Menteri Dalam Negeri Serbia Ivica Dacic mengatakan kepada stasiun TV lokal Pink bahwa pihak berwenang sedang memantau situasi tersebut.

Sebelumnya Presiden Serbia Aleksandar Vucic pada Minggu tetap menentang tuntutan para pengunjuk rasa untuk pemilu lebih awal.

Dia menuduh gerakan demonstrasi yang dimotori oleh mahasiswa tersebut menyebabkan teror.

"Serbia telah menang, dan Anda tidak dapat mengalahkan Serbia dengan kekerasan seperti yang diinginkan sebagian orang," kata Vucic dalam pidato yang disiarkan televisi.

Pada Sabtu, aksi demonstrasi berujung bentrokan antara pedemo dengan polisi. Petugas menggunakan gas air mata dan pentungan untuk mencoba membubarkan massa yang juga melemparkan botol dan suar.

Pihak berwenang mengatakan, 48 petugas telah terluka, satu di antaranya serius, dan memperkirakan jumlah kerumunan mencapai 36.000.

Menjelang aksi demonstrasi pada Minggu, delapan orang ditangkap atas berbagai tuduhan termasuk berencana untuk memblokade jalan dan menyerang lembaga negara, kata Kantor Kejaksaan Tinggi.

Polisi mengatakan telah menahan 77 orang, dengan 38 orang masih dalam tahanan setelah unjuk rasa hari Sabtu.

"Ini bukan saatnya untuk mundur," kata penyelenggara protes di Instagram, mendorong orang-orang untuk berkumpul di luar kantor kejaksaan dan menuntut pembebasan orang-orang yang ditahan.

Namun Vucic berkeras akan ada lebih banyak lagi yang ditangkap karena menyerang polisi.

Ia mengatakan tidak akan ada negosiasi dengan "teroris" dan mereka yang ingin menghancurkan negara.

Pada hari Minggu, ia menegaskan kembali tidak akan ada pemungutan suara nasional sebelum akhir tahun 2026.

Kecaman atas bencana Novi Sad telah menyebabkan pengunduran diri perdana menteri negara itu dan perombakan kabinet.

Vucic telah berulang kali menuduh protes tersebut merupakan bagian dari rencana asing untuk menghancurkan pemerintahannya.

Lebih dari selusin orang telah ditangkap dalam beberapa minggu terakhir, tindakan keras yang kini telah menjadi rutinitas menjelang demonstrasi besar.

Setelah demonstrasi, para inisiator gerakan memutar pernyataan kepada massa yang menyerukan agar warga Serbia mengambil kebebasan dengan tangan sendiri.

https://www.kompas.com/global/read/2025/06/30/072600770/serbia-membara-ratusan-ribu-orang-blokade-jalan-tuntut-pemilu

Bagikan artikel ini melalui
Oke