JAKARTA, KOMPAS.com - Gelombang demonstrasi di Indonesia yang masuk pekan kedua ini masih menjadi perhatian media asing.
Warna pink dan hijau yang menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan bagi rakyat Indonesia turut menjadi perhatian.
Pada Rabu (3/9/2025), atribut pink dan hijau dengan cepat dipakai para pengunjuk rasa untuk mengekspresikan protes sekaligus harapan akan perubahan yang lebih baik dalam sistem pemerintahan Indonesia.
Arti warna pink dan hijau
Ratusan wanita dari Aliansi Perempuan Indonesia (IWA) memakai pakaian merah dan membawa sapu muda berbaris memadati jalan menuju gedung DPR di ibu kota Jakarta pada Rabu untuk melancarkan aksi protes atas pelanggaran hukum oleh polisi dan pemborosan anggaran oleh pemerintah.
IWA mengatakan bahwa sapu lidi yang mereka bawa melambangkan keinginan untuk “menyapu bersih kotoran negara, militerisme, dan represi polisi”.
Para demonstran juga mengangkat papan bertuliskan “reformasi polisi”.
“Protes bukanlah kejahatan, melainkan hak demokrasi yang melekat pada setiap warga negara,” ujar salah satu pengunjuk rasa, Mutiara Ika, sebagaimana yang dilansir dari BBC pada Rabu (3/9/2025).
IWA menyatakan bahwa pilihan warna pink melambangkan keberanian.
Dari demo di Jakarta pada Kamis (28/8/2025), ada suatu peristiwa mengesankan, di mana seorang ibu berdiri di luar Gedung DPR melawan aparat polisi yang hendak memukul mundur massa.
France24, media asal Perancis, menyoroti ibu tersebut yang memakai jilbab pink dan memegang bendera Indonesia berusaha melawan aparat.
Sedangkan, hijau, yang digunakan oleh pengunjuk rasa lainnya, sebagai bentuk solidaritas kepada Affan Kurniawan yang meninggal dengan menggunakan jaket hijau milik perusahaan.
Affan meninggal pada Kamis (28/8/2025) malam waktu setempat karena dilindas kendaraan taktis (rantis) polisi yang melaju serampangan di antara massa yang berdemo di Jakarta.
Di dunia maya, orang-orang menyebut warna "hijau pahlawan" dan "pink pemberani".
Sehingga, kini, banyak yang mengubah gambar profil media sosial mereka dengan filter warna tersebut dan menjadikan dua warna tersebut sebagai simbol perlawanan terhadap rezim yang semena-mena.
Desakan untuk “Reset System”
Melansir Agence France-Presse (AFP) pada Kamis (4/9/2025), grafiti bertuliskan “Reset System” terpampang di atas sebuah persimpangan di Kota Yogyakarta.
Grafiti itu diwarnai dengan warna pink dan hijau mencolok.
Media Perancis ini melihat kedua warna tersebut dengan cepat menjadi simbol gerakan solidaritas setelah kerusuhan, yang dipicu oleh ketidakpuasan terhadap ketimpangan ekonomi dan fasilitas mewah anggota DPR.
Gerakan pink dan hijau yang lahir dari protes tersebut mendesak Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan DPR melakukan evaluasi atas kebijakan fasilitas mewah yang memperluas gap antara anggota perwakilan rakyat dengan masyarakat umum.
Massa menyoroti fasilitas DPR yang mencakup tunjangan perjalanan luar negeri dan perumahan bagi anggotanya, yang mana nilainya hampir 10 kali lipat dari upah minimum di Jakarta.
“Ini soal sistem yang sepenuhnya korup, jarak antara orang di pemerintahan, parlemen, dan kita sebagai rakyat yang harus mereka layani terlalu besar,” kata Dila (28) di ibu kota Jakarta kepada AFP.
Di sela pekerjaannya sebagai karyawan kantoran, Dila mengaplikasikan filter pink dan hijau cerah pada foto profil Instagram dan WhatsApp miliknya.
Seperti kebanyakan orang, Dila mengadopsi gerakan pink dan hijau secara daring sebagai bentuk solidaritas dan cara untuk menyebarkan informasi kepada mereka yang belum tahu atau tidak turun ke jalan.
"Yang kita butuhkan sekarang adalah solidaritas satu sama lain…karena jalan masih panjang," ujarnya.
Pelanggaran HAM yang harus segera diselidiki
Media Inggris, BBC, menyoroti adanya indikasi pelanggaran hak asasi manusia dalam serangkaian aksi unjuk rasa di Indonesia.
Kantor HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyerukan untuk “investigasi yang cepat, menyeluruh, dan transparan” atas pelanggaran hak asasi manusia dalam penanganan protes di Jakarta.
"Negara harus segera memenuhi semua tuntutan rakyat selama demonstrasi sebelum jatuhnya korban lebih lanjut," kata Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid.
Menurut data Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), setidaknya 10 orang tewas selama gelombang demonstrasi pada akhir Agustus, beberapa diduga akibat kekerasan polisi.
Sementara, setidaknya 1.042 orang dilarikan ke rumah sakit di seluruh nusantara.
Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Anis Hidayah, mengatakan situasi saat ini mengkhawatirkan, terutama karena kekerasan yang dilakukan oleh aparat yang terus berlanjut sepanjang demonstrasi.
"Tindakan-tindakan ini merupakan akibat dari ruang dialog yang sangat terbatas. Ketika orang ingin menyampaikan masalah dan kesulitannya, ruang tersebut seolah tersedia, tetapi tidak mudah diakses," ujar Anis dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (2/9/2025).
Dalam upaya untuk meredakan protes nasional, Presiden Prabowo Subianto mengumumkan pada Minggu bahwa beberapa tunjangan yang didanai negara kepada anggota DPR akan direvisi, termasuk besaran tunjangan.
Meski langkah itu disambut baik oleh para pengunjuk rasa, beberapa pihak berpendapat tindakan itu belum cukup jauh.
"Ini bukan hanya tentang satu isu, tetapi tentang keprihatinan jangka panjang terkait kesenjangan, tata kelola, dan akuntabilitas," ujar Herianto, mantan koordinator pusat Persatuan Pelajar Seluruh Indonesia, kepada BBC.
"Perubahan simbolis memang penting, tetapi masyarakat mengharapkan reformasi yang lebih mendalam, terutama di bidang-bidang yang berdampak pada warga biasa, seperti kebijakan pertanian, pendidikan, dan kesempatan ekonomi yang adil," tambahnya.
"Tujuan utamanya adalah mendorong tata kelola yang lebih akuntabel, transparan, dan berpusat pada rakyat," tandasnya.
https://www.kompas.com/global/read/2025/09/04/132203470/media-asing-soroti-simbol-pink-hijau-dalam-demo-indonesia