LONDON, KOMPAS.com - Pendiri WikiLeaks Julian Assange menderita stroke di Penjara Belmarsh, menurut tunangannya Stella Moris pada Minggu (12/12/2021).
Pria berusia 50 tahun itu masih ditahan di penjara dengan keamanan maksimum, sambil memerangi ekstradisi ke Amerika. Kini dia dipenjara dengan kelopak mata kanan terkulai, masalah memori, dan tanda-tanda kerusakan saraf.
Baca juga: Awal Perjalanan Julian Assange Membangun Web Kontroversial WikiLeaks
Dia yakin stroke ringan itu dipicu oleh tekanan dari tindakan pengadilan AS yang sedang berlangsung terhadapnya, dan penurunan kesehatannya secara keseluruhan saat dia menghadapi Natal ketiganya di balik jeruji besi.
Stroke itu terjadi bersamaan dengan gelar Pengadilan Tinggi melalui tautan video dari Belmarsh pada Oktober.
Sebuah 'serangan iskemik transien' – gangguan suplai darah ke otak – bisa menjadi tanda peringatan stroke penuh.
Assange sejak itu menjalani pemindaian MRI dan sekarang mengonsumsi obat anti-stroke.
Tunangannya, Moris (38 tahun) mengatakan: “Julian sedang berjuang dan saya khawatir stroke ringan ini bisa menjadi awal dari serangan yang lebih besar. Ini menambah ketakutan kita tentang kemampuannya untuk bertahan semakin lama pertempuran hukum yang panjang ini berlangsung.”
Baca juga: 6 Dokumen Rahasia Bocoran WikiLeaks yang Hebohkan Dunia
“Ini harus segera diselesaikan. Lihatlah hewan-hewan yang terperangkap dalam sangkar di kebun binatang. Ini mempersingkat hidup mereka. Itulah yang terjadi pada Julian,” ujar wanita yang juga seorang pengacara itu.
Kasus-kasus pengadilan yang tidak pernah berakhir menurutnya sangat menyiksa secara mental bagi Assange. Dia pun ditahan di selnya untuk waktu yang lama dan “kekurangan udara segar dan sinar matahari, (sementara) dia membutuhkan diet yang cukup dan stimulus”.
Assange menghadapi kemunduran hukum besar pada Jumat (10/12/2021), ketika Pengadilan Tinggi membatalkan keputusan yang dibuat tahun ini, terkait pencegahan ekstradisi ke AS untuk menghadapi dakwaan berdasarkan Undang-Undang Spionase AS.
Pengacaranya berhasil berargumen bahwa Assange akan ditahan dalam kondisi yang dapat menyebabkan risiko bunuh diri yang serius jika dipindahkan ke AS.
Pengadilan Tinggi membatalkan putusan sebelumnya setelah pemerintah AS menawarkan jaminan tentang kemungkinan pemenjaraannya.
“Saya yakin ‘permainan catur’ terus-menerus ini, pertempuran demi pertempuran, stres yang ekstrim, adalah penyebab stroke Julian pada 27 Oktober,” ujar Moris melansir Daily Mail pada Minggu (12/12/2021).
Baca juga: Pendiri WikiLeaks Julian Assange Tidak Termasuk dalam Daftar Nama yang Diampuni Trump
Dia merasa sangat tidak sehat, terlalu sakit untuk mengikuti sidang, dan dimaafkan oleh hakim, tetapi dia tidak bisa meninggalkan ruang video penjara.
"Pasti sangat mengerikan mendengar banding Pengadilan Tinggi di mana Anda tidak dapat berpartisipasi, sementara itu membahas masalah kesehatan mental Anda dan risiko bunuh diri Anda dan di mana AS berargumen bahwa Anda mengada-ada,” kata tunangan Assange.