KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengumumkan penambahan sumbangan ke Gaza sebesar RM100 juta atau sekitar Rp 386,2 miliar untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina.
Pengumuman itu disampaikan Anwar dalam pidato khusus di Dataran Merdeka, Kuala Lumpur, pada Minggu (24/8/2025).
Ia menyebut penambahan dana bantuan kemanusiaan ke Gaza tersebut melengkapi bantuan kemanusiaan sebelumnya sebesar Rp 386,2 miliar yang telah diumumkan pemerintah Malaysia pada 2023.
“Malam ini, saya umumkan di sini bahwa Malaysia akan menyumbangkan tambahan RM100 juta,” kata Anwar, seperti yang dilansir dari The Strait Times pada Senin (25/8/2025).
“Saya meminta warga Malaysia untuk ingat bahwa negara ini damai dan merdeka. Belajarlah dari ini dan jaga perdamaian serta kebebasan untuk semua.”
Anwar juga melontarkan kritik tajam kepada pemerintah Israel terkait kondisi kemanusiaan di Gaza.
Anwar kutuk Israel
Anwar menyebut situasi kelaparan yang terjadi sebagai “buatan manusia” dan menyayangkan banyaknya korban jiwa akibat akses bantuan yang terhambat.
“Segala jenis bantuan diberikan, tetapi para Zionis ini memutuskan membiarkan bantuan itu membusuk,” ujarnya.
“Manusia macam apa ini? Ini binatang! Orang mati dan kelaparan, tetapi makanan dan obat tetap berada di perbatasan,” lanjutnya.
“Saya berusia 78 tahun, dan saya belum pernah melihat kekejaman seperti ini. (Benjamin) Netanyahu dan kaki tangannya, mereka gila dan jahat.”
Anwar menegaskan, Malaysia tidak akan meninggalkan rakyat Palestina dalam perjuangan mereka.
“Kami menghormati semangat perjuangan kalian. Kami tidak akan pernah meninggalkan kalian sendirian. Warga Malaysia dan banyak sahabat lainnya bersama kalian,” tegasnya.
Anwar mengenang keterlibatannya dalam isu Palestina sejak muda, ketika diundang oleh almarhum pemimpin Palestina Yasser Arafat ke konferensi Organisasi Pembebasan Palestina di Aljazair pada 1983.
“Sekarang, pada 2025, masih sama,” katanya.
Ia menambahkan Malaysia, sebagai negara yang pernah dijajah Inggris, menentang segala bentuk kolonisasi.
“Apa yang terjadi di Gaza sekarang adalah bentuk kolonisasi,” ucapnya.
Anwar juga mengutip pemikiran almarhum akademisi Palestina-Amerika Edward Said yang menyebut kondisi Palestina sebagai bentuk “politik pengambilalihan hak”.
“Itu berarti semua yang kalian miliki diambil. Tanah, air, rumah, keluarga, anak-anak, bayi, semuanya diambil,” jelasnya.
Pidato Anwar diakhiri dengan doa bersama untuk Gaza.
Ia meninggalkan lokasi sekitar pukul 22.20, waktu setempat didampingi Menteri Komunikasi Fahmi Fadzil, Menteri di Departemen Perdana Menteri (Wilayah Persekutuan) Zaliha Mustafa, dan Sekretaris Utama Pemerintah Shamsul Azri Abu Bakar.
Aksi solidaritas ini dihadiri puluhan ribu warga Malaysia yang memadati Dataran Merdeka sejak sore.
Banyak peserta mengenakan pakaian putih dan membawa poster bertuliskan #GazaBangkit sebagai simbol dukungan terhadap perjuangan Palestina.
Dalam acara yang sama, Anwar meluncurkan dan memberangkatkan Konvoi Sumud Nusantara yang melibatkan delapan negara, termasuk Malaysia, Indonesia, Pakistan, Bangladesh, Sri Lanka, dan Thailand.
Konvoi ini akan berangkat dalam dua kelompok pada 31 Agustus dan 4 September menuju Spanyol dan Tunisia sebelum bergabung dengan Flotilla Global ke Gaza.
Pergerakan ini digadang sebagai flotilla terbesar dengan melibatkan puluhan kapal dan lebih dari 50 negara.
https://www.kompas.com/global/read/2025/08/25/204325070/malaysia-tambah-bantuan-rp-386-m-untuk-gaza-anwar-kecam-israel